04

1.5K 206 60
                                    

[Are you ready for this chapter? Tbh, Lipi sendiri gak siap]

=======
CINTA dan RAHASIA
=======

Udara hari itu terasa sangat dingin, namun hal tersebut tak menyurutkan semangat setiap anggota Seventeen. Setelah menikmati waktu bebasnya ㅡyang hanya satu hari, semua anggota Seventeen kembali disibukan dengan jadwal promosi. Kali ini agensi menjadwalkan sebuah fansign event.

Mereka terlihat antusias dan bersemangat. Bertemu dengan fans menjadi hal yang paling mereka tunggu. Terutama bagi Seungcheol, karena saat itulah ia bisa memiliki Jeonghan, atau lebih tepatnya merasa memiliki Jeonghan.

Setelah melalui perjalanan yang tak begitu lama, Seventeen sampai di tempat berlangsungnya fansign tersebut. Mereka segera mempersiapkan diri dan panitia menyampaikan beberapa hal pokok mengenai acara hari itu. Setelah semua orang siap, satu persatu dari mereka mulai memasuki ruangan, langkah mereka disambut teriakan heboh fans masing-masing yang terlihat sangat antusias.

Acara hari itu berjalan lancar dan menyenangkan, fans terlihat gembira begitupun dengan anggota Seventeen. Wajah tampan mereka terlihat cerah, masing-masing dari mereka menampilkan senyum lebar yang sangat menawan.

Dan bagi Seungcheol, hari itu adalah salah satu hari terbaik dari sekian banyak hari baik. Ditengah acara, saat seluruh anggota berdiri berjajar menghadap fans, Jeonghan yang berdiri disampingnya mencoba untuk menggodanya. Jeonghan mengulurkan tangan, berniat untuk mendorongnya. Seungcheol tertawa karenanya lalu ia membalas perbuatan jahil Jeonghan itu dengan menarik-narik kakinya. Jeonghan yang terkejut lalu memegang bahu Seungcheol. Seungcheol yang terlalu senang kemudian menarik Jeonghan lebih kuat sehingga Jeonghan memeluknya seperti koala. Fans berteriak saat itu, apalagi ketika Seungcheol dengan sengaja menundukan badannya sehingga posisi Jeonghan terlihat seperti akan jatuh. Bukan hanya fans, Jeonghan pun berteriak karena takut Seungcheol tidak bisa menahannya, tapi ia terlihat sangat bahagia.

Sebut saja Seungcheol brengsek atau tukang memanfaatkan keadaan. Ia terlihat sengaja melakukannya dan ia terlihat sangat bahagia. Fans akan membicarakan mereka setelah ini, dan ia suka itu. Ia suka saat fans berkata bahwa ia adalah pasangan yang paling cocok untuk Jeonghan. Ia suka saat fans berkata bagaimana ia dan Jeonghan itu saling melengkapi. Ia suka semua pendapat fans tentang betapa beruntungnya ia dan Jeonghan karena mereka memiliki satu sama lain. Itu membuatnya senang, setidaknya di dunia ini bukan hanya ia yang berpikir bahwa ia adalah orang yang paling pantas untuk Jeonghan, juga bahwa ia dan Jeonghan itu ditakdirkan untuk menjadi satu.

Seungcheol terlalu banyak tertawa hari itu, hingga ia tidak sadar bahwa waktu berlalu begitu cepat. Fansign event hari itu berakhir, begitu juga dengan kebahagiaannya.

Seungcheol melihat Jeonghan berlari menubruk ㅡmemeluk Wonwoo saat mereka berada diruang ganti. Rasanya seperti baru saja terbang tinggi kemudian jatuh terhempas kedasar jurang. Bunga yang beberapa saat lalu mekar memenuhi hatinya, seketika layu terbakar rasa cemburu.

Jeonghan terus menempel pada Wonwoo selama perjalan kembali ke dorm. Jeonghan berhasil membuat Seungcheol hancur sekaligus tak berguna. Tapi Seungcheol sadar, itu bukan sepenuhnya kesalahan Jeonghan, dari awal ia yang harusnya tahu diri. Hati Jeonghan bukan untuknya. Mungkin harusnya Seungcheol menuliskan hal itu dan menempelkannya di dahi Jeonghan sehingga setiap kali wajah Jeonghan muncul dihadapannya, ia akan selalu mengingatnya.

Hari itu Seungcheol benar-benar menyadari bahwa perasaannya tidak pernah berarti bagi Jeonghan. Karena dalam hidup Jeonghan, hanya ada Wonwoo.

Seungcheol melangkah lemah kedalam dorm, rasanya hatinya terlalu sakit. Sedikit berlebihan tapi memang begitu keadaannya. Selama ini telah banyak yang ia lakukan hanya untuk Jeonghan. Ia bahkan mengorbankan dirinya untuk melindungi hubungan Jeonghan dan Wonwoo.

Di depan publik ia yang berdiri paling depan untuk menutupi hubungan keduanya, padahal hatinya terluka. Setiap hari ia meratapi nasibnya sendiri. Ia menyesal dan ingin menyerah saja. Jeonghan benar-benar sulit untuk digapai. Seberapa seringpun ia berharap, Jeonghan tak akan pernah menoleh padanya.

Dengan alasan ingin bertemu dengan Bumzu Hyung, Seungcheol pergi dari dorm. Ia tidak ingin melihat Jeonghan untuk saat ini, apalagi jika ia masih menempeli Wonwoo terus menerus.

Awalnya Seungcheol tidak tahu harus pergi kemana, ia hanya berjalan tak tentu arah. Kadang ia berhenti kemudian kembali melangkah. Matahari sudah terbenam lima belas menit yang lalu sehingga menyebabkan langit terlihat lebih gelap.

Seungcheol memutuskan untuk pergi ke kantor agensi dan memilih ruang latihan menari sebagai tempat persembunyiannya. Ya, anggap saja ia sedang bersembunyi dari kenyataan. Ia menyalakan musik keras-keras lalu mulai menari. Ia mencoba meluapkan rasa sakitnya melalui gerakan tari yang menghentak. Rasanya sangat menyakitkan, dan ia menangis dibalik masker hitamnya. Ugh!

Seseorang mematikan suara musik yang sejak dua jam yang lalu menemani Seungcheol menari. Seungcheol bisa melihat pantulan orang itu dari cermin di hadapannya. Orang itu menatapnya, pandangannya terlihat khawatir. Lalu di detik kelima, tubuh Seungcheol jatuh terduduk. Ia benar-benar tidak sanggup sekarang. Ia menari selama dua jam tanpa henti tapi hatinya tetap sakit.

Orang itu menghampiri Seungcheol, kemudian duduk dihadapannya.

"Apakah rasanya sesakit itu?" Orang itu bertanya sambil memegang bahu Seungcheol.

Seungcheol diam dan hanya menatap mata orang itu. Ada gurat kecewa disana, Seungcheol bisa melihatnya.

"Coups, apa rasanya sesakit itu?" Orang itu kembali bertanya, dan Seungcheol tetap diam. Tapi, air mata mengalir begitu saja.

"Kau menyakiti dirimu sendiri!"

Seungcheol tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi. Orang yang duduk dihadapannya adalah orang yang beberapa hari ini ia khawatirkan juga perasaannya. Ia tidak terlalu memperhatikan apa yang dikatakan orang itu, hanya saja hatinya bertambah sakit.

Orang itu berbicara banyak hal, ia berbicara tentang rasa sakit yang ia juga rasakan. Tentang betapa ia sangat menyesal atas segala hal yang telah terjadi selama ini. Juga tentang perasaannya yang sebenarnya, ia menceritakan semuanya ㅡatau lebih tepatnya ia mengakui semuanya.

Mereka berdua menangis bersama setelahnya. Mencoba membagi luka yang selama ini terpendam begitu dalam.

"Apa jika aku berkata aku ingin menyembuhkan lukamu dan akan berusaha melakukannya sebisaku apa kau mau mencoba? Memulai semuanya dari awal, denganku." Orang itu bertanya lagi, tapi Seungcheol tak memberi jawaban apapun. Ia hanya menangis.

Namun,

Detik berikutnya, Seungcheol menarik orang itu kedalam pelukannya. Ia menumpukan dagunya pada bahu orang itu lalu orang itupun melakukan hal yang sama.

Mereka berdua menikmati momen tenang itu cukup lama. Berada dalam pelukan seseorang saat sedang terluka adalah hal yang terbaik, apalagi jika kau tahu orang yang memberimu pelukan itu amat sangat menyayangimu.

Kemudian setelah menarik nafas panjang, Seungcheol berbisik pelan, "Aku tidak tahu harus berkata apa,"

Ia diam sejenak,

"Tapi terimakasih,ㅡ"

"ㅡJoshua."

-------------
TBC
-------------

Ini pendek dan ini menyakitkan 😭😭

CINTA dan RAHASIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang