Happy Reading Guys 😙😙
Bel pulang sekolah berbunyi, dan aku sekarang deg-degan banget. Ya karena ajakan Kak Rendy tadi. Kak Rendy ini nggak pernah deket sama cewek, (setau aku sih). Dia jarang banget mboncengin cewek hampir ga pernah malah.
Yang pernah di bonceng kak Rendy itu Kak Nita karena waktu itu kak Redo lagi sakit jadi kak Rendy disuruh nganter Kak Nita ke rumah Kak Redo. Selain itu, aku nggak pernah liat lagi.
Yang buat aku takut lagi adalah, kak Rendy banyak fans nya apalagi kakak kelas. Meraka bahkan banyak yang terang-terangan mengejar Kak Rendy.
“Eh Thyk kamu udah bilang ke Pak Mamang kalo kamu nggak di jemput?” Tanya Dira.
“udah kok” kataku
“Yaudah kamu mau keluarkan? Barengan aja yuk” ajak Alfi.
“yuk, kata papa aku. Papa aku udah nunggu di depan nih. Ayo cepetan” Ajak Meli sambil menarik tanganku, dan aku reflek menarik tangan Alfi sedangkan alfi menarik tangan Dira.
Sesampainya di depan Meli yang tiba-tiba berhenti membuatku menabrak punggungnya dan kamipun jatuh.“ADAWW, ISH KALIAN ITU” teriak Meli.
“Ish, kamu Meli kalo berhenti bilang-bilang dong!” bentak Alfi
“Ya, maaf ih, tuh kan untung aja nggak lecet!” kata Meli lalu kami berdiri. Saat aku berdiri kakiku dan sikuku terasa perih.
“Eh, kamu luka tuh Thyk, aish sorry ya thyk” kata Meli meminta maaf sambil ikut membersihkan siku dan lututku yang kotor.
“gapapa kali, udah sana kamu udah di jemput kan?” tanyaku pada Meli.
“Ihh, kamu luka tau Thyk” ulang Dira.
“udah gapapa, Cuma luka kecil kok” kataku menenangkan mereka.
“tapi…” kata-kata Meli terpotong dengan panggilan papanya
“Meli, ayo nak pulang”ajak Papa Meli.
“Eh, halo om” sapa ku dan yang lain sambil berjabat dan mencium tangan papa Meli.
“Halo, kalian sudah di jemput?” Tanya Papa Meli.
“udah kok om” kata Dira dan Alfi.
“kalo Thyara?” Tanya Papa Meli padaku. Tapi sudah keburu di jawab oleh Meli.
“Udah pah, Thyara udah di jemput di gerbang sama calon pacar” kata Meli sambil tertawa.
“Oh, yasudah kalo gitu kita pamit dulu ya” kata papa Meli , lalu Dira dan Alfi ikut pamit sedangkan aku hanya terseyum dan melambaikan tangan pada mereka.
Akupun berjalan tertatih menuju gerbang dan melihat Ninja merah dan beberapa motor di sana.
“Hai kak” sapaku pada mereka.
“Hai Thyara” sapa Kak Nita dengan senyum yang lebar.
“kita mau ke mana kak?” tanyaku
“udah ikut aja sama kita, oiya kamu nggak bawa helm ya?” Tanya kak Nita dan aku menjawab dengan anggukan.“Aduh gimana ya? Yaudah nanti kamu sama Rendy berhenti beli helm dulu ya, karena kita bakal agak jauh sih perginya.” Kata Kak Nita.
‘what? Jadi aku bakal bonceng kak Rendy? Tuh kan jatung detaknya cepet banget, kenapa sih?’gerutuku dalam hati.
“Ohh, emm I , I.. iya kak” kataku gugup dan kak Nita hanya terseyum menggoda.
“yaudah yuk berangkat” Ajak Kak Rian Sahabat Kak Redo dan Kak Rendy.
“hai kak” sapa ku pada kak Rendy.
“Lo kok jalannya agak pincang gitu?” Tanya kak Rendy tanpa basa basi ketika teman yang lain sudah jalan terlebih dahulu.
“Oh ini, tadi jatuh hehe” kataku lagi.
“Luka?”
“iya dikit sih” jawabku
“mana?”
“di lutut sama di siku” kataku dan tanpa ku sadari kak Rendy turun dari motor dan berjongkok dihadapanku dan melihat lututku.
“Luka lo ini belum lo bersihin ya?” tanyanya
“emm, be.. belum kak” jawabku gugup.
“yaudah bersihin dulu” Kak Rendy bangkit dan menarik tanganku menuju keran di dekat gerbang. Dan kak Rendy dengan hati hati membersihkan lukaku. Untung aja sekolah dah sepi.
“mana siku lo!”
"Gausah kak, lukanya cuma kecil kok" kataku sambil menjauhkan tanganku.
Tak kusangka kak Rendy menatapku dari bawah, karena posisinya yang jongkok di depan keran. Ya tuhan, di tatap aja udah bikin melting, bener kata orang ya ternyata. Kak Rendy itu gak ketebak sifatnya.
"Ck, lo tau gak sih luka sekecil apapun bakalan infeksi kalo nggak di bersihin. Udah siniin tangan lo" perintahnya dan aku menjulurkan tanganku dan di bersihan juga oleh kak Rendy. Masyaallah ini indah banget. Kak Rendy kelihatan ganteng dan tambah keren di lihat dari deket gini.
“Udah ngeliatin guenya?” kata-kata itu membuatku sadar bahwa aku sempat melamun sambil memandang wajah kak Rendy padahal Kak rendy sedang menunduk.
“Ini udah bersih. Yuk jalan” ajaknya sambil menggandeng tanganku ‘lagi’.
“Lo bisa naiknya nggak?” Tanya Kak Rendy.
“bisa kok Kak” kataku yakin.
“yaudah naik gih, pegang tangan gue” diapun membantuku naik ke motor ninja yang lumayan tinggi.
“pegangan ya” katanya lagi sedangkan aku hanya diam karena terlalu gugup dan menenangkan detak jantung yang terus berdetak sangat cepat ini. Dan akupun hanya memegang pundaknya.
Motor kak Rendy berhenti di depan ruko dekat lampu merah depan sekolahku.
“lo tunggu di motor aja ya biar gue beliin helmnya, gausah turun! Motornya kuat kok asal lo nggak gerak-gerak aja” kata Kak Rendy santai, fix ini kalimat paling panjang yang pernah aku denger dari Kak Rendy. Ahh senengnyaa..
Tak lama Kak Rendy datang membawa helm untukku.“Nih” katanya sambil menyodorkan helm kulit berwarna coklat. Dan aku menerimanaya lalu memakainya.
Karena kesulitan untuk mengaitkn pengaman akhirnya kak Rendy membantu memasangkannya. Lagi lagi detak jantungku berdetak lebih cepat di banding biasanya.
“kalo ga bisa, ngomong dong” kata Kak Rendy yang membuatku tersenyum.
“Makasih kak” kataku pada Kak Rendy.
“sama-sama, yaudah lo pegangan lagi kita udah ketinggalan jauh sama yang lain” kata Kak Rendy dan aku hanya mengangguk.
Saat di jalan Kak Rendy sangat cepat mengendarai motornya.
“Kak kok ngebut?” tanyaku
“Kita ketinggalan jauh banget Thyk” kata Kak Rendy. “lo pegangan yang kuat, kalo lo takut lo pegangannya jangan di pundak” kata kak Rendy sambil memindahkan tanganku ke pinggangnya.
“gapapa kak?” tanyaku gugup.
“gapapa lah” kata kak Rendy lebih santai.
Akhirnya kita saling diam aku yang nyender di punggungnya dan Kak Rendy yang mengendarai motornya pake ngebut banget.
TBC
Holaaaaa, mau tanya nih sebelumnya.. kalian tertarik nggak sih baca cerita ini?? Itu hak kalian mau suka apa nggak kok.. btw jangan lupa kritik dan sarannya yaaww.. kuy semakin banyak yang nge view,ngevote, comment aku bakal tambah rajin update nya.. makasih semuaaa 😙😙😙
YOU ARE READING
With Love
Teen FictionThyara yang ramah dan Rendy yang dingin. Rendy yang menyukai Thyara tanpa Thyara sadari setelah berbulan-bulan. Sampai dare itu mengharuskan Rendy melibatkan Thyara dalam permainan itu. Sampai Rendy mulai memberanikan diri menunjukan rasa peduli dan...