♧ 5

1.1K 151 8
                                    

• • •

Sehun tersenyum kecut, ternyata banyak sekali kesalahan yang telah ia lakukan, belum yang tidak ia ingat.

Sehun yakin Soojung benar-benar terluka, lelah. Sehun tak bisa membayangkan bila ia berada di posisinya.

Sehun mencabut dengan kasar sekuntum bunga Daisy dari rumpun bebungaan di pinggir pagar, menatap bunga kemerahan yang tampak segar itu, lalu sedikit mengangkat sudut bibirnya.

"Soojung..." ujarnya tanpa sadar mengingat bunga Daisy merah adalah favorit gadis itu, yang merupakan gadis favoritnya.

Kini kenangan-kenangan indah yang menyeruak satu persatu, seiring dengan langkahnya yang kian mendekati gedung.

Sehun tak menyadari tatapan aneh orang-orang yang memandanginya tengah tersenyum sambil memandang setangkai bunga, sampai Chanyeol mengagetkannya.

Sehun hanya menatapnya ketika ia mulai berceloteh, entah mengapa ia tak bisa fokus sekarang, karena ekor matanya terus menerus melirik ke arah Jongin dan Soojung.

"Lo harus minta maaf."

Kalimatnya itu berhasil membuat Sehun tersentak dan memusatkan atensi pada Chanyeol

"Lo bilang apa tadi?" tanyanya sambil menautkan alis.

Chanyeol menatap Sehun dengan tatapan sendu, lalu menghela napas.

"Lo nyesel kan? Utarain, sebelum terlambat." ujar pemuda jangkung itu.

Sehun menatapnya ragu.

"How?"

Chanyeol merotasikan matanya malas.

"Lo bego? Jadi diri lo sendiri, bilang setulus-tulusnya "

• • •

Promnight telah usai, dan memberikan kelegaan tersendiri untuk Sehun.

Ia menatap sekeliling, mencari sosok ramping nan cantik Jung Soojung.

Ia ingin mengutarakan penyesalannya. Ia bahkan telah menghabiskan sisa pesta ini dengan memikirkan rentetan kata-kata yang akan membuatnya terharu dan kembali padanya, atau minimal memberi Sehun kesempatan untuk membuktikan diri untuk kedua kalinya.

Tapi kemudian Sehun merasa itu tak jadi soal. Yang penting, sekarang ia minta maaf pada Soojung.

Namun Sehun tak menemukan batang hidungnya sepanjang pencarian, apa dia sudah pulang? Dengan Jongin sialan itu?

Sehun hampir melonjak kaget saat akhirnya sepasang obsidiannya menemukan figur ituㅡnamun bungkam seketika kala mendapati tangan Soojung melingkar di lengan Kim Jongin.

Sehun terus membuntuti mereka berdua, memandang mereka dari kejauhan.

Mereka berjalan ke arah parkiran, maka Sehun pun mengikuti.

Ia meneliti satu persatu mobil di tempat parkir yang bisa dibilang sangat luas ini, meneliti apakah salah satunya merupakan mobil dari pemuda sialan itu.

Sehun melihat sosok belakang gadis itu tengah berdiri disamping Audi berwarna hitam.

Sehun mempercepat langkahnya, bergegas menghampiri Soojung dan Jongin.

Namun tiba-tiba langkahnya terhenti, langit seakan runtuh menimpanya

Hatinya remuk redam, telempar, hancur berkeping-keping, tak bersisa.

Ketika melihat pemuda sialan itu, menempatkan bibirnya pada bibir tipis gadis favoritnya.

Sehun mematung, terdiam.

Seakan ada petir besar menyambarnya dan membawa pergi kesadaranku entah kemana, semua kata-kata indah yang telah terangkai sedemikian rupa tercecer, dan Sehun tak kuasa memungutnya satu persatu hingga merangkainya lagi

MerekaㅡSoojung dan Jongin, kini tengah saling melempar tawa.

Sehun melangkahkan kakinya pelan makin mendekati mereka.

"Soojungㅡ" panggilnya lirih. Serta merta atensi Jongin dan Soojung jatuh padanya, yang untuk beberapa saat hanya menatapnya.

"Jong, bisa gue ngomong berdua aja sana Soojung? Bentar aja."

Jongin dan Soojung berpadangan, lalu Jongin tersenyum dan mengangguk. Setelah itu Soojung berjalan pelan kearah Sehun dengan sangsi.

Sehun menggenggam pergelangan tangan Soojung dan memastikan genggamannya lembut kali ini, lantas membawanya agak jauh dari tempat Jongin berdiri.

"Kenapa, Hun? Lo kayaknya lemes banget... Lo gapapa?" tanya Soojung, yang ekspresi dan intonasinya menguarkan kekhawatiran.

Sehun menarik napasnya panjang.

"Sooj, gue salah selama ini karena udah memperlakukan lo buruk banget. Gue egois, oke gue akuin. Tapi ternyata gue masih sayang banget sama lo. Gue bakal berubah, demi loㅡ"

"Jadi, ada kesempatan kedua kah buat gue?"

Soojung menatap Sehun dengan pandangan yang sulit diartikan. Ia nampak beradu dengan pemikirannya sendiri, berkali-kali membuka bibirnya 'tuk mengutarakan sesuatu sebelum akhirnya mengatupkannya lagi.

Soojung lantas mengarahkan netranya pada sepasang obsidian Sehun.

"Hun, gue..."

fin.

over again ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang