Six- "Something Bad's Going To Happen."

144 12 1
                                    

Aku memasuki perpustakaan sekolah karena aku berencana mencari buku untuk hiburan, hari ini benar-benar membosankan. Aku memilih setiap buku yang sudah tertata rapih di rak, namun telingaku tidak sengaja menangkap suara laki-laki yang cekikikan. Ini pasti tidak beres.

"Apa yang kalian lakukan ?" Tanyaku dingin. "Kenapa kalian menonton video di perpustakaan?"

"Kita hanya menonton." Jawab salah satu laki-laki itu dengan dingin.

"Aku akan sita hp kalian!" Kataku.

"Dasar, menyebalkan!" Kata salah satu dari mereka, mereka pun langsung pergi begitu saja. Aku hanya menghela napasku, kenapa sulit sekali membuat anak laki-laki patuh? Aku kembali lagi melanjutkan aktifitasku yang terpotong. Lalu tanpa sengaja aku mendegar beberapa suara laki-laki yang tengah mengobrol dan aku mematung mendegar apa yang mereka bicarakan.

"Aku sangat membenci ketua." Kata salah satu dari mereka.

"Aku juga membencinya, kita semua memang membencinya." Jawab salah satu dari mereka.

Deg

Hatiku berdenyut sakit mendegar apa yang mereka katakan. Aku sudah berusaha semaksimal mungkin untuk  menjadi ketua Osis yang baik, tapi tetap saja mereka membenci Stella.

"Jangan galau-galau manja terus dong ketua." Kata Sebastian yang tiba-tiba saja berdiri di sampingku. Badanku bergidik geli mendengar ucapannya, bahkan bahasanya pun tidak dapat aku cerna.

"Bahasa alien apa yang kau gunakan idiot!" Makiku padanya.

"Apa itu bahasa alien?" Kata Sebastian. "Aku baru tahu." Sekarang Sebastian telah berubah menjadi Sebastian yang bodoh, seseorang tolong bawa dia ke rumah sakit, aku benar-benar tidak tahan berada di dekatnya lama-lama.

"Kau adalah alien teraneh dan terburuk yang pernah aku aku lihat!" Teriakku."Kau puas?"

Dia hanya tertawa menangapi ucapanku. "Iya kah?" Kata Sebastian. Dia menghampiriku dan aku terpaksa mudur, apa yang akan dia lakukan? Badanku tergepit olehnya, dia memojokan aku ke rak buku. Mata birunya menatap tepat ke arah mataku. Sekarang Sebastian telah berubah menjadi Sebastian yang misterius.

"Apa yang kau lakukan?" Tanyaku yang sambil berusaha untuk mendorongnya. Dia persis membuatku gemetar lagi seperti apa yang dia lakukan padaku waktu aku di kamarnya.

"Aku hanya ingin mengambil buku." Kata Sebastian datar. Persetan dengan laki-laki ini, kenapa mengambil buku saja harus mengintimidasiku terlebih dahulu?

"Dasar kau keparat, idiot, brengsek, bodoh!" Makkiku padanya.

Sebastian hanya terkekeh pelan mendegar ucapanku. "Kau sangat manis ketua." Kata Sebastian yang sambil mengusap kepalaku lembut. Aku merasa tubuhku melebur mendegar ucapannya. Kenapa dia lakukan ini padaku?

"Singkirkan tanganmu itu dari kepalaku!" Kataku yang sambil menepis tangannya.

"Kau selalu marah-marah untuk menutupi rasa malu mu ketua." Kata Sebastian.

"Tidak seperti itu!" Bentakku padanya.

"Baiklah, sampai bertemu lagi di rumahku ketua." Kata Sebastian. Dia hanya berbicara dengan nada yang biasa tetapi kenapa aku merasa itu seperti sebuah ancaman. Aku pun terus berjalan dan berusaha menghiraukannya.

***

"Ketua!" Teriak seorang laki-laki padaku.

"Ada apa?" Tanyaku.

"Marcus dan Sam bertengkar dengan anak dari sekolahan lain, mereka sedang ada di gang sempit dekat sekolah." Katannya dengan napas bergebu-gebu.

"Apa?" Tanyaku kaget.

Aku pun berlari sekencang mungkin menuju gang tersebut dan benar saja, mereka sedang bertengkar.

"Marcus! Sam! Hentikan." Teriakku. Mereka pun langsung menghentikan aksinya. Aku terkejut bukan main saat mendapati siapa yang tengah mereka ajak bertengkar, dari seragamnya saja sudah elit. Itu pasti sekolahan khusus orang kaya.

"Sebenarnya apa yang terjadi disini?" Tanyaku.

Lalu seseorang laki-laki terkekeh pelan. "Perkenalkan, saya Christian." Kata Christian dengan sopan. Dan aku terkejut saat dia mencium tanganku degan lembut. Aku pun langsung menarik tanganku dengan cepat.

"Aku Stella, Kenapa kau menyerang temanku." Kataku degan tegas.

"Mereka yang menyerang teman-temanku duluan Stella." Balas Christian dengan sopan.

"Tidak ketua! Mereka yang menghina kita duluan." Bantah Marcus.

"Jika anda tidak keberatan kita bisa membahas hal ini di sekolahan saya. Dan saya mengundang anda kesana." Kata Christian sopan.

"Baiklah." Kataku.

Mereka pun pergi menggunakan mobil limousine nya. Setelah mereka pergi, aku pun langsung menatap geram ke arah Marcus dan Sam.

"Ma-maafkan kami ketua." Kata Sam gugup.

"Sudah kubilang jangan pernah mencari masalah! Kalian sebaiknya mengalah!" Teriaku tegas. Mereka menciut mendegar ucapanku.

"Sudahlah, lupakan, ayo kita kembali ke sekolah." Kataku yang dijawab dengan anggukan dari kepala mereka.

Semoga kalian suka, jangan lupa vote dan keluarin komentar kalian ❤️

Can you keep my secret?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang