VIII .

225 38 3
                                    











setelah beberapa hari kejadian itu, mereka yang waktu itu sudah menyalahkan ravi telah meminta maaf . Karena mereka telah menuduh orang yang salah.
Dan mereka semua kembali pada aktifitas sekolah pada biasanya.

-
-
-
-
-
-

"Leo ah..." ken menepuk bahu leo yang terlihat sedang melamun dibangkunya.

"Oh..kenapa?" Jawab leo.

"Apakah kau bisa ikut denganku sebentar?" Ajak ken.

Akhirnya leo dan ken pergi dari kelas, mereka berdua menuju ke atap gedung sekolah. Hanya ken dan leo seorang yang tampak disana. Lalu tiba-tiba ken memegang tangan leo yang berada didepannya.

Tanpa adanya mengelak atau menjauhkan tangannya, leo hanya melihat ken didepannya.

"Aku mungkin sudah gila bisa seperti ini. Tapi...sepertinya aku merasa nyaman berada disampingmu" ken mengungkapkan isi hatinya pada leo saat itu. "Apakah....kau mau..." ken melihat leo didepannya, ia berharap leo juga memiliki perasaan sama seperti dirinya.

Leo tampak diam melihat ken yang berada didepannya telah mengungkapkan isi hatinya. Ia hanya terus diam sejenak, dan..

Lalu ia tersenyum pada ken.

-
-
-
-
-
-
-
-

"Hakyeon ah.."  panggil ravi membangunkan hakyeon yang tidur diatas meja kelas.

"Hmmm" gumam hakyeon dengan mata yang belum sepenuhnya terbuka.

"Ayo...kekantin, sudah waktunya istirahat" ajak ravi.

Akhirnya hakyeon berdiri dan berjalan menuju kantin dengan ravi.
-
-
-
-
-

Kantin .

"Makanlah yang banyak.. akhir-akhir ini kau terlihat seperti orang sakit" ucap ravi yang menaruh sebagian daging miliknya pada hakyeon.

"Ah...tidak.. aku baik-baik saja" ujar hakyeon dengan senyum diwajahnya.

Srrekk..ssreekkk...

Tiba-tiba leo dan ken ikut duduk disebelah mereka.

"Semua bangku penuh, hanya disini yang kosong, semoga kita tidak mengganggu waktu berdua kalian" kata leo sinis dan memakan makanannya.

Merekapun akhirnya makan dengan tenang, meskipun terlihat masih saja hakyeon dan leo tampak tak saling menyapa seperti dulu.

Uuhhukk..uhhuukk...
Ken dengan tiba-tiba tersedak. Ia memegangi dada dan menutup mulutnya sembari menahan batuk akibat tersedak itu.

"Kau baik-baik saja?" Tanya leo didepan ken yang terlihat khawatir.

Lalu ravi dengan sigap mengeluarkan saputangan miliknya dan diberikannya pada ken. Setelah itu ken menerima saputangan milik ravi.

"Terima kasih.." beberapa saat ketika batuknya sudah reda.

"Aku selesai" kata hakyeon tiba-tiba yang berdiri.

"Makananmu masih banyak, kenapa sudah selesai?" Tanya ravi.

"Tidak apa-apa" lanjut hakyeon dan melangkah pergi dari sana.

"Cckk... apa kau cemburu melihat pacarmu memberikan saputangan pada orang lain?" Pikir leo dalam hati yang masih mengunyah makanannya dan tersenyum tidak senang .

-
-
-
-
-
-
-

Akhirnya bel pulang sekolah berbunyi, semua murid beramai-ramai segera keluar dari kelas mereka. Tak lain halnya juga hakyeon yang terlihat terburu-buru keluar dari kelas nya.

Brruukkkk. ..

Karena terburu-buru dan tak melihat orang yang ada didepannya, hakyeon menabrak seseorang dengan keras. Beberapa buku bahkan terjatuh berserakan dilantai tempat mereka jatuh.
Hakyeon pun langsung berdiri dan membantu orang tersebut untuk memunguti buku-buku yang berserakan dilantai.

Dengan membungkuk penuh, hakyeon meminta maaf pada orang itu.
"Maaf..."

"Apa kau buta?" Tanya orang yang bername tag nana diseragam miliknya.

"Maaf.. aku tidak melihatmu, aku sedang buru-buru"

"Aisshh....dasar orang buta"

"Apa kau dengar aku sudah meminta maaf? Bahkan aku membantumu memunguti buku itu, apakah itu tidak cukup?" Bentak hakyeon pada yeoja yang lebih pendek dengannya.

"Ya..kenapa kau memarahi pacarku" bela jiwoon pada pacarnya itu.
Namja bertubuh tinggi dengan kulit kecoklatannya muncul dan berdiri disamping nana.

"Bilang pada pacarmu yang paling cantik itu, aku sudah meminta maaf dan membantunya merapikan bukunya yang terjatuh, untung aku tidak langsung pergi begitu saja" kata hakyeon panjang lebar.

Untuk sesaat pun mereka terlihat berdebat tanpa henti, lalu dengan tangan yang sudah mengepal, jiwoon melayangkan pukulan itu pada hakyeon.

Tapi ketika tangan itu hendak menyentuh wajah hakyeon, seseorang menahannya.

"Apa kau sudah gila? Memukul orang yang jelas-jelas sudah meminta maaf bahkan membantu pacarmu merapikan buku itu" leo yang terlihat sedang menahan tangan jiwoon.

Ntah karena sudah tersulut emosi atau apapun itu, jiwoon tetap tidak terima. Ia malah mengarahkan tangan satunya untuk memukul leo didepannya.
Tapi ketika hendak memukul leo, jiwoon terlebih dulu mendapat pukulan dari leo.
Satu pukulan melayang pada jiwoon, dan ia pun menuduk karena kesakitan. Karena tidak ingin memperpanjang masalah, leo menarik tangan hakyeon pergi dan lari dari tempat tersebut.
Mereka berdua lari tanpa henti dengan leo yang terus memegang tangan hakyeon.

Akhirnya setelah beberapa saat mereka sampai didepan minimarket tempat hakyeon bekerja. Leo melepas genggaman tangannya pada tangan hakyeon. Ia lalu berjalan pergi setelah meninggalkan hakyeon didepan minimarket itu.

Bbrruukkkk...

Hakyeon terjatuh dan pingsan didepan minimarket itu.
Leo yang semula pergi meninggalkan hakyeon sendiri langsung berbalik kearah hakyeon setelah mendegar suara dari hakyeon yang terjatuh. Dengan cepat ia menelepon 119 untuk mendapapat pertolongan.

you are my starlightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang