Eight- Kepastian

65 7 2
                                    

Happy Reading Kawan

Bel istirahat berbunyi, seperti biasa aku dan sahabatku akan ke kantin mengisi jam istirahat. Karena tadi Dira yang heboh mencari handphone yang ternyata ada di sakunya mebuat kita telat datang ke kantin. Lihat saja, pasti kantin sudah penuh oleh para siswa yang ingin makan di kantin.

"Tuhkan, Dira sih pelupa. Lihat tuh kantinnya dah penuh nggak ada kursi kosong lagi tuh!" Gerutu Meli pada Dira. Sedangkan Dira hanya tersenyum tanpa bersalah.

Saatku mengedarkan pandanganku di seluruh kantin, mataku bertemu dengan mata coklat Kak Rendy. Kak Rendy terlihat sedang duduk dengan sahabat-sahabatnya. Tak lama, Kak Rendy beranjak dari tempat duduknya dan menghampiriku.

"Hai" sapanya ketika sudah ada di hadapanku. Seluruh pasang mata menatapku dan kak Rendy. Jelas saja, Kak Rendy adalah salah satu most wanted di sekolah ini dan pasti banyak yang mengidolakan Kak Rendy di sini.

"Hai kak" sapa Meli. Haduh orang yang di sapa aku malah dia yang jawab sapaan Kak Rendy. Akupun mencupit pinggang Meli, ia pun mengaduh kesakitan. Sedangkan Kak Rendy menatapku dan sahabatku dengan kebingungan sedangkan aku hanya terseyum malu.

"Kalian nggak duduk?" tanyanya lagi pada kami. Tuh kan dinginnya dateng lagi. Dasar kak Rendy bunglon.

"Kantinnya penuh kak" Kata Alfi sambil menujukan senyum manisnya.

"Iya kak, kantinnya penuh" Lah ini lagi Dira nggak kalah genit sama Kak Rendy.

"Duduk sama aku aja" Kata Kak Rendy menatapku.

"beneran kak?" Tanya Meli. "Yaudah guys ayo!" seru Meli menarik tanganku tapi aku tetap mempertahankan posisiku.

"Nggak usah kak. Kita balik ke kelas aja" kataku.

"kok gitu sih Thyk" Kata Meli dengan muka bingungnya.

"Gaenak sama Kak Rendy, mana tuh banyak yang ngeliatin kita. Kamu lupa Kak rendy udah punya fansbase?" kataku berbisik pada Meli. Ya, bukan fansbase sih sebenernya Cuma penggemar fanatik aja.

Followers kak Rendy bahkan sampai 15k, sedangkan followingnya hanya 200 dan salah satunya aku. Dia banyak followers karena Kak Rendy orangnya aktif, ikut lomba, kegiatan sana sini. Jadi banyak yang kenal di tambah paras wajah dan badan kokohnya itu.

Kak Rendy pernah cerita kalo dia baru bikin Instagram sama Twitter kelas 1 SMA karena banyak kegiatan yang mengharuskan memiliki 2 sosmed itu. Belum sehari dia punya Instagram sama Twitter ia sudah mendapat 400 followers itu semua adalah teman-teman cewek di sekolah dan sekolah lamanya. Entah dari mana mereka tahu akun tersebut milik Kak Rendy.

"Kenapa thyk?" Tanya Kak Rendy.

"Gapapa Kak, gaenak nanti ganggu kakak sama temen-temen kakak" kataku.

Tiba-tiba Kak Nita datang menghampiri kami.

"Heiii! Gabung aja kali Thyk" kata kak Nita sambil mengedipkan matanya dan aku tersenyum merona. Tanpa menjawab akupun di tarik oleh Kak Nita. Teman-temankupun juga ikut bergabung dengan Kak Rendy dan teman-temannya.

Aku duduk di samping Kak Rendy sedangkan Kak Rian, Kak Nita, Kak Redo, Kak Rio dan Meli ada di depanku. Di samping Kanan kak Rendy ada Kak Angga, Kak Sandra, Kak Anggun, dan Kak Gilang. Sedangkan Alfi dan Dira ada di samping kiriku. Jadi bentuk meja yang dita tempati ini berbentuk persegi panjang. Sebenernya gabungan dari 2 meja kantin di jadikan satu.

Ini salah satu meja keramat bagi anak-anak karena ini adalah meja Geng Kak Redo. Letaknya ada di pojok dekat dengan taman, Nyaman karena angin semilir sangat terasa.

"Kamu mau makan apa?" Tanya Kak Rendy

"Ow..Oww.... Oww... Jadi udah aku kamuan nih?" Ejek Kak Angga yang langsung diikuti gelak tawa dari yang lainnya. Aku hanya mengulum senyum dan menunduk menutupi pipiku yang aku yakini pasti memerah.

"Apaan sih! Dia kan nggak biasa pake lo-gue. Yaudah gue ke dia Aku-kamu" Jelas Kak Rendy.

"Yadehh, percaya aje kalo sama lo mah" Kata Kak Rio.

"Kamu mau pesen apa?" Tanya Kak Rendy mengabaikan Kak Rio.

"Soto aja deh kak, sambelnya yang banyak"

"Yaudah, aku pesenin dulu ya"

Tak lama kemudian Kak Rendy datang membawa 2 mangkok soto dan 1 jus mangga dan 1 es jeruk.

"nih, soto sama sambelnya aku pisah gapapa ya, gatau seberapa suka kamu sama sambel. Ini juga ada Jus Mangga" Kata kak Rendy sambil memindahkan mangkok dan jus mangga ke hadapanku.

Aku hanya tersenyum menunduk menutupi rona kemrahan yang ada di pipi. Semua mata menunjukan ketertarikan dengan sifat gantleman Kak Rendy. Dan aku adalah orang yang beruntung mendapat perhatiannya saat ini. Perhatiannya?

Ehem, Lupakan kepedanku tadi. Jujur aku mulai suka sama kak Rendy. Semua sikapnya bikin aku melting terus. Berangkat bareng, anter aku pulang, bahkan Cuma dengan dia menatapku saja sudah membuat kupu-kupu terbang di perutku.

"Thyk, kamu kenapa? sakit? Kok mukanya merah?"

"Haa? E.. enggak kok kak" kataku dengan gugup.

"di makan thyk! Mau aku suapin?"kata Kak Rendy dingin namun ada nada perhatian di sana.

"Eh... gausah kak ini mau di makan" kataku gugup.

. . . .

Entahlah semua seperti mimpi, dekat dengan Kak Rendy dan mengetahui perasaanya walau bukan dari orangnya langsung. Jujur rasa ini mulai tumbuh, dan bahkan sudah lama bersarang di dalam hati.

Kepastian? Masih sebatas adek kelas dan kakak kelas. Ehm, adek kakak-an kali hahaha...

Meli, Dira dan Alfi sering menanyakan hubunganku dengan Kak Rendy. Mungkin kedekatanku dengannya sudah sangat mencolok hingga banyak yang mengira jika kami ada hubungan spesial.

Seperti sekarang sudah dari 15 menit yang lalu aku di introgasi oleh Meli, Dira dan Alfi tentang hubunganku dan Kak Rendy. Setelah tadi Kak Rendy bersikap baik padaku saat di kantin. Dan entah keberuntungan atau petaka jam Matematika kosong selama 3 jam pelajaran.

"Jadi kamu sama Kak Rendy udah pacaran belum sih Thyk?" Tanya Meli heboh.

"Iya kamu udah deket gitu belum di tembak-tembak sama Kak Rendy?" Timpal Dira

"Bukannya cewek itu butuh kepastian ya?" tanya Alfi sambil menatapku tajam.

"Ya emang belum kan? Ya kali aku kudu ngejar-ngejar Kak Rendy terus buat bisa dia pacaran sama aku?" Kataku lesu.

"Kamu rela Thyk di gantungin gini? Kamu cewek, cewek butuh kepastian. Kau banyak yang suka Thyk." Kata Meli menggebu-gebu.

"tapi aku nggak nuntut untuk punya pacar Mel, Kak Rendy bersikap kayak gini aja aku dah seneng" Kataku.

"Kamu bakal tau apa pentingnya kepastian untuk cewek Thyk kalo kamu udah ngerasain nantinya" Kata Dira.

"Kita bakal ada untuk kamu di saat-saat itu tiba Thyk, jangan nutupin masalah kamu ya Thyk suatu saat nanti" Kata Alfi. Aku tersenyum menatap Ketiga sahabatku. Sungguh Bahagia aku memiliki mereka saat ini.

TBC.

Butuh gak sih kepastian? Butuh lah  ya, semoga Thyara cepet di sadarkan akan butuhnya kepastian yaa wkwk

Don't forget to Vote and Comment yaa :*

With LoveWhere stories live. Discover now