Part 4

21.5K 1K 45
                                    

Mf ya tadi ada sedikit trouble... sbenrya mo nti mlm j ni d bnerinyya tp ya sudahlah tanggung dh di baca jg. Semoga suka, maf klo ceritanya jelek soalnya sy msh dlm thp bljar.

Happy Reading..
========================

Mengingat pernikahan mereka yang mendadak di tambah Wita yang belum mendapat ijin cuti dari pihak sekolah tempat mengajar, maka sesuai kesepakatan dua keluarga hanya akan ada akad nikah tanpa resepsi. Pernikahan Wita dan Rian sendiri akan di adakan 14 hari lagi di kediaman mempelai wanita.

Siang nanti rencananya Wita dan Rian akan mendatangi butik milik tante Rian -Diah- untuk memilih kebaya pengantin yang akan di pakai akad nikah nanti.

Saat ini Wita sedang berada di ruang guru bercat putih dengan ruangan yang cukup besar. Di ruangan guru tersebut terdapat 11 meja terpisah yang tiap
Mejanya terdapat sepasang kursi dan meja. Sambil menunggu jam kelas mengajar, di mejanya Wita asyik bertelpon ria dengan adik sepupunya Anita lewat ponsel.

"Jadi, bagaimana dengan pertemuan kemarin malam mbak?" tanya Anita penasaran.

"Yah gak gimana-gimana. Yang pasti mbak dan calon suami mbak sudah sepakat kalau kami akan memulai semuanya dari awal untuk saling membuka hati," jawab Wita dengan menempelkan ponsel di telinga kanan yang di tahan oleh bahunya. Sedangkan kedua tangannya sibuk mengeluarkan buku mengajar dari tas yang ia bawa untuk di simpan di mejanya.

"Terus perasaan mbak  sendiri gimana sekarang. Apa mbak yakin tidak akan menyesali keputusan mbak untuk menikah dengan laki-laki yang di jodohkan mama itu?" tanya Anita berusaha mendapatkan informasi demi mengurangi rasa penasarannya.

"Apapun yang terjadi mbak sudah siap dengan segala konskuensi yang ada nanti. Kalau mengenai cinta, mbak yakin kok dengan berjalannya seiring waktu cinta itu pasti akan datang." jawab Wita bijak demi mengurangi rasa penasaran adik sepupunya itu. Seperti kata pepatah cinta datang karena terbiasa. Lagian, Calon suaminya itu tampan  tidak akan sulit untuk mencintainya.

Reaksi Anita pun di luar dugaan, ia malah mengejek kakak sepupunya itu dengan candaan kacang gorengnya "Cieeee mbak Wit kayanya cocok nih sama pilihannya mamma. Habisnya aku kan nanya perasaan mbak, seneng apa sedih soalnya bentar lagi kan nikah. Bukan perasaan cintanya mbak Wit loh," katanya menggoda Wita. Sehingga membuat Wita malu sendiri.

Blushing.......

Wita sungguh merasa malu mendengar godaan dari Anita. Untung saja Anita tidak melihat wajahnya yang sekarang merah karena malu.

"Terus nanti kamu jadi pulang nggak pas nikahan mbak??" jawab Wita mencoba mengalihkan pembicaraan.

"Maaf ya mbak bukannya aku nggak mau pulang untuk menghadiri pernikahan mbak, tapi itu si oppa dia lagi banyak proyek gitu. Terus aku pulang sendiri bawa Sultan  nggak di bolehin sama dia." Terbukti pikiran Anita sekarang teralihkan. Ia tampak menyesal karena tak bisa hadir di pernikahan kakak sepupunya itu.

"Ya sudah mbak nggak apa-apa kok. Yang penting kamu do'ain mbak biar acaranya lancar ya!!" Kata Wita menenangkan adik sepupunya itu.

"mbak tutup telponnya ya De, soalnya sebentar lagi kelasnya mbak ngajar." Kata Wita mengakhiri obrolan mereka.

"Ya udah deh kalau mau di tutup telponnya. Aku juga mau ngasih makan Sultan nih mbak. Salam buat mama sama papa sama calon suami mbak juga deh." Pamitnya mengakhiri sesi telponan mereka.

Wita memasukkan ponselnya ke tas kerja miliknya setelah Anita menutup telponnya tadi. Ia pun berjalan keluar untuk menuju kelas mengajarnya.

*******

Married In 30 (Dreame)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang