Happy Reading!! Vote and Comment guys :*
***
"Thyara, lo nanti mewakili rapat untuk event sekolah tentang Pensi Akhir tahun ya!" Kata Putra Ketua kelas di kelasku.
"Oke tra, btw, cowok siapa yang ngewakilin?" Tanyaku.
"Gue, jadi nanti yang ngewakilin rapat ini lo sama gue. Jangan ninggalin gue ya nanti" Kata Putra yang ku jawab dengan anggukan dan senyuman.
02.20 p.m
Bel sekolah sudah berbunyi 5 menit yang lalu dan sekarang aku dan Putra sedang berjalan beriringan menuju ruang osis guna mewakili kelas untuk Rapat Pensi Akhir Tahun.
"Thyk, lo sama Kak Rendy pacaran?" Tanya Putra.
"Enggak kok, kenapa emang?"
"Gapapa, Cuma lo sama dia kok kelihatan deket banget. Mana lo juga deket sama Geng nya lagi. Ati-ati ya Thyk" Kata Putra yang ku jawab dengan senyuman sambil meliriknya.
"Ati-ati gimana deh tra?" Tanyaku.
"Duh, ya ati-ati aja. Mereka itukan kumpulan anak-anak most wanted, jadi kalo lo deket sama mereka lo juga harus siap jadi sorotan anak-anak sekolah. Apalagi lo deketnya sama Kak Rendy, widiih kalo fansnya pada nggak suka sama lo, lo bisa di teror haha" Kata Putra.
"Apa deh Tra, aku biasa aja kok sama Kak Rendy. Sebatas kakak kelas sama adek kelas" Kataku dengan ragu.
Jujur aku ini mulai baper sama Kak Rendy atau mungkin sudah sedari dulu aku suka sama dia? Hanya saja aku yang terlalu takut untuk mengakuinya dan menampik kenyataan itu, karena tidak ingin terlalu berharap lebih dengan kak Rendy.
"Lo yakin Thyk?"
"Yakin lah" Kataku diikuti kekehan kecil.
Sesampainya di depan Ruang Osis, Aku bersisihan dengan Kak Rendy. Tak ada sapaan yang keluar dari mulutnya. Hanya wajah datar dan dingin yang ia tampakan.
Sedangkan aku? Aku tadi hampir menyapanya tapi melihat wajah dinginnya akupun mengurungkan niatku itu.
Kadang aku bingung, kenapa Kak Rendy selalu berubah-ubah sifatnya. Kadang sweet, asik, nyebelin, baik, perhatian, tapi kadang juga dingin dan misterius.
"Duduk situ Thyk" Ajak Putra yang memecahkan lamunanku seketika dan ku jawab dengan anggukan.
"Selamat Siang semuanya" Suara Kak Rendy memenuhi ruangan. Mengawali pertemuan hari ini.
"Makasih semuanya sudah hadir di sini. Hari ini kita akan mengadakan Rapat pertama untuk Pensi Akhir tahun. Untuk lebih jelasnya lagi akan di bacakan oleh Beatrice" Kata Kak Rendy.
" Hai semuanya.. Jadi di sini kita akan membuat tema Klasik. Jadi untuk dresscode nya adalah semua yang bernuansa hitam putih / monokrom atau warna cream. Terserah kalian yang penting memenuhi kriteria Klasik dan tentunya sopan. Untuk lombanya akan ada lomba Menyanyi tunggal/duet/ band. Itu perkelas tapi kita juga buka untuk umum. Ada juga lomba fotografi tema Monokrom/ Klasik juga lomba Tulis puisi. Sampai di sini ada pertanyaan?" Tutup Kak Beatrice.
Semua diam, mungkin sudah jelas dengan penjelasan yang diberikan kak Beatrice.
"Cukup? mungkin ada usul?" Tanya Kak Rendy.
"Kak, Itu boleh pake jeans?" Tanya salah seorang adek kelas.
"emm, sebagusnya aja dek. Kira-kira cocok nggak sama tema kita ini? Bukan ngelarang sih itu terserah kalian tapi apa nggak terlalu santai kalo pake jeans?" Tanya Kak Redo.
Aku belum bilang ya? Kak Redo ini juga salah satu panitia di Event ini. Memang bukan ketua umumnya karena sudah jelas ketuanya Kak Rendy namun ia menjadi Ketua 2.
"Maaf kak, mau tanya itu deadline pengumpulan yang ikut lomba kapan ya kak?" Tanya salah seorang siswi.
"Em, Untuk pengumpulannya bisa ke aku aja di kelas XII A 2 atau ke Ajeng di kelas XI A 5 ya pengumpulannya seminggu dari sekarang" jelas kak Beatrice.
"Sudah jelas semua?" tanya Kak Rendy yang di jawab dengan anggukan semua perwakilan kelas.
"Baiklah , rapat kali ini di cukupkan sekian. Jangan lupa untuk deadline pengumpulan yang ingin ikut lombanya seminggu dari sekarang, selamat Siang" Kata Kak Rendy.
Akupun keluar dari ruangan itu, namun sebelum aku keluar aku sedikit melirik Kak Rendy yang sedang tertawa dengan Kak Redo dan Kak Beatrice. Tidak tertawa yang seperti sedang bersamaku sih tapi cukup membuatku menahan kesal. Tapi apa aku boleh menahan kesal dengannya sekarang? Aku bukan siapa-siapanya. Kenyataan itu membuatku berfikir jika aku tidak ada hak untuk kesal melihatnya dekat dengan orang lain.
Kak Rendy Calling...
Baru saja tertawa dengan orang lain sekarang malah telepon, baru aja tadi nampilin wajah dinginnya sekarang telpon. Peduli apa dia?
"Assalamualaikum"
"Waalaikumsalam kak"
"Thyk kamu di mana?"
"Di Gerbang"
"kamu lupa? Kan aku mau ngajak kamu jalan"
"Oh aku kira kakak yang lupa"
"Ya nggak lah Thyk, tunggu situ ya jangan kemana-mana"
"Hmm"
"Assalamualikum"
"waalaikumsalam"
Beberapa menit kemudian mobil Kak Rendy datang.
Aku mendengus sebal ketika aku tahu jika di dalam mobil kak Rendy bukan hanya ada Kak Rendy saja. Tetapi juga ada Kak Beatrice di dalamnya. Apa maksud kak Rendy mengajakku dengannya jika ia saja pergi dengan Kak Beatrice. Berniat menjadikanku Nyamuk?
Kak Rendy turun dan mobil dan berhenti di hadapanku. "Hai Thyk" sapanya dan ku jawab dengan senyuman.
"Kenapa wajahnya kayak gitu?" tanyanya.
"Hah? Kayak gimana?" tanyaku bingung.
"udah yuk masuk jadi jalan nggak?" kata kak Rendy mengalihkan pembicaraan. Ini cowok antik banget ya, tadi yang ngajak jalan siapa? Yang nyuruh jangan kemana-mana siapa? Lah ini malah nanya jadi jalan apa nggak?
Biasa kalo udah dapet gebetan baru gitu ya, emang dasar cowok.
"Ck" aku bedecih membayangkanya
"kenapa?" Tanya Kak Rendy.
"Tau"
"ayo, keburu sore nanti" Ajak Kak Rendy sambil menggandeng tanganku menuju kursi belakang mobil.
"Hai Thyk, kamu mau kemana? Belum di jemput?" Tanya Kak Beatrice
"Hah?" Tanyaku sambil melotot bingung dengan pertanyaan Kak Beatrice.
"Thyara mau pergi sama gue nanti habis nganter lo pulang." Kata Kak Rendy menjelaskan.
Sedangkan kak Beatrice menahan kesal setelah mendengar kata 'jalan' yang di lontarkan Kak Rendy. Aku? Hanya mengulum senyum entahlah hanya melihat Kak Beatrice yang seperti itu cukup membuatku lupa dengan rasa kesalku tadi.
***
TBC.
Hai, i'm come back ehehe
Btw aku seneng banget sama semua yang udah comment dan mengkritik cerita gaje ini. Maaf baru update ceritanya karena habis PPH.
YOU ARE READING
With Love
Teen FictionThyara yang ramah dan Rendy yang dingin. Rendy yang menyukai Thyara tanpa Thyara sadari setelah berbulan-bulan. Sampai dare itu mengharuskan Rendy melibatkan Thyara dalam permainan itu. Sampai Rendy mulai memberanikan diri menunjukan rasa peduli dan...