Chapter 12 (Revisi✔️)

8.4K 783 279
                                    

*Pic of Ronan Parke as Theo and Philip on multimedia!

***

Seperti yang telah dititahkan oleh Harry sebelumnya, saat ini Jasmine tengah menghadap pada Raja Emperall tersebut di singgahsananya yang megah. Para pengawal kembali diperintahkan untuk meninggalkan keduanya seorang diri demi menjaga privasi. Harry mengambil kesempatan selama Kendall sedang bersama anak-anaknya untuk bisa berbicara berdua saja dengan Jasmine.

Namun, ada yang menarik kali ini. Jika biasanya Harry dan Jasmine terkesan sinis pada satu sama lain, kali ini mereka memiliki arah perbincangan yang jauh lebih santai, akan tetapi tetap saja Jasmine sesekali terpeleset untuk tidak menjaga nada-nada sarkastiknya ketika berbicara dengan Harry.

"Aku ingin kembali ke negeri-ku." Pinta Jasmine setelah ia cukup lama meladeni basa-basi yang Harry lontarkan padanya. Ia sudah muak.

Harry langsung tergelak, "Sudah kukatakan padamu bahwa Alamut sudah tidak membutuhkan seorang Putri lagi, tuan Putri. Yang mereka butuhkan sekarang adalah seorang Raja."

"Omong kosong."

"Begini, aku sudah pernah mengatakan padamu bahwa aku bermaksud untuk memberikanmu seorang suami. Dan hingga detik ini aku masih berniat untuk mewujudkannya. Kau akan tetap menikah dengan seseorang."

"Bagaimana jika aku tidak mau?"

"Tentu kau harus mau. Dia seorang Raja, kau harus menurutinya."

"Aku tidak kenal siapa itu Raja dari Scandinova."

Harry menyeringai, memperlihatkan lesung pipinya sebelum ia tertawa kecil, "Siapa bilang aku akan menikahkanmu dengan Raja Scandinova?"

Eh? Lalu dengan siapa?

Kontan Jasmine mengerutkan keningnya kebingungan. Bukankah waktu itu Harry sendiri yang bilang bahwa ia akan membawa Jasmine ke Scandinova? Atau ada seseorang yang Harry maksudkan dibalik semua ini?

"Aku ingin bertemu dengan Henry." Pinta Jasmine, yang kemudian dikabulkan oleh Harry dengan mudahnya.

***

"Ini pasti sebuah kesalah pahaman, Yang Mulia." Tutur Niall begitu ia mendapatkan kabar bahwa Liam dan keluarganya ditahan di sel bawah tanah.

Karena gila saja jika mereka memang mencuri perhiasan di istana! Niall tahu betul siapa adiknya. Apalagi Liam juga seorang pria yang penuh tanggung jawab dan tidak mungkin melakukan hal serendah itu. Pasti ada yang tidak beres dengan ini semua.

"Para pengawalku mendapati benda-benda itu di tas mereka. Mana mungkin ini sebuah kesalah pahaman." Ujar Zayn getir. Meski sebenarnya ia merasa resah bukan main.

"Maaf, Yang Mulia, tapi kau tahu siapa mereka. Mereka tidak mungkin melakukan hal serendah ini."

"Lalu? Apa kau bisa menjelaskan mengapa perhiasan milik Lily bisa berada di dalam tas mereka jika memang bukan mereka sendiri yang mengambilnya, Niall?"

"Aku—" Zayn memotong ucapannya.

"Tentu kau tidak bisa menjelaskannya. Sekarang pergilah. Aku sendiri yang akan mengambil keputusan selanjutnya."

Zayn yang naif. Ia bersikeras untuk tidak mendengarkan ucapan sang kepala penasehat yang berusaha untuk menjernihkan pikirannya! Memang, Zayn sendiri terlihat panik sendiri setelah Niall pergi dari singgahsananya. Telapak tangannya berkeringat, tubuhnya juga panas dingin, menandakan jika seseorang sedang berdusta.

Ketahuilah bahwa semalam Zayn menyuruh salah seorang pelayannya untuk menaruh perhiasan milik Lily di tas milik Liam dan Amanda disaat keduanya tengah tertidur lelap. Zayn melakukannya semata-mata agar mereka tidak pergi. Namun, jika Zayn memaafkan keduanya begitu saja, pasti secara otomatis—cepat atau lambat—mereka akan pergi lagi meninggalkan istana, bukan?

The Love Affairs [Sequel to: The Secret Affairs] - REVISI ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang