ACT 4 [rewind]

128 12 0
                                    

'Twinkle, twinkle, little star
How I wonder what you are
Up above the world so high
Like a diamond in the sky
Twinkle, twinkle little star
How I wonder what you are'

Ps. Jangan lupa didengerin yah lagu di atas sambil baca part ini

***

Masa melihat Aby pertama kali di rumah sakit sewaktu dia sedang dirawat inap, tepatnya enam bulan sebelum lulus SMA. Dirinya ambruk kelelahan akibat bandel, nekat bermain basket bareng keempat sahabatnya di tengah hari bolong.

Masa yang sedang bosan berbaring di ranjang, berjalan santai dengan menyeret botol infus di tangan kirinya ke taman rumah sakit, yang udaranya cukup sejuk di sore hari.

Sayup-sayup terdengar dentingan piano yang mengalun menjadi lagu twinkle-twinkle little stars dari ujung lorong yang menghubungkan ruang bermain dengan taman rumah sakit. Masa yang penasaran berjalan mendekat ke sumber suara, sambil sesekali menoleh takut ketahuan para suster yang bakalan langsung menyeretnya balik ke kamar.

Dan di sinilah, di ruang bermain yang berisikan berbagai macam buku bacaan, meja pingpong, piano dan permainan anak-anak lainnya, Masa melihat sosok gadis yang sanggup membuat jantungnya berhenti berdetak untuk beberapa detik. Kayak tiba-tiba ada medan magnet kuat yang membuat Masa nggak bisa memalingkan mukanya dari Aby. Terus rasa-rasanya banyak bunga warna-warni bermekaran di background sekelilingnya Aby.

Kalau ini disebut dengan jatuh cinta pada pandangan pertama. Love at first sight. Berarti ini yang Masa alami.

Masa terpesona melihat pancaran kehangatan senyum Aby yang jari-jarinya dengan lincah memainkan lagu-lagu klasik untuk anak-anak yang berkerumun di sekeliling gadis ini. Belum lagi efek sinar matahari senja yang punya sebutan popular golden sunset hour, membuat sosok Aby menjadi berkilau di mata Masa.

Cowok ini mengambil tempat duduk dipojok memandang gadis dibalik piano yang sekarang sedang memainkan lagu anak berjudul 'O, Mac Donald had a farm'.

"Maynard Saferino!"

pekikan Suster Hana yang sudah merawat Masa dari bayi tiba-tiba memenuhi ruangan bermain ini, membuat dentingan piano berhenti seketika.

"Kamu itu ya!" Suster Hana menjewer sadis kuping kiri Masa yang langsung mengaduh kesakitan, "Bandelnya! Ayo balik ke kamar!"

"Ampun, Sust!"

"Nggak ada ampun-ampun!"

"Saya kan cuma duduk di sini, Sust. Dengerin pianonya bidadari cantik!"

Anak-anak kecil yang merupakan pasien rumah sakit ini tertawa kegirangan melihat drama antara Masa dan Suster Hana. Sesaat sepasang mata Masa dan Hana bersirobok, sebentar aja nggak sampai lima detik tapi itu sudah bisa bikin hati Masa mau mencelos keluar.

'Aduh matanya indah banget sih! Dear heart, please jangan kambuh!' batin Masa.

"Jangan gombal kamu yah! Ayo balik, Dokter Herman sudah mau periksa kamu!" seret Suster Hana dengan sadis, mendorong botol infus Masa, jadinya mau nggak mau cowok ini ikut berjalan keluar. Pedih dan perih banget kalau jarum infus sampai kecabut.

"Dah, bidadari! 'Till next time!" lambai Masa yang langsung mendapat pelototan tajam dari Aby dan diiringi pekikan tawa anak-anak.

***

"Sust, kok ada bidadari cantik nggak kasih tau saya sih?" protes Masa begitu dia sudah berada di dalam kamarnya kembali.

Suster Hana mengernyitkan dahinya, "Hah? Bidadari?"

3 AM IN THE MORNING [Heartbeats Love] #wattys2019Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang