Happy Reading...
"Iya Thyk jadi sebenarnya Rendy udah lama suka sama kamu"
Kata-kata itu terus terngiang di kepalaku, malam itu setelah acara keceplosan kak Nita kalau Kak Rendy menyukaiku ia langsung menceritakan padaku jika memang benar jika Kak Rendy sudah cukup lama menyukaiku.
Kaget, seneng, bingung, itu dah jadi satu. Sudah dua hari ini Kak Rendy memang selalu menanyakan kabarku. Meli, Dira dan Alfi juga belum tau tentang hal ini. Tetapi tak jarang juga mereka menggodaku ketika tidak sengaja melihat ada pesan masuk dari Kak Rendy.
Sejak kejadian ToD kak Rendy memang lebih sering menghubungiku dan tak secuek dulu. Namanya kak Rendy pasti akan selalu misterius. Ia benar-benar tak bisa ditebak. Kadang baik banget, kadang tiba-tiba genit, kadang juga diem banget. Tapi sekecil apapun ia bertindak hal itu sukses membuat rona merah di wajahku. Dan sudah beberapa kali Kak Rendy menyadari itu.
"Heh Dek!" lamunanku buyar seketika saat Kak Cau tiba-tiba mengagetkanku.
"Kak Cau" sapaku sambil tersenyum lalu berjalan memeluknya.
"kenapa kamu. Udah 5 hari kakak nggak ketemu kamu. Kakak kangen tau" Aku hanya tertawa mendengarnya dan memukul pungguk Kak Cau.
"Halah, kayak Kak Cau peduli aja. Biasanya juga kakak yang pergi berhari-hari" Kataku sambil merenggangkan pelukan dan duduk di kursi yang berada di balkon kamarku.
"Bukan gitu. Kakakkan pulang buat ketemu kamu. Kalo kakak pulang kamu ga adakan sama aja dong kangen kakak nggak terobati" kata kak Cau yang membuatku terkekeh, lalu kak cau berjalan mendekatiku lalu memelukku lagi.
"kamu itu adek kecil kakak, selamanya bakal kayak gitu" kata Kak Cau dan ku jawab dengan anggukan kecil. "kamu udah punya pacar?" Tanya kak Cau tiba-tiba.
Aku menggeleng "nggak kak, aku belum punya pacar. Emang kenapa?" tanyaku.
"gapapa, tadi ada cowok dateng ke sini nitipin barang buat kamu. Orangnya ganteng, tapi kalo dilihat-lihat orangnya cool banget gitu"
DEG...
kata-kata kak Cau sukses membuatku menegang. Ganteng dan cool aku yakin itu kak Rendy. Ngapain coba Kak Rendy kesini? Aduhh....
"barang? Barang apa?" tanyaku menutupi kegugupan.
"Tuh" Kak Kevin menunjuk ke kotak yang berada di atas kasurku. Akupun langsung berjalan ke ranjang yang letaknya di tengah ruang kamarku.
"apa dek isinya?"
"Hah, gatau.. Kak Cau keluar dong"
"apaan sih dek, kenapa emangnya?" Tanya kak Cau. "Wah, wah jangan-jangan dari penggemar rahasia kamu ya? Kakak sih setuju sama cowok yang tadi. Dia ganteng, tinggi, masih muda seumuran sama kamu juga tapi dia berwibawa. Emang siapa sih dek dia?" Kepo Kak Cau. Sungguh kalo gini critanya udah susah mbujuk kak Cau.
"Gatau kak dari siapa, makanya kakak keluar dulu, Please" kataku menunjukkan mata puppy eyes. Hahaha kalau gini Kak Cau bakal luluh.
"cukup dek, tutup mata sialan kamu. Okey kakak keluar"
Kak Cau pun keluar dari kamarku, sedangkan tawaku yang sedari tadi ku tahan akhirnya bisa terlepas. Setelah puas tertawa fokuskupun kembali ke kotak berukuran 20x20 yang berwarna pink dengan motif bintik-bintik. Ku buka pita yang memengikat indah kotak tersebut. Lalu ku buka kotaknya.
Coklat?
"coklat ini mahal banget. Dari mana kak Rendy dapet?" Gumamku.
Saat ingin memindahkan kotak, tak sengaja aku melihat secarik surat yang jatuh di dekat kakiku.
YOU ARE READING
With Love
Teen FictionThyara yang ramah dan Rendy yang dingin. Rendy yang menyukai Thyara tanpa Thyara sadari setelah berbulan-bulan. Sampai dare itu mengharuskan Rendy melibatkan Thyara dalam permainan itu. Sampai Rendy mulai memberanikan diri menunjukan rasa peduli dan...