IX .

233 42 5
                                    










Beberapa hari setelah kejadian itu hakyeon tampak sedang dirawat disalah satu rumah sakit dikorea. Bahkan beberapa hari ia sudah tidak sadarkan diri dengan sebuah selang oksigen yang terhubung pada hidungnya.
Dan beberapa hari ini juga terlihat ravi yang selalu setia disamping hakyeon. Karena hakyeon yang hidup sebagai yatim piatu, tak ada seorangpun yang menemaninya dirumah sakit . Bahkan ketika ravi sekolah, hakyeon hanya sendiri dengan badan yang masih terbaring tanpa sadarkan diri itu.

Karena hari ini hari libur, maka ravi bisa menemani hakyeon seharian. Ia masih terus disamping hakyeon meskipun hakyeon sama sekali tidak membuka matanya. Ravi hanya berharap bahwa hakyeon bisa membuka matanya dan bercanda dengannya seperti sedia kala. Ia terus menatap hakyeon disampingnya, sambil berharap hakyeon akan membuka mata kecilnya itu.
Lalu ravi meraih ponselnya yang berada diatas meja samping ranjang hakyeon tidur. Ia memencet ponselnya dan..

"Dimana? Apa kita bisa bertemu disuatu tempat?" Tanya ravi pada orang yang ditelfonnya itu.

-
-
-
-
-
-

Beberapa menit setelah itu, ravi terlihat sedang menunggu seseorang dengan secangkir kopi yang berada didepannya . Ia terus melihat-lihat pintu cafe itu, berharap seseorang yang sedang ia tunggu datang dan membuka pintu tersebut.

1 menit. .
-
2 menit. .
-
3 menit. .
-
-
-
-

10 menit . . Berlalu . Orang yang ia sedang ravi tunggu tidak datang juga. Setelah merasa dirinya sudah terlalu lama meninggalkan hakyeon sendiri, ia pun memutuskan untuk kembali kerumah sakit lagi. Ia berdiri dari duduknya dan akan melangkah pergi dari tempat duduknya itu.
Tapi ketika hendak pergi, ia melihat orang yang dari tadi ditunggunya datang dan membuka pintu cafe tersebut.

"Leo ah..." panggil ravi dan melambaikan tangannya pada leo yang baru saja datang.

Leo langsung berjalan menuju kearah ravi. Ia duduk didepan ravi.

"Apa kau mau pesan dulu?" Tanya ravi basa-basi .

"Tidak.." jawab leo singkat. "Kenapa?" Lanjutnya.

"Eehhemm...Apa kau sekarang menjalin hubungan dengan ken?" Tanya ravi.

"Ken???" Ucap leo.

Flashback on.

"Aku mungkin sudah gila bisa seperti ini. Tapi...sepertinya aku merasa nyaman berada disampingmu" ken mengungkapkan isi hatinya pada leo saat itu. "Apakah....kau mau..." ken melihat leo didepannya, ia berharap leo juga memiliki perasaan sama seperti dirinya.

Leo tampak diam melihat ken yang berada didepannya telah mengungkapkan isi hatinya. Ia hanya terus diam sejenak, dan..

Lalu ia tersenyum pada ken.

"Ken ah.. maaf, aku sudah mempunyai seseorang yang ada dihatiku. Aku sudah berusaha melupakan orang itu, tapi tetap saja tidak bisa. Bahkan suaranya yang selalu memanggil namaku seperti dulu akhir-akhir ini selalu terngiang dipikiranku. Aku tidak ingin kau merasa tidak nyaman, aku akan tetap menjadi temanmu, bahkan jika kau membutuhkan sesuatu aku akan ada untukmu. Tapi kau hanya bisa menjadi temanku, bukan orang yang spesial untukku. Aku akan melupakan kejadian baru saja dan seolah tidak pernah terjadi. Jadi kita bisa menjadi teman seperti dulu lagi" ucap leo panjang lebar dan tersenyum pada ken didepannya.

Flashback off.

Leo melamun untuk sejenak. Dan..

"Tidak, aku dan ken hanya berteman" lanjut leo.

"Hmmm baiklah... lalu apa kau tak merindukan hakyeon?" Tanya ravi sambil memegang cangkir kopi didepannya lalu meminum kopi tersebut.

"Kenapa?" Leo yang malah bertanya balik.

"Sepertinya dia merindukanmu" ravi meletakkan lagi cangkir kopinya diatas meja.

"Bagaimana bisa ia merindukanku sementara orang yang ia suka selalu setia disampingnya" ucap leo yang saat ini menyandarkan bahunya pada kursi tempat ia duduk.

"Maksudmu?" Ravi yang bertanya tampak bingung .

"Sudahlah lupakan, lalu kau menyuruhku kesini untuk apa?" Tanya leo dengan dua tangan yang melipat menjadi satu didepan dada.

"Sepertinya hakyeon membutuhkanmu sekarang"

Leo terus mendengarkan ravi yang sedang berbicara, tapi pandangannya hanya mengarah pada kendaraan yang lalu lalang dijalan raya.

"Sepertinya hidupnya tidak lama lagi"

Ketika mendengar apa yang baru saja ravi katakan, leo langsung melihat ravi dengan mata yang tampak terkejut. Ia mengernyitkan kedua alisnya.

"Apa yang kau maksud?" Tanya leo.

"Hakyeon selama ini hanya memiliki 1 ginjal. Mungkin ia telah menjual ginjal satunya untuk bertahan hidup selama ini. Kata dokter darah kotor dalam tubuh hakyeon sudah menyumbat pembuluh darah didirinya..." ravi yang beberapa waktu lalu mendapat arahan dari dokter, berusaha menceritakan semuanya pada leo.

Setelah selesai mendengarkan apa kata ravi. Leo tampak syok. Terlihat wajahnya yang tak percaya atas apa yang ia dengar baru saja.

"Lalu? Kenapa kau memberitahuku?" Tanya leo dengan tatapan kosong.

"Apa kau tidak khawatir? Orang yang kau suka bahkan menyukaimu sekarang sedang mempertaruhkan hidup dan matinya seperti itu?" Lanjut ravi dengan nada sedikit membentak.

"Menyukaiku?" Tanya leo dengan wajah sedikit heran.

"Wah...apa kalian selama ini sedang bermain petak umpet? Sama-sama saling menyembunyikan perasaan kalian satu sama lain?" Ravi yang terlihat terheran-heran melihat expresi leo.

"Bukankah ia menyukaimu?" Ujar leo.

"Bagaimana bisa dia menyukaiku jika setiap bersamaku ia selalu menceritakan kedekatan kalian yang dulu, bagaimana bisa ia menyukaiku jika setiap malam ia selalu memanggil namamu saat sedang sakit seperti ini". Ravi membenarkan duduknya .

"Apa kau tau? Dia selalu menutupi rasa kecewanya ketika tak sengaja melihatmu dengan ken. Itu semua tampak jelas diwajahnya yang terlihat kecewa ketika melihat kalian berdua. bahkan aku sempat mengutarakan perasaanku padanya. Tapi kau tau apa jawabannya hari itu?
'maaf.. aku tidak pernah mempunyai perasaan apapun padamu ravi ah... terima kasih sudah baik denganku, tapi aku ingin leo yang mengatakan seperti ini padaku.'
Itu yang dia katakan hari itu" . Ujar ravi yang panjang lebar menceritakan kejadian sebenarnya pada leo.

Leo yang mendegar itu semua langsung berdiri dari duduknya dan keluar cafe itu dengan cepat. Ia berlari kerumah sakit tempat hakyeon dirawat, karena ia adalah orang pertama yang mengantar hakyeon kerumah sakit waktu itu.

"Hakyeon ah.. maaf .. maaf.. maaf aku sudah bodoh" ucapnya dalam hati sambil berlari. Dan tanpa sadar beberapa tetes air mata telah jatuh diujung-ujung mata sipitnya.

you are my starlightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang