Chapter 7

954 122 22
                                    

Joy dan Taeyong berlari di koridor. Mereka terlambat. Untung saja gerbang baru ditutup setelah mereka masuk, tapi tetap saja mereka harus berlari menuju kelas agar tak terlambat.

Mereka berpisah di depan tangga menuju lantai 3. Kelas Taeyong ada di lantai 3 sedangkan kelasnya ada di lantai 2.

Joy membuka pintu kelas. Selamat, pelajarannya belum dimulai. Joy segera mendudukan diri di kursinya.

"Kau terlambat" Doyoung menutup novelnya.

"Gara-gara Taeyong" Joy mengeluarkan buku paket matematika.

"Kenapa?"

"Bagunnya kesiangan" Joy melipat tangannya di atas meja lalu menaruh kepala di atas tangannya.

"Kenapa bisa bangun kesiangan?" Joy mengangkat kepalanya lagi.

"Jangan bahas dia, okay?" Joy meletakan kepalanya lagi.

"Hum" Doyoung kembali membuka halaman di novelnya. Membiarkan Joy yang sedang dalam mood buruk.

Mood Joy memang sedang sangat buruk. Ia tidak tidur semalaman karena jika ia tidur terus memimpikan sesuatu yang mengerikan. Hari dimana ia kecelakaan. Mimpi itu terus berulang setiap ia memejamkan mata sejak semalam. Sepulang ia dari pensi.

Hampir saja Joy tertidur, tapi ia teringat kata yang Doyoung ucapkan tadi malam.

"Young, ap-"

"Guru datang" Dan Joy terpaksa menunda pertanyaannya.



❇❇❇


Taeyong berjalan menuju kelas Joy. Ia membuka pintu kelas itu. Menolehkan kepala ke segala arah. Nihil. Joy tidak ada disana.

"Cari siapa Hyung?" Kun yang baru saja masuk kelas menepuk pundak Taeyong.

"Joy, kau lihat dia?" Kun berpikir sejenak.

"Tadi kalau tidak salah aku melihatnya berjalan menuju perpustakaan bersama Doyoung" Kun mengangguk-angguk kepalanya.

"Terimakasih!" Taeyong segera menuju perpustakaan. Ia tak sabar memberikan hadiah ini untuk Joy. Taeyong memandang benda kotak yang dibungkus kertas coklat.


❇❇❇


Joy mendudukan diri kursi paling pojok. Ia menemani Doyoung yang sedang mencari buku untuk keperluan Klub Sastranya. Ia tidak masalah, lagi pula ia juga menyukai buku.

Doyoung kembali dengan tumpukan buku di tangannya. Meletakan di atas meja lalu duduk disebelahnya.

"Sudah?" Joy bertanya tanpa mengalihkan pandangannya dari novel yang ia baca.

"Hum" Lalu hening. Joy masih sibuk dengan novelnya. Sedangkan Doyoung, ia memikirkan sesuatu yang lain.

Sesuatu yang menyangkut Joy. Dan Taeyong. Doyoung menghela napas.

"Young"Joy menoleh.

"Joy" Doyoung juga menoleh. Mereka berdua berkata bersamaan.

"Kau dulu" Doyoung berkata.

"Apa maksudmu berkata aku beruntung tadi malam?" Joy menaikan alisnya. Doyoung hanya tersenyum.

"Apa kau sangat dekat dengan Taeyong?" Doyoung malah balik bertanya.

"Kau belum menjawab pertanyaanku"

"Kalian selalu bersama, berarti kalian dekat kan?" Joy meletakan novelnya dengan keras. Ia kesal.

WARMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang