X .

352 44 18
                                    








Leo berlari dengan cepat menuju rumah sakit . Dengan air mata yang terus mengalir, ia hanya bisa merenungi kebodohannya selama ini. Ia bahkan tidak tau jika hakyeon memiliki rasa yang sama sepertinya.

"Bodoh..kenapa aku sangat bodoh..." teriaknya dalam hati yang membuat air matanya malah semakin berjatuhan.

Krreekk..

"Hakyeon ah.." panggil leo membuka pintu kamar inap hakyeon. Dengan nafas yang tak karuan, ia melihat ranjang tempat tidur hakyeon telah kosong. Ia berjalan mendekati ranjang hakyeon, tapi hanya terdapat sebuah sprei putih dan selimut serta bantal yang tertata rapi.

Brrukkk...

Leo jatuh kebawah dengan lutut yang membentur lantai terlebih dahulu. Dapat dirasakan bahwa kakinya tiba-tiba saja tak bisa menopang tubuhnya.
Lemas..
Kata yang tepat ketika ia melihat ranjang kosong hakyeon.

Leo hanya terus menutupi wajahnya dengan kedua tangan.  Bahkan air mata yang semula sudah kering, tiba-tiba mengalir dengan deras lagi. Leo bahkan berusaha memukuli dirinya sendiri, karena merasa sangat bodoh selama ini.

"Aaa....." teriak leo keras sambil memukuli dirinya sendiri.

"Ini rumah sakit. . Kenapa kau berisik?" Suara yang sangat ia rindukan untuk didengar lagi, akhirnya terdengar lagi ditelinganya hari ini.

Leo melihat kebelakang, arah suara itu datang dan..
"hakyeon ah.." seolah mendapat kekuatan besar. Kakinya yang baru saja terasa lemas, terisi energi kembali. Ia langsung beranjak dari tempatnya dan memeluk hakyeon yang berdiri dibelakangnya.

"Aauhhh..." ringkih hakyeon sambil memegang perutnya.

"Oh...oh..maaf" leo tampak bingung setelah mendegar ringkihan hakyeon baru saja. Ia berusaha ikut memegang tangan hakyeon yang berada diperutnya.

"Apa baik-baik saja?" Tanya leo khawatir.

Hakyeon hanya tersenyum melihat orang yang ia sukai perhatian seperti ini padanya untuk pertama kali.

***

"Hakyeon ah.."

"Uuhh..." sebuah eskrim membekas dipipi kirinya.

"haha..." leo muncul dari arah belakang hakyeon dan memegang 2 ekrim ditangannya. "Lucu sekali" ucap leo yang memegang ujung kepala hakyeon dan memberikan eskrim pada hakyeon.

Mereka berdua duduk dibangku panjang sebuah taman. Mereka berteduh dibawah pohon besar yang bahkan melindungi mereka dari sinar matahari siang itu, mereka tampak sangat gembira dari biasanya. Terlihat dari tawa mereka berdua yang merekah dengan sangat lebar.

Hakyeon menyandarkan kepalanya pada bahu leo. Sambil menghabiskan eskrim ditangannya, ia melihat anak-anak kecil yang bermain dengan riang didepan mereka.

"Hakyeon ah.." panggil leo.

"Hmmm.." gumam hakyeon cepat dan melihat leo disampingnya.

"Aku sangat senang hari ini"

Hakyeon hanya tersenyum mendengar ucapan leo .

"Apa kau tau? Aku sangat menyesal, kenapa tidak sejak awal saja aku menyatakan ini semua padamu" leo tersenyum kecil.

"Apakah aku terlambat?" Lanjut leo.

"Apakah kau menyesal pernah mengenalku?" Leo berbicara tanpa henti. Bahkan senyumnya tak pernah pudar.

***

"Leo ah...leo ah...." panggil ravi yang menepuk-nepuk bahu leo.

Leo terbangun dari mimpinya baru saja. Ia terlihat sangat lelah dengan mata sedikit membengkak.

you are my starlightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang