Chapter 1: "Before my dark day"

3.2K 342 5
                                    

Ohoho..selamat menikmati xDD
----------------------------------------
Mataku terbuka lebar. Aku tidak percaya aku bertemu dengannya lagi. Dia terlihat sedang mengeluarkan senyuman palsu dan mengulurkan tangannya ke arahku untuk membantuku.
Seketika aku membatu "tamat riwayatku.."

4 tahun yang lalu...

Aku masih berumur 17 tahun. Walaupun begitu aku sudah lulus SMA setahun yang lalu. Sekarang aku bekerja sebagai seorang reporter, dan pekerjaan ini benar-benar menyusahkan bagiku karena harus selalu berpindah-pindah tempat. Tetapi ini satu-satunya pekerjaan yang dapat aku lakukan. Karena aku tidak mempunyai bakat sama sekali...

Suatu hari aku berpikir untuk beristirahat sebentar di sebuah bar dan minum-minum sedikit. Sudah lama sekali aku tidak minum-minum bersama temanku, jadi aku mengundang beberapa teman lama.

Setibanya di bar, kita langsung memesan minuman. Kita juga berkaraoke bersama. Kukira hari ini akan menjadi hari yang sangat menyenangkan, tetapi aku salah..

Hari ini adalah dimana aku bertemu seseorang yang aku sayangi sekaligus seseorang yang setiap hari akan menerorku...

Aku sedang menyanyikan lagu favoritku di panggung bar tersebut, tiba-tiba pintu bar terbuka dengan keras.

BRAAKK!!

Semua orang yang berada di bar sempat terkejut. Ternyata yang masuk ke dalam bar adalah 3 anggota Port mafia. Bar tersebut menjadi hening. Semua orang terlihat ketakutan.

Namun salah satu anggota Port mafia yang menggunakan perban di hampir seluruh tubuhnya itu berteriak ke semua orang, "Ooii..mengapa kalian berhenti berpesta? Lanjutkanlah!" Pria itu terlihat..kekanak-kanakan? Dia langsung mengambil sebotol bir dan dengan cepat meminumnya. Tanpa menggunakan gelas..

Aku yang melihatnya langsung merinding. Bagaimana bisa seseorang meminum sebotol bir secara langsung?

Salah satu temannya yang menggunakan kacamata berusaha menghentikannya, "hey, jangan sampai kau mabuk berat seperti minggu kemarin! Nanti aku yang harus menggendongmu lagi!" "Pfft..memangnya mengapa jika kau menggendongku?" Kata laki-laki itu dengan wajah cemberut. Temannya itu menaikan kacamatanya sedikit, "kau bau tahu" Saat lelaki itu mendengar apa yang dikatakan temannya tadi, dia langsung bersifat dramatis dengan memegang dadanya dan berpura-pura menangis, "Ango, you hurt me right In the kokoro"

Teman keduanya itu terlihat tenang saja dan hanya melihat pertengkaran mereka berdua, "Sudah-sudah, nanti aku saja yang menggendongnya saat dia mabuk kalau kau tidak mau Ango" "BENARKAH?~~" mata pria tadi terlihat bersinar-sinar. "Ya" "syukurlah..." Pria berkacamata itu menghembuskan nafas karena merasa lega.

Seketika pria dengan perban tadi menyadari kalau aku dari tadi mengawasinya, dia menengok ke arahku lalu..tersenyum? "Kau, perempuan yang ada di panggung! Bolehkah kau bernyanyi sesuatu untukku?" Dia masih tersenyum lebar kearahku dan entah mengapa hatiku berdebar-debar. "U-umm..L-lagu apa?" Kata ku dengan sangat gugup. "Apa saja, kalau bisa lagu romantis ya?.." Ia mengedipkan salah satu matanya. Aku hanya bisa mengangguk dengan pelan. "B-baiklah.." Aku menyanyikan lagu romantis yang paling aku hafal. Pria itu..dia menatapku dengan mata bersinar-sinar seperti yang dia lakukan tadi ke temannya. Itu membuatku tambah gugup. Tanpa kusadari, aku sudah berada di ujung panggung, seketika aku terpeleset dan akan terjatuh. Aku memejamkan kedua mataku karena takut. Lalu..

Sraatt!..

"Apa ini?..aku tidak terjatuh?" Kataku dalam hati. Aku membuka kedua mataku dengan perlahan, kemudian aku melihat pria dengan perban tadi..menahanku.

Dia menahan punggungku agar tidak terjatuh. "Kau tidak apa-apa gadis manis?.." Dia masih saja mengeluarkan senyuman lebar kearahku, yang aku tidak ketahui apa itu palsu atau tidak. Dengan segera aku berdiri, "Te-terima kasih.." Aku membungkuk, "M-maaf merepotkan" "merepotkan? Tidak sama sekali. Gadis manis sepertimu tidak boleh sampai terluka" aku merona, dadaku berdebar-debar lagi hanya karena senyumannya dan pujiannya

Teman-temanku hanya menontonku dari belakang karena masih sedikit takut kepada mereka. Dia menepuk kepalaku dengan pelan, "Namamu?" Wajahku sudah berwarna merah terang, "[F/n].." "Hmm.." Dia pura-pura berpikir, "aku akan memanggilmu [N/n]-Chan!" Nama panggilan?..Aku belum pernah diberikan nama panggilan sebelumnnya.."b-boleh.." Aku mengangguk kecil. Tiba-tiba ia menggenggam salah satu tanganku lalu mengelus telapak tanganku, "perkenalkan..Namaku Dazai. Dazai Osamu..Mau kah kau bunuh diri ga--" sebelum dia menyelesaikan pembicaraannya, salah satu temannya yang menggunakan kacamata memukul kepalanya dengan sebuah buku, "bodoh! Kau mau menakut-nakuti seorang perempuan lagi?" "Sakit! Memangnya kenapa?" Aku sempat tertawa kecil karena sifat kekanak-kanakan Dazai. "Oh, ya [N/n]-chan! Perkenalkan, ini sahabatku Ango" dia menunjuk temannya yang berkacamata itu. "Salam kenal.." Ango hanya menatapku. "Lalu yang di sebelah sana adalah O~~DA~~SA~~KU~~" dia memperkenalkan temannya yang masih terduduk diam dengan menggunakan sebuah nada. "Yo" kata temannya itu dengan sedikit tersenyum. "S-salam kenal.." Aku membungkuk kearah kedua temannya.

Lalu aku tersadar..mengapa seorang mafia ingin berkenalan dengan gadis sederhana sepertiku?

"[N~n~]-Chan~" dia Memanggilku dengan sebuah nada seperti tadi. "Ada apa?.." Aku bertanya kepadanya dengan wajah bingung. Dia menyeringai kearahku, mata coklatnya berubah menjadi sedikit kemerahan. "Kuharap kita bertemu lagi disini.."

---------------------------
Tolong kritik dan komentarnyah :"3 kalian juga boleh memberi saran cerita untuk chapter selanjutnya di Instagram ku @/Bixshamxn '3'

Yandere!Mafia Dazai x readerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang