Awal yang baik untuk hari ini karena hari ini adalah hari di mana aku datang ke sekolah, mengingat beberapa hari yang lalu libur kenaikan kelas.
Aku Thyara Adyara Gabriel, tinggal di pusat kota di Jakarta bersama kedua orang tua dan 2 kakak laki-laki.
Ayahku Andra Putra Gabriel adalah seorang pengusaha yang cukup terkenal di Indonesia. Mengingat kerja kerasnya membangun perusahaan tersebut yang berkecipung dalam dunia periklanan dan pertelevisian swasta.
Ia sangat berkerja keras dalam mendapatkan kesuksesannya sekarang ini.
Bundaku Mhyta Airasari seorang wanita yang cerdas, mandiri, dan keibuan bagiku. Ia segalanya dan akan menjadi prioritas utama dalam hidupku.
Ia adalah karyawan Ayah sebelum menjadi istri ayah, karyawan yang memegang kendali dalam bagian akutansi dan keuangan.
Bundaku ini sangat cantik, jadi tak salah jika ayah sangat protektif terhadap bunda. Setelah bunda menikah dengan ayah, bunda mengabdikan diri sebagai ibu rumah tangga.
Tapi tak jarang juga ia ikut memantau kerja karyawan di perusahaan ayah. Jadi kesuksesan ayah sekarang ini tak luput dari peran seorang "bundaku" yang mendukung ayah selalu.
Ku bilang pada kalian orang tuaku bukanlah seorang billioner. Tapi keluarga kami bisa dibilang berkecukupan dalam segala hal.
Novaricho Putra Gabriel, kakak pertamaku ini berumur 25 tahun. Sekarang ia bekerja membantu mengelola perusahaan milik ayah.
Kak cau panggilanku terhadapnya. Sedikit aneh memang tapi kak cau tak pernah keberatan saat aku memanggilnya dengan nama itu.
Ardhika Putra Gabriel, kakak keduaku ini berumur 22 tahun. Bisa dibilang kalau dia ini adalah seorang playboy dengan selalu berganti-ganti pacar seperti berganti pakaian.
Jangan salahkan dia kalau memang dia cukup tampan bagi kalangan perempuan di luaran sana.
Aku bersekolah di salah satu SHS terfavorit di kota ini.Bukan hanya biaya masuknya yang cukup geleng kepala, namun juga karena siswa-siswa yang terbilang pintar.
Aku sekarang kelas XI dan beberapa bulan lagi aku akan genap 17 tahun. Aku memiliki tiga sahabat dekat mereka adalah Dira, Alfita, dan juga Meli.
Kita selalu menghabiskan waktu dengan bermain di salah satu rumah kita. Atau juga menghabiskan waktu kita dengan berjalan-jalan ke mall atau taman kota.
. . .
Aku berjalan melewati lorong sekolah yang cukup panjang untuk menuju kelasku. Tak jarang aku tersenyum menimpali sapaan teman atau adik maupun kakak kelas.
"Heiii..!" suara itu cukup mengagetkanku dan membuatku reflek menengok ke sumber suara.
Ternyata dan tak lain tak bukan Meli yang memang sengaja mengagetkanku.
"Astaga Meli, kau tau kau membuatku kaget bodoh," kataku dengan sebal yang di sambut cengiran lebar seorang Meli.
"hehe, sorry bestie. Aku terlalu bahagia menyambut datangnya sekolah." Jawabnya dengan cengiran yang tetap ada di bibirnya.
"yayaya, btw Dira dan Alfi belum datang?" Tanya ku sambil berjalan kembali menuju kelas kita.
"I think mereka sudah ada di kelas. Kau lupa Dira dan Alfi lebih rajin datang pagi di bandingkan kau yang selalu datang mepet bel sekolah" kata Meli sambil tertawa sedangkan aku hanya medengus sebal mendengar ocehannya.
"Up to you girl, I don't care. Walaupun aku datang 1 menit sebelum bel tapikan aku tidak terlambat, wlee..." kataku sambil mengejeknya, dan kamipun tertawa hingga masuk ke kelas.
YOU ARE READING
With Love
Teen FictionThyara yang ramah dan Rendy yang dingin. Rendy yang menyukai Thyara tanpa Thyara sadari setelah berbulan-bulan. Sampai dare itu mengharuskan Rendy melibatkan Thyara dalam permainan itu. Sampai Rendy mulai memberanikan diri menunjukan rasa peduli dan...