Two- "Stella Is A Maid."

179 15 0
                                    

"Stella, bisakah kau rapihkan kamar kamar tamu, tapi bukan kamar yang kecil melainkan kamar yang paling besar, sebentar lagi anakku akan datang kesini." Kata Ms. Dermansky. Dia adalah istri dari Mr. Dermansky pemilik rumah yang sangat besar ini yang menjadi tempat kerjaku. Aku baru tahu jika mereka memiliki seorang anak.

"Baiklah." Jawabku patuh.

Setelah aku merapihkannya. Aku langsung pergi ke tempat yang sudah disediakan oleh tuan rumah, yaitu ruangan pembantu, rumah ini sangat besar terdapat 20 pembantu di rumah ini termasuk pria dan wanita. Inilah pekerjaan sampinganku. Menjadi pembantu di rumah orang kaya.

"Kau tahu anak tuan rumah sangat tampan." Kata temanku yang bekerja disini juga. Dia bernama Gabby.

"Benarkah?" Tanyaku. Sebenarnya aku tidak pernah antusias akan hal tentang laki-laki. Jangan bilang kalau aku penyuka sesama jenis, aku bukan seperti itu hanya saja aku tidak pernah menemukan laki-laki idamanku. Gabby hanya mengangguk menanggapi perkataanku.

"Ayo kita keluar dan sambut Tuan Sebastian." Kata maddam pemimpin dari semua pembantu.

Kami semua sudah menunggu di meja makan dengan keadaan berdiri. Laki-laki itu masuk dan langsung dipeluk erat oleh Ms. Dermansky. Mataku membulat melihat wajah laki-laki itu, dia adalah laki-laki yang menyakiti wanita yang aku lihat kemarin. Bagaimana bisa? Atau mungkin aku hanya salah lihat? Atau mereka cuma mirip? Wajahku seketika memucat, bagaimana ini? Aku merasa tubuhku hancur hingga berkeping-keping.

"Ayo masuk. Kau pasti lapar." Kata Ms. Dermansky,  Mr. Dermansky langsung merangkulnya. Laki-laki itu menatap satu persatu wajah dari semua pembantu. Aku benar-benar tegang. Lalu di menatap tepat kearahku. Sekarang aku benar-benar sedingin Es, bagaimana ini? Aku menghebuskan napasku lega saat dia tidak menatapku lagi, syukurlah dia tidak mengenaliku. Mungkin karena pakaiannku. Atau aku hanya beruntung?

***

Aku kembali menjalankan aktifitasku di rumah ini. Aku menbersihkan lorong rumah ini. Namun tangan seseorang memegang pundakku dan langsung membuatku tersentak kaget.

"Mengejutkan." Suara itu sudah tidak asing lagi ditelingaku. Rasanya hanya satu kata itu saja sudah mampu membunuhku. Rasanya aku ingin mati saja. Dia mengenaliku.

"Sekarang kau tahu pekerjaanku." Kataku yang sambil tetap menundukan kepalaku.

Ia terdiam. Lalu ia tertawa terbahak-bahak. Apa dia baru saja mentertawakan aku? Aku mencoba keras menahan amarahku. Astaga persetan dengan laki-laki ini. Tawannya memenuhi seisi lorong. Rasanya aku ingin meneriakinnya sekarang juga.

"Menarik." Kata laki-laki itu, aku bahkan lupa namanya. Kalau tidak salah namanya  Sebastian.

"Apa yang menarik?" Tanyaku dingin.

"Jadi kau kerja disini." Kata Sebastian datar. "Seragamnya menarik." Ia mencoba mengangkat rokku seketika aku langsung menepis tangannya.

"Diam kau! Laki-laki mesum." Teriakku seraya menunjukan tanganku padanya. Akhirnya aku berteriak juga. Ia kembali tertawa. Apa dia pikir ini lucu?

"Jangan marah, kau terlihat seperti strawberry jika kau marah." Kata Sebastian seraya mengusap kepalaku lembut. Apa-apaan ini? Kenapa sikapnya bisa berubah secepat itu? Aku tidak pernah mengerti dengan perubahan sikapnya.

"Singkirkan tanganmu yang bedosa itu dari kepalaku, dan aku bukan strawberry." Pekiku padanya. Aku bisa gila lama kelamaan. Aku yakin dia akan membocorkan soal pekerjaanku. Oh tuhan kenapa ini terjadi kepadaku?

"Kita lihat nanti ketua osis." Ia tersenyum kepadaku. Aku merasa sekujur tubuhku merinding secara tiba-tiba. Kata-kata itu mampu membuatku lemas seketika. Hancurlah Stella si ketua osis.

Semoga kalian suka guys 😂 jangan lupa vote dan comment ya

Can you keep my secret?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang