Pagi selalu terasa sama baginya, gelap, dingin dan menyesakan. Langit-langit kamarnya yang putih kadang membuatnya berilusi akan dunia luar yang sudah tidak bisa didatanginya. Tempat tidur besar ala tuan putrinya perlahan terasa seperti sebuah tempat penyiksaan yang terbuat dari kayu dingin, dimana tangan dan kakinya dirantai hingga membuatnya tidak bisa bergerak. Kamarnya yang besar dengan jendela tinggi khas rumah bergaya Eropa klasik sudah berhasil menjadikannya sahabat kegelapan, karena ia memutuskan untuk tidak membiarkan cahaya masuk menembus kamarnya lagi sejak mereka memenjarakannya disini.
Kamar penjara indahnya hanya memiliki dua jendela besar yang dihalangi jeruji putih dari luar, tanpa adanya pintu keluar.
Tok...tok....
"Miss Lisa....saya datang membawakan sarapan untuk anda" kata pelayan wanita yang terdengar lebih muda karena suaranya cukup lantang dari pelayan yang sebelumnya.
Lisa yang biasanya mengabaikan para pelayan yang dikirim ke tempatnya, kali ini memutuskan untuk melihat seperti apa rupa pelayan barunya itu. Ia turun dari tempat tidurnya dengan bertelanjang kaki, memakai gaun tidur hitamnya yang sudah kusut kemudian membuka tirai besar beludru kamarnya.
Seorang gadis berambut coklat ikal masih membungkuk dengan sopan didepan jendela kamar Lisa. Dia adalah gadis yang cantik dan mungkin saja seumuran dengannya, pikir Lisa.
"Kau baru?" tanya Lisa datar.
"Benar Miss. Nama saya Jisoo yang mulai hari ini akan mengurus segala hal yang anda butuhkan." Katanya sopan, masih belum berani menatap Lisa secara langsung.
"Maksudmu mengawasiku?" Lisa mengoreksi.
Jisoo tidak langsung menjawab, terlihat ragu. "Saya tidak bermaksud lancang Miss, maafkan saya."
"Tidak apa-apa." Kata Lisa, kali ini terdengar lembut. "Apa boleh aku melihat wajahmu?" tanya Lisa.
Perlahan Jisoo mengangkat kepalanya. Ia akhirnya melihat wajah majikan barunya itu, karena sejak tadi ia terus menunduk ia tidak mengira kalau majikannya ini akan terlihat sangat muda, cantik dan sepertinya seumuran dengannya, begitulah pikir Jisoo yang tercengang saat menatap Lisa.
"Kau seperti melihat hantu. Apa aku terlihat begitu menyeramkan?" kata Lisa memecah lamunan Jisoo.
Jisoo kembali menundukan kepalanya. "Maafkan saya Miss, saya tidak bermaksud tidak sopan." Kata Jisoo cepat-cepat. "Anda begitu cantik" puji Jisoo tulus.
Lisa tersenyum dan terkekeh setelah mendengar hal yang baru saja dikatakan Jisoo. "Rasanya dulu ada beberapa orang juga yang selalu mengatakan hal yang sama, tapi aku tidak begitu ingat." Kata Lisa pasrah. "Thank you by the way..." lanjut Lisa tulus.
Jisoo kembali mengangkat kepalanya. "Anda mengatakan apa?" bingungnya. Ia tidak begitu mengerti bahasa inggris.
Lisa tertawa lagi melihat wajah polos Jisoo. Rasanya sudah lama sekali ia tidak merasa seperti ini dan Lisa sangat bersyukur bisa bertemu dengan Jisoo.
Seiring berjalannya waktu Lisa dan Jisoo menjadi teman baik, setiap hari setelah pekerjaan Jisoo di rumah utama selesai. Ia pasti akan selalu mengunjungi kediaman Lisa yang ada didaerah paling dalam kediaman Choi yang sangat luas di daerah Gangnam.
Lisa adalah bagian dari keluarga Choi, ia adalah anak yang diasingkan karena alasan yang Lisa sendiri sudah tidak ingat, dan Jisoo pun tidak diizinkan bertanya pada siapapun didalam kediaman keluarga Choi.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Unwanted Princess ( Lisa x Jungkook ) COMPLETE
FanfictionHanya ada dinding dan ruangan tanpa pintu yang menemaninya setiap hari, tidak ada ingatan mengapa ia dikurung disana sejak usianya sepuluh tahun. Ia sudah pasrah dan menerima nasibnya, tapi jauh dilubuk hatinya yang paling dalam Lisa masih mengharap...