Gara-gara Mimi

19 2 0
                                    

@adysthatm He treat me right, I'm even know, I couldn't ask for more

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

@adysthatm He treat me right, I'm even know, I couldn't ask for more. @binnatri bestie ter-anjir :(

 @binnatri bestie ter-anjir :(

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

@binnatri karung beras. BERAT ANJIR @adysthatm !

Binna dan Adystha memposting salah satu foto mereka yang sama diwaktu yang tak jauh beda di instagram. Yang mendapat sorotan dari teman-teman sekolah mereka.

"Eh Dys, lo kok ga bilang kemarin main sama Binna? Instagram rame gara-gara foto lo berdua," tanya Mimi saat Adystha baru saja sampai kelas. Pagi ini Adystha berangkat sekolah diantar papanya.

"Lah, ngapain gua cerita-cerita ke lo? Ah lebay, namanya juga instagram kan buat rame-ramean." Adystha balik bertanya.

Mimi mencibir mendengar perkataan Adystha. "Gitu ya lo, sekarang udah ga cerita-cerita lagi. Parahhhh..."

"Paan sih nyong. Lagian gue kan jalan ama Binna doang."

"Nah justru itu! Karna ini Binna, lo harusnya cerita."

"Ih, apaan! Emang kenapa sama Binna ?" tanya Adystha jadi bingung.

"Ga percaya gue, kalo kalian temenan doang! Emang lo ga ada rasa apa sama dia?" seru Mimi semangat.

"Duh, lo sama Elgi sama aja! Curigaan mulu sama gue sama Binna. Kita cuma temen doang. Perasaan apaan coba." Adystha masih teguh dengan jawabannya.

"Bisa ajakan Binna suka sama lo? Who knows.. Setelah sekian lama bareng tumbuh rasa cinta itu. Lagian mana ada cewe-cowo sahabatan tanpa cinta-cintaan."

Emang sih Adystha setuju, kalo sahabatan tanpa cinta-cintaan ga ada. Tapi itu hal untuk Adystha dengan Ananda, bukan Binna.

"Lah, buktinya gue sama Binna. Terus gue sama Rahadian bahkan udah bertahun-tahun. Lagian teori dari mana lo?"

"Ga percaya lo sama gue! Nih lo perhatiin aja entar, gimana cara Binna natap lo, gimana cara dia memperlakukan lo, gimana dia merhatiin lo. Nih dari pengamatan gue Binna itu pasti ada rasa sama lo, makanya dia ngejagain lo banget! Lo aja yang ga nyadar dari dulu,"

"Et dah. Kok lo yang semangat gini sih. Eh dari dulu ampe sekarang dia emang gi--" Adystha belum selesai berkata, namun notifikasi ponsel merebut perhatiannya dan Mimi.

Mimi ikut melihat kearah ponsel Adystha dimana menunjukan bahwa chat yang masuk adalah dari Binna.

Binna T : Gue belom sarapan anjir -_-
Binna T : Lapeeeeeerrrr

"Gue gatau, ini lo doang yang bego. Atau dua-duanya bego beneran. Lo liatkan ? Ini tuh Binna tuh nyari perhatian lo." Mimi mengambil alih ponsel Adystha, menscroll kolom chat itu dan melihat isinya.

"Nih nih liat-liat lagi chat lo keatas. Tuhkan kalian tuh ga bisa lepas satu sama lain. Bentar-bentar saling ngabarin tanpa ditanya. Gila ampe ngepap begini. Noh noh.. Gue yakin ni videocall ampe ketiduran deh."

Adystha mendengarkan semua yang Mimi ucapkan. Mencoba mencerna maksud ucapan Mimi. Hingga bell masuk berbunyi, akhirnya ia tidak membalas chat dari Binna. Karna terlalu  memikirkan ucapan Mimi.

***

Adystha dan Mimi berjalan keluar kelas menuju kantin. Mereka membicarakan makanan apa yang akan mereka makan. Langkah mereka terhenti karna seruan seseorang.

"Dystha!" Binna melambaikan tangan saat Adystha berbalik dan melihat padanya. Ia berlari kecil dengan fokus pandangan ada pada Adystha. "Kantin? Barenglah.."

Adystha dan Mimi kembali melangkah dengan Binna yang ada di sebelah Adystha. Ternyata dibelakang, Elgi menyusul mereka. "Kampret! Gue ditinggal." gerutu Elgi.

Sampai dikantin Adystha dan Mimi langsung menempati meja kosong untuk mereka tempati. Sementara Binna dan Elgi memesan makanan untuk mereka.

Binna dan Elgi datang membawa makanan untuk mereka. Binna duduk dihadapan Adystha, sementara Elgi dihadapan Mimi.

"Chat gue kok lo read doang sih Dys?" tanya Binna disela-sela makannya.

Pertanyaan Binna sontak membuat Adystha tersedak. Ia sendiri bingung, kenapa ia jadi gugup begini hanya karna pertanyaan yang Binna lontarkan.

Belum lagi, dengan sigap Binna sudah memberi minum pada Adystha. Mengambil tisu dan mengelap daerah bibir Adystha yang basah karna minum terburu-buru.

Adystha merutuki omongan Mimi tadi. Ya. Pasti ini karna omongan Mimi makanya dia jadi kepikiran yang tidak-tidak.

Tunggu, tunggu. Emang Adystha mikir apa ?

Bahkan Adystha berucap "Astaga" dalam hati karna berpikir Binna suka padanya. Didukung dengan tingkah Binna padanya.

"Makanya kalo makan pelan-pelan Dys. Lo kaya belom makan tujuh tahun aja. Tadi pagi kan lo udah sarapan." ujar Binna.

"Heh! Lo ngajak ngobrol pas gue lagi makan yaiya gue keselek bego!" balas Adystha nyolot.

"Ya maaf," ujar Binna santai dan kembali menyuapkan nasi soto untuk diri sendiri.

Adystha pun kembali menyantap batagornya. Mencoba mentralkan rasa gugupnya yang tiba-tiba muncul itu.

"Lagian lo tumben ngeread chat gue doang,"  Binna melanjutkan omongannya.

"Itu.. Gue lupa udah kebuka, terus bel masuk jadi gue baru inget barusan pas lo nanya," jawab Adystha. Mimi melirik padanya saat tadi ia berujar.

Binna mengangguk paham. Elgi tak peduli. Dan Mimi memberi smirk kemenangan. Adystha kenapa jadi ketar-ketir sendiri.

Selama ini Adystha tak pernah memikirkan bagaimana perilaku Binna padanya. Tapi ia sadar betul apa yang Binna lakukan padanya tidak bisa dibilang biasa saja. Ia hanya beranggapan itu biasa untuknya. Karna posisinya yang begitu akrab dengan banyak teman lelaki. Ditambah ia punya satu kakak laki-laki. Jadi ia menganggap semua yang para teman laki-lakinya lakukan sama. Tak ada yang lebih dimatanya.

"Dys.. Dys.." Binna melambaikan tangan dihadapan Adystha yang terlihat melamun.

"Paan sih lo," Adystha tersadar dari pikirannya yang memikirkan laki-laki ini.

"Ya lo ngelamun mulu! Gue kira lo di pelet sama mang Alan.." Mang Alan itu pedagang batagor yang ada dikantin.

Mendengar ucapan Binna, Adystha langsung melihat Mang Alan yang usianya sudah masuk kepala empat. Adystha bergidik ngeri.

"Entar balik agak sorean yak, gue ga bawa helm dua. Berabe kalo ada polisi," ujar Binna.

"Eh.. Itu ga usah. Gue bisa balik sendiri," jawab Adystha.

"Emang bokap jemput elo?" tanya Binna dengan kernyitan didahinya.

"Eeeeee... Engga. Gampang, gue bisa pake angkot. Atau nebeng yang lain yang bawa helm dua," Adystha mencoba mencari alasan.

Binna kembali mengernyitkan dahinya. Memang selama ini Adystha dan Binna sering pergi-pulang sekolah bersama. Tapi terkadang nebeng dengan yang lain karna memang teman Adystha banyak.

Tapi jarang sekali Adystha menolak tawarannya pulang bareng. Biasanya Adystha menolak karna memang sudah ada janji dengan yang lain. Untuk kali ini, Binna merasa penolakan Adystha itu untuk menghindar. Dengan mencari-cari kemungkinan lain.

"Udahlah. Pokoknya lo pulang bareng gue," ucap Binna final.

Seperti yang sudah-sudah. Adystha pada akhirnya akan kalah dan menuruti perkataan Binna. Ia pasrah saja dan kembali menyuapi batagor kemulutnya.

Sementara Mimi dan Elgi yang sedari tadi mendengarkan percakapan itu menggelengkan kepala.

AdysthaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang