Chapter 25 (Revisi✔️)

7K 709 106
                                    

Zayn baru saja melangkahkan kakinya dari kamar sang ibu setelah pagi ini mendengar kondisinya yang menurun drastis. Dokter berkata bahwa ibunda Zayn tidak akan bertahan lebih lama lagi dengan penyakit jantung dan ginjal yang dideritanya. Tak lama setelah Zayn berlalu keluar, seorang pemimpin pasukan pertahanan kerajaan datang menghampirinya dengan tergesa-gesa, wajahnya bahkan tegang dan sedikit pucat. Tidak ada asumsi lain selain kabar buruk yang hendak dibawanya.

"Yang Mulia, sesuatu telah terjadi di Batonylom. Rakyat memberontak dengan menolak kenaikan pajak dan berusaha membakar kantor Walikota siang ini."

Terkesiap, Zayn menghentikan langkahnya sesaat. Dia berpikir sejenak dengan memandang mengarah pada lantai marmer di bawah kakinya sebelum mengambil keputusan. "Lakukan penertiban. Bawa 50 orang pasukan bersamamu. Jika mereka melawan, beri hukuman cambuk hingga tidak ada yang berani melanggar aturan." Zayn berkata tanpa berpikir dua kali. Dan aku sendiri tidak yakin apakah Zayn melakukan ini karena dia sudah geram dengan rakyat Batonylom yang tidak mau diatur, atau karena Zayn memang sudah tidak peduli lagi dengan kesejahteraan rakyatnya.

"Baik, Yang Mulia."

Percaya padaku, cepat atau lambat Zayn akan menyesali perbuatannya yang satu ini. Dia sudah berjanji pada rakyatnya untuk menjadi seorang pemimpin negara yang bijaksana dan bertanggung jawab, tapi apa buktinya? Zayn justru melupakan niatannya itu dan berubah menjadi sesosok Raja yang serakah dan keras kepala.

"Apa-apaan itu, Zayn?" kata Demetria sesaat setelah pemimpin pasukan pertahanan itu pergi.

Kontan Zayn berbalik, menatap getir saudarinya yang justru memasang tampang tidak percaya setelah secara tidak sengaja mendengar keduanya berbicara. "Apa maksudmu?"

"Kau melakukan penertiban dengan cara seperti itu? Setelah apa yang kau lakukan pada mereka, kau memutuskan untuk memberikan hukuman cambuk?"

"Ini untuk kebaikan, Demi. Berani melawan berarti berani mengambil resiko. Aku tidak menyukai pemberontak."

"Ya, dan kau lupa bahwa kau dulu juga seorang pemberontak." Ujarnya sarkastik.

Zayn bergeming, mengerti akan sindiran yang saudarinya lontarkan. "Aku melakukan apa yang seharusnya aku lakukan. Kau boleh tidak menyukai istriku, tapi bagaimana pun juga dia adalah milikku sekarang."

"Dan mungkin rakyatmu juga akan segera memiliki hal yang telah kau rebut dari mereka, Zayn. Karma itu berlaku."

"Tutup mulutmu!"

Demetria meloncat kaget.

"Kau pikir kau lebih baik dalam memimpin negeri ini dibandingkan denganku? Dengar, aku bisa kapan saja mengusirmu dari kerajaan tanpa memberikan gelar kebangsawanan apapun terhadapmu, Demetria. Kau mungkin kakakku, tapi aku Rajanya. Kau tidak berhak mencampuri urusanku atau pun memberi nasihat murahan hanya untuk menjatuhkanku."

Oh, beruntung Zayn memang seorang raja! Jika bukan, mungkin Demetria akan menebas kepalanya hingga putus!Lantas wanita itu membelalakkan matanya pada sesosok pria yang sudah tidak dikenalnya lagi. Hatinya mencelos dalam. Bagaimana bisa Zayn berkata hal semacam itu terhadapnya?

"Dengan segala hormat, Yang Mulia. Tanpa kau mengusirku pun cepat atau lambat aku, suamiku, dan anak-anakku akan meninggalkan tempat ini. Aku sudah tidak tahan dengan ulahmu. Permisi." Dengan angkuhnya Demetria berbalik memunggungi Zayn, meninggalkan lorong kerajaan dengan langkah yang teburu-buru dan menghilang di tikungan. Sialan, dia pikir. Ternyata keputusan yang dia pilih tidak salah lagi. Bahkan seharusnya sudah dari dulu dia meninggalkan istana dan hidup hanya dengan status kebangsawanannya.

Di lain tempat, para anak lelaki dan perempuan justru sedang berkumpul di halaman belakang kerajaan yang luas dan asri. Ada Arthur yang baru saja kembali dari hutan seorang diri, sementara Ally dan Daisy terlihat sedang bermain kejar-kejaran dengan si kembar dan mengumbar tawa ceria. Eric tidak terlihat di sekitaran mereka.

The Love Affairs [Sequel to: The Secret Affairs] - REVISI ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang