ACT 5 [rewind]

125 9 1
                                    

Baby, I want you to cave me in
So, baby, I won't have to admit it
Baby, I want you to cave me in
So maybe I won't ask to forget it
- Cave Me In

***

Masa selalu menunggu hari Rabu dateng. 'My Wednesday girl'- sebutnya kalau ditanya ketika kepergok melamun sambil cengengesan nggak jelas. Sudah hampir lima kali dia melewatkan Rabu-nya, caileee, bersama Aby. Walaupun hanya dua jam tapi itu berharga banget buat Masa. Semacam kencan model jaman tahun lima puluhan yang kalau pergi berkencan ada jam malamnya gitu. Yah, dari cerita opanya sih kalau lagi mendongeng masa pacaran bersama oma.

Jarak umur Masa dan Aby berbeda dua tahun. Aby sekarang sedang menjalani persiapan pergantian konsentrasi jurusan, Masa sendiri sedang menanti ujian akhir kelulusan SMA. Dan ia girang setengah mati pas tau bakalan satu almamater bareng Aby. Biar beda jurusan yang penting satu kampus. Supaya kesempatan ketemunya bakalan lebih gampang.

Masa belum meminta nomor telepon Aby. Setiap mau minta nomor telepon tuh rasanya bibir Masa kelu abis.  Walaupun minim pengalaman dalam hal percintaan dengan cewek, ia cukup sadar kalau Aby itu tipe introvert. Baginya waktunya bersama Aby sekarang sudah cukup membuatnya bahagia, ngobrol sambil menikmati secangkir teh sore hari di taman rumah sakit.

Berbagi pengetahuan musik yang membuat sepasang manik hitam cewek itu berbinar ketika menceritakan gubahan karya buyut Mozart, Bethoven bahkan Rachmaninoff. Yang demi Tuhan, langsung Masa google se-google-nya demi bisa menimpali pembicaraan Aby. Habisnya Masa lebih paham musik kekinian macam John Mayer, The Sam Willows, Chainsmokers, sampai Usher!

Aby sendiri paham kalau cowok yang dia temui itu berusaha mengimbangi pembicaraannya mengenai musik klasik yang sudah ia kenal jauh sebelum gadis ini bisa berjalan berkat ke dua orang tuanya yang amat mencintai musik klasik.

Maka dari itu, di Rabu ke-empat mereka, Aby memberikan sebuah usb berisi playlist beberapa gubahan classic music yang biasa diperkenalkan untuk kaum awam seperti Rachmaninof: Piano Concerto No. 2, Op. 18, Debussy: Reflets dans l'eau, dan Bethoven dengan Fur Elise-nya yang paling terkenal dan orang pun pasti tahu gubahan sepanjang masa ini.

Di Rabu sore ke-lima seperti biasa mereka berjanji untuk bertemu. Sayangnya, badan Masa yang drop kelelahan persiapan UN membuat dia absen di ruang serbaguna. Aby yang menunggu kedatangan Masa merasa sedikit kecewa, lantaran cowok yang belakangan ini mulai membuat dia menanti datangnya hari jadwal terapi, tidak memunculkan batang hidungnya.

Penasaran, Aby mencoba bertanya pada suster yang berjaga di ruang jaga yang satu lantai dengan ruang serbaguna.

"Sust, Masa-nya ke mana ya?"

"Masa?" ulang suster muda yang kurang paham dengan pertanyaan Aby.

Nama Masa memang jarang diketahui oleh dokter-suster. Mereka lebih mengenal nama Maynard. Hanya dokter-suster yang bertanggung jawab saja yang tahu nama panggilannya Masa.

Suster Dita yang kebetulan lewat sambil membawa setumpuk rekam medis, menoleh ketika mendengar percakapan Aby dan juniornya.

"Abigail?"

"Ya?"

"Cari Maynard ya?"

"Saya cari Masa, Sust." kata Aby yang nggak begitu ingat nama panjang Masa.

Suster Dita tersenyum dan mengangguk, "Yuk, saya antar. Maynard-nya lagi kurang sehat, kemarin malam masuk ke sini lagi."

Kemudian Aby paham nama panjangnya Masa. Ia mengernyit dan bingung karena dari cerita Masa, cowok itu juga menjalani terapi tapi enggan memberitahu terapi apa.

3 AM IN THE MORNING [Heartbeats Love] #wattys2019Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang