Chapter 2

1.2K 141 17
                                    

Seoul, Korea

Sepanjang perjalan dari bandara Incheon menuju rumah Wendy, Joy hanya memandang ke luar jendela mobil. Melihat suasana Seoul yang terakhir kali ia lihat 2 tahun yang lalu.

Saat itu ia ikut ke Korea untuk mengantar Wendy yang melanjutkan Kuliahnya di Korea.

Sebelumnya Wendy memang tinggal di Kanada, tapi setelah lulus SMA Wendy memilih untuk kuliah di Korea, kampung halaman Ayahnya.

Ia dan Wendy pernah tinggal di Korea selama beberapa tahun, namun mereka pindah karena bisnis orangtua mereka. Dan akhirnya Wendy pulang ke Korea. Lalu sekarang ia juga menyusul. Joy masih punya satu sepupu lain yang masih tinggal di Kanada, Mark. Tapi Joy harap Mark tidak terkena dampak apapun dari kejadian ini.

"Joy lihat! Itu Restoran yang dulu sering kita kunjungi, sekarang Nenek sudah pensiun dan digantikan oleh anaknya. Kapan-kapan kita kesana ya!" Wendy mencoba mencairkan suasana di mobil yang sedari tadi hanya sunyi.

"Ya" Joy menjawab dengan pandangan masih berfokus pada jalanan.

"Ternyata nenek punya cucu kau tahu? Namanya siapa ya kalau tidak salah, Taelu? Taeli?"

"Taeil" Bibi membenarkan.

"Ya itu. Dia seumuran ku, kuliah di Universitas yang sama juga denganku" Wendy semangat bercerita.

Joy dan Wendy menyebut Restoran itu dengan 'Restoran Nenek' karena dulu, sewaktu mereka kecil Nenek si pemilik restoran selalu mendatangi meja mereka dan bertanya bagaimana masakannya. Aslinya restoran itu bernama 'Moon Halmonie'. Namanya cukup anehkan?

"Eum" Joy hanya menjawabnya dengan bergumam. Wendy terlihat sedikit kecewa. Ia bingung bagaimana membangkitkan keceriaan Joy.

Dulu Joy sangat bersemangat untuk urusan makanan. Tidak, ia selalu semangat dan ceria untuk urusan apapun. Membuat bahagia orang disekitarnya. Sesuai namanya 'Joy'. Tapi yang sekarang dilihat Wendy hanya Joy yang selalu diam dan jarang berbicara.

Setelah Joy meminta ikut ke Korea, 2 hari kemudian-sekarang- mereka langsung pulang ke Korea. Joy selalu terbayang-bayang kejadian buruk di rumah sehingga ia ingin secepatnya pergi dari sana. Akhirnya semua urusan Joy di Kanada di serahkan pada anak buah Bibi Son. Joy berterima kasih atas itu.

"Nanti kalau sampai dirumah, kita buat pancake ya. Pakai sirup apel!" Wendy masih belum menyerah. Ia tahu Joy tidak bisa menolak makanan favoritnya. Tapi yang didapati Wendy hanyalah anggukan kecil dan senyum sekilas dari Joy. Akhirnya Wendy menyerah untuk kali ini.

❇❇❇

Joy menyeret kopernya menuju pintu utama rumah Wendy. Mulai sekarang ia akan tinggal disini. Bersama Wendy, Bibi Son, dan Paman Son. Rumah Wendy berbeda dari yang 2 tahun lalu ia kunjungi. Ternyata 1 bulan setelah kunjungan Joy, Wendy dan Orangtuanya pindah kesini dengan alasan lebih menyukai suasana disini.

Jadi Joy benar-benar harus beradaptasi disini, bukan hanya urusan tempat tinggal, ia harus beradaptasi lagi saat mulai sekolah besok. Joy menghela nafas.

Joy mengikuti Wendy yang menuntunnya menuju kamar barunya.

"Ini dia kamarmu! Segera istirahat lah, kamarku ada disebelah. Kalau butuh sesuatu masuk saja" Wendy menujuk pintu kamar di sebelah kiri kamar Joy.

"Kalau begitu aku masuk dulu ya" Wendy tersenyum lalu menghilang dibalik pintu kamarnya sendiri.

Joy pun memasuki kamar barunya ini. Setelah menaruh kopernya di samping lemari pakaian. Ia pun mengedarkan pandangannya ke kamarnya.

Kesan pertama yang ia rasakan adalah tentram. Kamarnya bercat hijau pastel. Joy suka warna hijau. Apalagi saat ia mengelilingi kamarnya, hampir semua barang disana bertemakan warna hijau. Contohnya saja seperti Sprei kasurnya, Gorden, Jam dinding, karpet, dan banyak lagi.

WARMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang