Adystha memang jomblo. Dunia juga tau soal itu. Namun tak mau munafik, ada seseorang yang ia sukai. Namanya Ananda Fajrin Lezardy. Banyak hal yang membuat Adystha menyukai Ananda.
Awal ia mengenal Ananda, saat pertandingan Basket antar SMA. Ia menemani teman sekelasnya, Mimi, yang ingin nonton pacarnya yang berbeda sekolah tanding basket. Pacar Mimi, Panji, merupakan kapten basket sekolah. Saat itu Mimi dan Adystha nenghampiri Panji yang sedang bersama Ananda. Mereka berkenalan dengan wajar. Saat pertandingan basket Adystha di buat terpukau saat Ananda berhasil melakukan three poin. Dengan semangat ia meneriakan nama Ananda sebagai bentuk Support.
Siapa sangka, setelah pertandingan itu malamnya Ananda menambahkan kontak Adystha. Memang sih biar sudah berteman disalah satu sosial media, tapi mereka tak saling sapa. Hingga beberapa bulan kemudian Ananda mengirim pesan pada Adystha.
Saat itu Ananda sedang galau, niatnya mau curhat ke Panji. Tapi si Panji malah sibuk pacaran dengan Mimi, dan Mimi nyuruh Ananda buat curhat ke Adystha aja. Secara Adystha terkenal karna paling ngerti soal cowo.
Menuruti kata Mimi, Ananda pun mengirim pesan basa basi ke Adystha, dan Adystha merespon dengan santai. Hingga akhirnya Ananda mencurahkan kegalauannya pada Adystha.
Dari situ kedekatan mereka makin intens. Status Ananda yang tadinya Relationship berubah jadi jomblo, karna pacarnya ketahuan selingkuh. Ananda memang ga ada niat ngedeketin Adystha, tapi apa yang dilakukan Ananda malah bikin baper.
Adystha sendiri bingung, kenapa dia mau aja kalau Ananda butuh dia. Ananda galau, Adystha yang nyamperin. Ananda latihan, Adystha yang nemenin. Ananda sakit, Adystha yang ngobatin. Pokoknya Adystha rela ngedatengin Ananda, sementara Ananda mana pernah nganter jemput Adystha.
Ada beberapa hal yang bikin Adystha suka sama Ananda. Waktu itu Adystha Solat Ashar di mesjid yang jauh dari rumahnya, itu juga karna ga sengaja. Selesai solat ternyata ada anak-anak kecil yang belajar ngaji. Dan yang ngajarinnya Ananda. Dikemudian hari Adystha lagi beli nasi padang, eh Ananda lewat sambil dorong motor butut yang ternyata milik kakek-kakek tua gitu. Kakeknya lupa isi bensin jadi Ananda dorong motor sambil ngobrol dengan kakek itu sampai pom bensin. Dan beberapa hal lagi yang semua tak sengaja Adystha temukan dari diri Ananda yang ga banyak tingkah itu.
Dan sekarang, mereka sedang berada di McD. Adystha menempati salah satu meja, sementara Ananda sedang mengantri pesanan.
"Jadi apa yang mau lo obrolin ?" tanya Adystha saat Ananda sudah duduk membawa pesanan mereka.
Mereka mulai menikmati makanan dan minuman.
"Gue lagi ngedeketin cewe," ujar Ananda santai.
Adystha itu udah kebal banget. Yang ia dengar tadi sungguh menohok hati. Tapi mau gimana lagi ? Adystha sudah terlatih untuk menutupi perasaannya di hadapan laki-laki ini. Wajahnya sih kalem gitu, santai banget. Padahal hatinya berasa ditusuk!
"Siapa ? Terus gimana-gimana?" tanya Adystha seakan antusias.
"Namanya Cindy, temen sekelas gue. Tapi gue bingung.. Nih lo dengerin, sebelumnya gue biasa aja ke dia. Pas mulai semester baru kemarin dia pake hijab, beuhh dari situ gue mulai merhatiin dia. Rasanya adem gitu liat dia," tutur Ananda yang membayangkan sosok yang ia ceritakan.
"Yeeee.. Yang baek-baek jangan lo rusak lah! Tau gue, lo lagi bayangin yang iya iyakan?"
"Gue kan cowo ya wajarlah."
Adystha mencibir mendengar ucapan itu.
"Bukan itu yang mau gue obrolin. Nih gue tuh emang coba deketin dia. Tapi gimana yah, gue masih coba deketin dia as a friend aja gitu. It's mean dia mungkin ga sadar kalo gue lagi deketin dia."
"Semua juga berawal dari teman kali," komentar Adystha padahal dalam hati ia iri! Mereka juga awalnya berteman, tapi ia malah baper.
"Tapi gue kan gamau cuma jadi temen dia doang." kata Ananda tegas.
Sebenernya itu kata-kata Adystha untuk Ananda. Tapi mau gimana lagi ? Ananda maunya temenan doang sama Adystha. Kan Adystha jadi ngomong "kampret" dalam hati doang.
"Ya lo usahalah. Do something special ke dia kek. Lo mau lebih tapi kalo sikap lo kaya temen biasa doang mah mau gimana lagi." Adystha itu sebenernya ngomong buat diri sendiri.
"Gimana ya, gue tuh pengennya dia ngerasain hal yang sama kaya gue tanpa gue usaha abis-abisan. Entar kesannya pas awal aja ngejar abis-abisan udah dapet mah mulai cuek. Lagian mana ada juga ya cewe yang mau sama gue kalo gini." Raut wajah Ananda sedikit lesu.
Pengen banget Adystha teriak "Gue An, GUEEE. Tanpa lo usaha pun gue udah suka sama lo! Tanpa harus lo ngejar, gue udah mau!" Tapi sayang, Adystha cuma teriak dalam hati tanpa Ananda ketahui.
"Pasti ada kok cewe yang suka sama lo. Cuman lonya aja belum sadar, mungkin." balas Adystha dengan makna tersirat. Tapi percuma yang tau maknanya cuma Adystha.
"Heuh, siapa coba?" Ananda mencebik kesal.
"Udah balik lagi, lo maunya gimana ? Kalau emang niat jadiin siapa tuh namanya.. Ya udah, lo kejar! Usahalah! Percuma lo suka kalo ga usaha, ga akan tersampaikan juga perasaan lo." Adystha gamau keceplosan kalo dia suka Ananda, makanya dia balik ngobrolin curhatan Ananda.
Ananda sedikit berpikir. Hingga akhirnya wajahnya mulai santai, dan senyum merekah dibibirnya.
"Iya, bakal gue coba."Sumpah ya, Adystha mau meleleh liat senyum Ananda doang! Adystha mati-matian netralin detak jantungnya sendiri. Memunculkan senyum pada Ananda, seakan mendukung. Padahal dibalik gemuruh efek liat senyum Ananda, Adystha nyoba nahan sakit hati dia sendiri.
"Lo sendiri gimana ?"
"Gimana apanya ?"
"Masih jomblo lo ? Oh ya, lo ga pernah cerita apa-apa deh ke gue.."
Baru nyadar lo, gue selalu ada buat lo, tapi lo ga ada ha?
"Ya gitu deh.." jawab Adystha malas.
"Emang ga ada yang deketin lo ? Atau.. Yang lo suka deh, siapa?"
"Menurut lo aja deh. Nope.."
"Emang kenapa sih? Lo kan cantik, baik pake banget."
Ini rasanya Adystha lagi terbang kelangit dengan puluhan burung indah. Dalam hati, Adystha senang bukan main! Dipuji sama yang lo suka itu itu rasanya bikin terbang!
Pipi Adystha merona karna perkataan Ananda barusan. Namun ia menutupinya dengan kekehan kecil.
"Katarak lo, nyebut gue cantik hahaha."
"Beneran gue. Kalo gue ga anggep lo sahabat, kayanya gue udah suka sama lo kali.." ujar Ananda santai, tanpa melihat lawan bicaranya.
Kalau ada bahagia dan duka jadi satu, itu mungkin yang dirasakan Adystha saat ini. Ingin rasanya Adystha menghilangkan 'sahabat' diantara mereka. Secuil 'kemungkinan' bahwa Ananda bisa saja menyukai Adystha itu hal yang ia aminkan. Walau ujung-ujungnya Adystha harus menelan rasa pahit, karna nyatanya Ananda tidak menyukainya.
Adystha hanya menampilkan cengiran polos, menutupi semua yang ia rasa. Ananda yang melihat cengiran polos Adystha tak berkomentar apa-apa. Pada akhirnya mereka kembali mengobrol membicarakan hal-hal kecil.
Untuk kali ini Adystha membenci apa itu yang yang disebut 'sahabat'. Apalagi sahabat lelaki yang ada bersamanya saat ini. Ananda..
KAMU SEDANG MEMBACA
Adystha
Novela JuvenilHe made me love him without looking at me. And now I know, no matter how much i love him, he can't love me back in the same way. Cause he loves someone else. "Mimi mikirnya antara gue dan Binna ada perasaan. Tapi gue juga bingung. Selama gue sahabat...