Seven- "He Save Me Again."

153 11 0
                                    

Hari ini aku kembali menjalani kerja paruh  waktuku seperti biasannya. Kali ini aku harus benar-benar waspada, aku tidak ingin terus bertemu dengan Sebastian, karena aku yakin dia tidak pernah puas mengangguku. Aku terus-terusan bersembunyi darinya, bahkan jika dia lewat aku selalu mencari tempat persembunyian. Kali ini aku sedang membersihkan ruang tamu, aku berharap Sebastian tidak menemukan aku disini. Aku melihat seseorang berjalan menuju ke arah ruang tamu, dan benar saja, itu Sebastian.

"Jadi kau disini ketua." Kata Sebastian dengan menujukan muka yang datar seperti biasannya. "Dan kau sedang bermain petak umpet denganku."

"Jangan panggil aku ketua di rumahmu!" Bisikku namun dengan nada yang menyalak. "Dan aku tidak sedang bermain permainan yang konyol itu denganmu."

"Kenapa?" Kata Sebastian. "Tapi kau terus bersembunyi dariku, jadi rasanya kita kaya main petak umpet gitu."

"Memang siapa yang sembunyi dari kamu bodoh!" Kataku.

"Tadi pas di lorong aku lihat kamu lari terbirit-birit pas lihat aku, terus pas di dapur aku lihat kamu sembunyi di kolong meja, terus pas di taman kamu sembunyi di balik semak-semak." Kata Sebastian.

"Aku enggak lakuin itu!" Kataku ketus.

"Bohong," Kata Sebastian sambil menyipitkan mata curiga. "Kan aku sudah bilang, aku kan benci pembohong."

"Aku enggak peduli." Jawabku ketus. Aku pun langsung pergi meninggalkannya. Beradu argumen dengan Sebastian benar-benar membuat orang lelah sekaligus naik darah, bahkan aku benci cara bicaranya, benar-benar tidak masuk akal dan tidak dapat di cerna.

***

Hari ini adalah dimana aku harus pergi bertemu Christian. Aku hanya pergi sendiri, aku tidak mau merepotkan teman-temanku yang lainnya. Saat aku masuk pintu gerbang sekolah itupun aku sudah disambut dan langsung di antar keruangan Christian. Sekolah ini benar-benar megah, hanya anak-anak yang elit saja yang bisa masuk ke sini. Aku pun menasuki ruangan yang sudah ditunjukan oleh salah satu murid sekolah ini.

"Hallo, Stella." Sapa Christian sopan.

"Hallo." Jawabku singkat.

"Silahkan duduk." Kata Christian yang langsung mengikuti duduk disebelahku. Seorang pelayan mengantarkan minum untukku, namun aku terkejut saat dia menumpahkan minuman kepadaku.

"Maafkan aku nyonya, aku tidak sengaja." Kata pelayan itu sambil menunduk karena menyesal.

"Tidak apa-apa." Kataku. Christian pun langsung memarahi pelayan itu habis-habisa.

"Maaf Stella, sebagai gantinya kau bisa mandi di sini, dan nanti pelayan yang lainnya akan membawa baju ganti untukmu, bagaimana?" Tanya Christian sopan.

"Baiklah, terima kasih." Kataku.

Setelah aku membersihkan diriku aku langsung menuju loker pakaian, Christian bilang pelayan akan mengantar baju untukku. Namun aku terkejut saat aku menemukan pakaian Maid, kenapa dia memberikan aku ini? Aku membuka setiap loker dan tidak menemukan apa-apa, aku pun mulai panik.

"Kau tidak apa-apa Stella?" Tanya Christian dari luar pintu.

"A-aku tidak apa-apa." Jawabku gugup.

"Kenapa kau lama sekali?" Kata Christian. "Kalau gitu aku akan buka pintunya." Spontan aku langsung menahan pintu tersebut.

"Baiklah tunggu sebentar." Kataku yang langsung menggunakan seragam maid itu dengan tergesa-gesa. Aku pun keluar dengan ragu-ragu. Mata Christian membulat melihatku namun setelah itu dia langsung tersenyum, namun sentuman itu tidak dapat diartikan.

"Rapih dan benar-benar pas." Kata Christian. "Kau pasti sudah sangat mahir."

Jantungku berhenti seketika. Dia mengetahui pekerjaanku. Dia menghampiriku, aku terkesiap karena dia langsung mendorongku ke sofa, tubuhnya berada di atasku, aku mencoba meronta tapi dia lebih kuat.

"Jadi ini sifat aslimu." Kataku

Ia tertawa. "Kau adalah pembantu di rumah Sebastian." Ia pun mendekatkan wajahnya kearahku. Tangannya mengenggam tanganku kasar, dia akan menciumku.

"Se-sebastian." Panggilku pelan. Lalu aku terkejut karena seseorang mendobrak pintu itu sampai hancur, dan dia adalah Sebastian. Ia menghampiri ku dan langsung menarik tubuhku dari Christian.

"Jangan ganggu dia Christian." Kata Sebastian dingin. Ternyata Sebastian mengenal Christian. Apa mereka saling kenal?

Christian terkekeh pelan. "Dia adalah pembantu dirumah ibu dan ayah." Kata Christian. Apa selama ini mereka adalah saudara?

"Tidak ada urusannya denganmu, jangan ganggu dia atau aku akan membunuhmu." Ancam Sebastian. Apa yang baru saja dia katakan benar-benar membuatku melongo, dia ingin membunuh orang demi diriku?

"Kau tidak akan berani membunuhku kakak, aku adalah saudara kembarmu." Kata Christian yang mampu membuatku terkejut, mereka adalah saudara kembar.

"Jika aku ingin aku bisa kapan saja." Kata Sebastian dingin. Aku tidak pernah mengerti dengan perubahan sikapnya, apa dia memiliki kepribadian ganda? Sebastian langsung menarikku keluar dari ruangan tersebut. Aku berjalan menuju lorong bersamanya. Aku bahkan masih terkejut akan kejadian tadi.

"Kau tadi memanggil namaku ketua." Kata sebastian.

Aku terkejut mendegar ucapannya. "T-tidak." Jawabku gugup.

Ia hanya terkekeh pelan.  "Kau tidak akan pernah bisa berbohong ketua." Aku hanya bisa memalingkan wajah maluku darinya, entah apa yang membuatku ingin memanggil namanya, aku hanya merasa bahwa dia akan menyelamatkan aku.

Saat aku dan Sebastian keluar, aku sudah di sambut dengan teman-temanku. Mereka datang untuk menjemputku. Aku tersenyum bahagia melihat mereka.
Ternyata mereka semua peduli padaku.
Jangan lupa vote dan comment ya guys 😍

Sebastian disini kaya jadi superhero ya wkwkkwkw 😂

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 24, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Can you keep my secret?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang