Masa mengerjapkan sepasang matanya dengan perlahan. Belum terbiasa dengan langit putih terang di atasnya. Membutuhkan semenit lebih sampai kesadarannya berfungsi dengan sempurna. Cowok ini mengangkat tangan kirinya dengan perlahan, memperlihatkan selang infus yang menempel di lengannya.
"Sudah sadar?"
"Ma, haus." erang Masa perlahan.
Tante Dini, wanita dengan paras ayu, berusia awal lima puluh tahun dengan sigap mengulurkan botol air dengan sedotan, membantu Masa menyeruput isi di dalamnya.
"Pingsannya lama ya?"
"Tiga jam. Kamu tuh ya! Bandel! Udah dibilang ribuan kali jangan kecapean!" jewer Tante Dini ke anak bungsunya dari tiga bersaudara.
"Ampun, Ma! Sakit!"
Masa meringis pelan, menahan kupingnya yang pedas dijewer kencang oleh Tante Dini.
"Jangan buat kami khawatir, dek. Kamu itu udah gede. Kamu yang tau diri kamu sendiri." ucap Tante Dini mengusap sayang kepala Masa. Ingatannya merambat ke tujuh belas tahun silam, di mana ia menerima vonis dokter bahwa putra bungsunya yang terlahir tidak sempurna.
"Aby mana, Ma?"
"Kak Aby." koreksi Tante Dini yang selalu menerapkan panggilan hormat kepada yang lebih tua kepada siapapun ke semua anaknya. "Mama suruh dia pulang. Kasian dia juga kecapean. Biar Mama sama kakakmu yang jaga malam ini."
"Terus Abang mana?"
"Lagi nganter Kak Aby ke lobby."
"Kok Mama biarin Aby sama Abang sih!?" protes Masa langsung, "Kalo Bang Tiva suka Aby gimana!?"
"Astaga." Tante Dini hanya geleng-geleng kepala demi mendengar protes Masa barusan, "Pacar bukan, kamu sudah posesif, Nak."
***
Whatsapp Message
MaSaferino : By
Abigail M. : Udah sadar?
Abigail M. : Jam brp sadar?
MaSaferino : Jam 11an
MaSaferino : Gak jenguk?
Abigail M. : Ntar ya
MaSaferino : Kok?
Abigail M. : Sorean
MaSaferino : Lamaaaa
MaSaferino : Bosen!
Abigail M. : Slh sndiri batu!
Abigail M. : Istirahat
MaSaferino : Ke sini dong!
Abigail M. : Ntar bawel!
MaSaferino : Sekalian bawa martabak
Abigail M. : Gak boleh
MaSaferino : 😢
MaSaferino : Yah, bawaiin ya
Abigail M. : Hm
MaSaferino : Abyyy
MaSaferino : Jgn lupa extra nutella selai kacang ya!
Abigail M : 😑
MaSaferino : 😚***
"Eh, si rese emang! Udah kita jenguk dianggurin gini!" desis Desta, cowok berkaca mata menatap tajam Masa yang masih berkutat dengan cellphone-nya.
"Tau tuh! Ambruk nggak bilang, parah bet ni anak!"
"Mana ada orang pingsan bilang, nyet!" balas Chiko, cowok yang bertubuh paling kerempeng di antara empat orang cowok yang ada di dalam kamar rumah sakit tempat Masa dirawat.
"Ada kali, eh rasanya kepala gue kok muter, eh badan gue kok gliyengan. Gitu bro!" Rizky tetap bersikeras dengan pendapatnya.
"Udah sono lo balik ke sekolahnya Harry Potter apalah itu!" usir Desta yang langsung menepuk jidatnya, sadar salah ucap. Bentar lagi nih anak pasti...
"Mau gue juga gitu sih, males sama muggle-muggle kayak lo!"
Nah kan, bener. Desta dan Chiko berjengit dan malas memperpanjang pembicaraan mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
3 AM IN THE MORNING [Heartbeats Love] #wattys2019
RomanceKamu lah yang pertama Kamu lah untaian nada yang tercipta Kamu lah setiap hembusan nafas Dan, kamu lah yang terakhir Di (dalam) hidupku "Cause we're the heartbeats love." ©2017 by venty07