Chapter 11 (Revisi✔️)

8.5K 754 143
                                    

Zayn melangkahkan kakinya dengan gontai setelah ia mengucapkan selamat malam pada putrinya, Azalea. Seakan ada beban berat yang ia tanggung di pundak, tepat ketika Zayn keluar dari kamar Lea, ia langsung menyenderkan bahunya di dinding dan termenung sendirian. Ketahuilah bahwa kini ia sedang memikirkan segala ucapan putrinya yang seharusnya tidaklah ia dengar namun ada benarnya juga. Zayn berada dalam dilema.

Tapi biar kupertegas disini. Intinya Zayn hanya ingin membahagiakan kedua anaknya, terutama Lea yang tidak pernah merasakan bagaimana hidup dengan figur seorang ibu di sampingnya. Jika Lea (dan juga Zayn) memang merasa bahwa Amanda adalah orang yang tepat, mengapa pula Zayn tidak berusaha untuk mengabulkannya? Mana lagi Zayn juga teringat akan kata-kata Lily yang kala itu singgah di mimpinya. Hal tersebut kian membuat Zayn tidak mampu untuk menolak gejolak dalam dirinya untuk bisa menunjukkan betapa sayangnya ia pada putra dan putrinya itu. Hanya saja kita belum tahu apa rencana yang akan Zayn ambil untuk bisa mewujudkannya.

"Ibu..." sahut Zayn di saat ia datang menghampiri ibunya yang terbaring lemah di atas tempat tidur.

Mantan Ratu Scandinova itu pun menolehkan wajahnya ke arah sang putra kesayangan. Tangannya bergerak menyambut Zayn yang datang padanya. "Zayn... ada apa? Aku tahu jika kau datang kemari pasti kau sedang berada dalam masalah."

Zayn mendengus sebelum ia duduk di samping Katarina dan mulai berbicara, "Bagaimana kabarmu?"

"Zayn..." sebut ibunya, mengisyaratkan bahwa Zayn tidak perlu berbasa-basi lagi.

"Lea tidak ingin Amanda pergi." Ujar Zayn setelah ia menelan ludahnya.

Kontan Katarina mengerutkan keningnya,"Mengapa?"

Jangan kau kira mentang-mentang Katarina selalu berdiam diri dan terkujur lemah di kamarnya, maka secara otomatis ia tidak tahu apa-apa. Well, yang namanya para pelayan kerajaan sudah pasti paling senang bergosip. Tentu ia mengetahui beberapa berita dari para pelayannya itu.

Lagi, kini Zayn kembali dipusingkan ketika ia diminta untuk menjelaskan masalah yang sedang dihadapinya. Kata demi kata yang terlontar dirasanya begitu sulit dan aneh. Maksudku, ada perasaan canggung ketika Zayn memaparkan bahwa Lea menginginkan Amanda untuk menjadi ibunya! Dalam kata lain Lea meminta Zayn untuk meminang Amanda yang sudah berstatus sebagai istri orang.

"Zayn, kau tentu tahu mana hal yang benar dan yang salah. Dan aku tahu bahwa kau sangat menyayangi Lea melebihi apa pun yang ada di dunia ini. Tapi pasti ada cara lain untuk membuat Lea mengerti. Atau setidaknya pasti ada alternatif lain selain menahan kepergian Liam dan Amanda."

"Maksud ibu?"

"Carilah wanita yang sekiranya dapat menggantikan posisi Lily... selain Amanda."

Zayn langsung tergelak miris. Sudah berapa kali kubilang bahwa Zayn tidak ingin menikahi wanita lain! Paling tidak untuk saat ini ia belum mau menikah lagi. Kecuali dengan Amanda... mungkin?

"Ibu, aku kemari bukan untuk membicarakan tentang pernikahan. Aku ingin meminta saran padamu bagaimana caranya agar Amanda tetap berada disini."

Hening.

Katarina bahkan tidak percaya ketika putranya berkata demikian. Mengapa Zayn selalu memilih untuk mengambil jalan pintas yang beresiko? Bukankah masih ada opsi lain ketimbang memaksa Amanda untuk tinggal di istana?

"Zayn—"

"Tidak, bu. Aku sudah tahu." Tiba-tiba saja sebuah seringaian tipis terpatri di wajah Zayn. "Aku sudah tahu bagaimana caranya agar Liam dan keluarganya tetap tinggal."

Entah rencana apa yang dimiliki Zayn saat ini. Ia bahkan tidak mengatakannya pada Katarina dan membiarkan ibunya itu dilanda kebingungan dan keresahan. Bahkan setelah Zayn pamit dari ibunya, ia langsung menghampiri Liam yang kebetulan baru saja keluar dari dalam kamar Arthur.

The Love Affairs [Sequel to: The Secret Affairs] - REVISI ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang