"Aku hanya bisa memandang kosong dia yang kini tengah mengoyak jasadku dengan gigi taringnya. Dasar psikopat setan, bisa apa aku disini?"
***
Malamnya, tak banyak yang bisa Aura lakukan kecuali tiduran sambil chattingan dengan tiga sahabatnya dan Vigo serta menghabiskan camilan yang ia letakkan di atas perutnya, setoples coklat. Hanya bunyi jarum jam yang bergerak tiap sekonnya yang terdengar di telinga Aura. Malam ini begitu dingin dan sunyi. Bahkan suara jangkrik dari luar pun tak muncul malam ini.
Tok... Tok... Tok...
Pergerakan tangan Aura yang hendak memasukkan sepotong cokelat ke mulutnya terhenti di udara tatkala didengarnya suara tiga ketukan pintu kamarnya. Ketukan yang entah mengapa membuat gadis itu merasakan hawa aneh di luar sana. Aura memandang daun pintu yang tertutup rapat dengan kening berkerut. Tadi benar-benar ada suara ketukan kan?
Mungkin cuma ilusi.
Aura kembali melanjutkan aktivitasnya yang sempat tertunda tanpa repot-repot memikirkan hal yang dianggapnya ilusi tersebut. Memang ya, teman yang paling baik sebelum tidur adalah cokelat.
Vigo ❤ : Tidur. Udah malam
Vigo ❤ : Besok seninMe : iye, iye, papah vigo ehehe
Me : terima kasih sudah mengingatkan-_Vigo ❤ : cie, manggil papah. Mamah so sweet 😆😍😙😝😚😳😘
Me : bukan itu maksud gue, elahh!!!! Maksudnya lo bokap gue gituuuuu
Me : aku mau bocan. Bhayyyy!Vigo ❤ : 'Kalau ada apa-apa telepon gue, okay?! Sleep tight, sayang.'
Pesan terakhir yang dikirim oleh Vigo bukanlah pesan teks, melainkan voice note. Aura tersenyum kecil sambil mengetikkan balasannya.
Me : siap, kapten!
Me : you too{} jangan begadang mulu. Nggak capek apa nonton bola mulu pfttttVigo ❤ : nggak cape karena aku mencintaimu
"Receh amat." komentar Aura sambil meletakkan ponselnya di atas nakas. Ia menguap lebar sambil berbaring di ranjangnya setelah mematikan lampu utama dan menyalakan lampu bertudung yang memberi kesan remang-remang pada kamarnya.
Sambil mencoba terlelap, bayangan Vigo yang sedang tersenyum terlintas di pikirannya sehingga membuat kedua sudut bibirnya terangkat dan membentuk bulan sabit. Baginya, Vigo adalah pria paling tulus yang datang di hidupnya. Meskipun petakilan, Vigo bisa menjaga hati Aura dengan sangat baik. Vigo memperlakukan Aura seolah Aura adalah satu-satunya perempuan yang ada di dunia ini. Vigo pun memancarkan aura tersendiri untuk memikat kaum hawa, termasuk Aura. Dia termasuk murid populer dengan reputasi yang tidak terlalu baik namun juga tidak buruk di sekolah. Dia mantan kapten tim basket yang berhasil membawa kejayaan bagi tim basket sekolah mereka tahun lalu.
Jadi siapa sih yang bisa menolak pesona seorang Vigo Alfarenald?
Bisa dibilang asal usul mereka bisa jadian sangat tidak logis. Bayangin, saat itu mereka masih kelas sepuluh dan belum terlalu kenal satu sama lain. Kenal pun cuma sebatas tahu satu sama lain karena mereka ekskul di tempat yang sama, lapangan basket. Vigo adalah anggota ekskul basket sedangkan Aura anggota ekskul cheers. Pukul lima sore, duduk berdampingan di tribun lapangan basket indoor paling atas. Muka mereka sama-sama kusut layaknya kertas lusuh. Kegiatan ekskul sudah selesai beberapa menit yang lalu sehingga hanya ada mereka berdua di tempat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ghost Party
Horror"Gue gak tahu kenapa mereka pakai acara ganggu-ganggu segala. Kalau acara pesta permen sih mau. Lha ini, pesta mbak wewe, mpok kunti, mas pocong, dek tuyul, om genderuwo. Please, ada baygon gak?" - Aura, 17 tahun, frustasi.