ACT 10

197 9 4
                                    

"Maynard."

Masa menoleh ke empunya suara yang barusan memanggil nama lengkap depannya.

"Hai, Tara."

Masa membalas sapaan gadis manis berambut panjang ikal sepunggung yang berdiri di persimpangan lorong rumah sakit. Langkahnya terhenti, menunggu Tara yang berjalan menghampirinya.

"Apa kabar?" tanya Tara seraya menyamakan langkahnya dengan Masa, "Udah lama banget ga ketemu pas cek-up. Cie yang artis sibuk nih."

Masa hanya tersenyum simpul akan ledekan Tara barusan. Ya jelas aja nggak ketemu, wong Masa ganti jadwal check-up biar barengan sama Aby. Setiap hari Rabu yang walaupun hujan badai bakalan dia terjang hanya demi bertemu Aby.

"Nggaklah." elak Masa, "Eh, lo kenapa? Jadwal transfusi?"

"Iya nih." Tara menunjukkan lengan kirinya yang ditempel plester kecoklatan, "Biasa, kuliah udah mulai banyak tugas jadi ya..."

"Jangan diforsir lah Ra," sambung Masa, "Tapi lo ke sini tadi nggak heboh kan?"

"Ambulance maksud lo?"

Masa nyengir.

"Sial lo! Nggaklah!" desis Tara seraya memukul lengan Masa, "Masih banyakan lo jumlah iringan ambulance-nya daripada gue."

"Udah nggak, udah sadar diri gue."

Tara terkekeh mendengar sanggahan Masa.

"Eh iya, kapan-kapan undang gue kek liat lo manggung."

"Boleh-boleh. Minggu depan three am main di Togar, dateng aja." Masa mengangguk, "Nomer lo masih sama kan?"

"Masih."

"Tara."

Masa dan Tara menoleh bersamaan ke empunya suara nge-bass yang barusan memanggil Tara. Masa agak kaget melihat sosok cowok yang sudah ada di hadapannya. Garis wajah maskulin cowok ini familiar banget deh, rasa-rasanya sering lihat, tapi di mana ya.

"Nunggu lama?"

"Nggak kok ini baru selese." jawab Tara, "Ya udah, Nard, gue duluan ya. See you around."

Tara pamit seraya tersenyum manis ke Masa yang sedang mengambil cellphone di saku jeans untuk menerima panggilan masuk.

"Oke! Stay healthy." Masa mengacungkan jempolnya ke Tara, "Hei, By, lagi jalan ke sana, tungguiin ya."

***

Insertion Pt. 2
"Pulang?"

Aby menoleh, "Belum."

"Gue anter." tawar Mana menatap lekat siluet samping gadis yang sedang memandangi lalu lintas di depan Kopimu Kopiku.

"Nggak usah. Bentar lagi Pak Din nyampe." tolak Aby.

"Gue tunggu."

Aby mengernyitkan dahinya teringat percakapan terakhir sebelum meeting tadi selesai, "Bukannya habis ini lo ada janji lagi?"

"It's okay."

Aby kemudian mengedikkan bahunya dan memasang headset yang sudah tersambung dengan cellphone di sepasang kupingnya. Enggan melanjutkan percakapan dengan laki-laki berkemeja garis biru tidak terkancing memperlihatkan dalaman kaos hitamnya, yang masih setia memandangi dirinya.

Entah berapa lama keheningan bergelanyut diantara Aby dan Mana. Sama seperti dulu, dikala masing-masing tenggelam dalam dunianya, Aby dengan spread-sheet musik dan earphone yang terpasang di kuping kiri. Mana dengan pr ataupun makalah kerja kelompok dan earphone yang terpasang di kuping kanan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 19, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

3 AM IN THE MORNING [Heartbeats Love] #wattys2019Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang