Halaman 2

8 2 1
                                    

"Terkecuali kau menyuruhku untuk pergi,mungkin aku kan pergi hanya untuk melihatmu senang.tapi kau tak kan pergi dari mataku yang selalu melihatmu dan hati yang selalu menyapamu"

Kira mengendarai motor beat nya untuk menuju pulang ke rumah,dan Raul masih tetap membuntutinya.
Dengan mengendarai motor sport nya, Raul mengendarai motornya dengan pelan dan tetap dibelakang Kira.Tidak sampai setengah jam akhirnya Kira sampai di rumahnya, bukan hanya Kira. Tapi juga Raul.Kira memberhentikan motornya di depan pintu gerbang rumahnya, berniat mengobrol dengan Raul. Sepertinya salah, bukan mengobrol, tapi menyuruh Raul pulang sekarang!.
Raul memberhentikan motornya tepat di samping motor Kira.Raul mencopot helm nya dan nyengir kepada Kira.

"Apaan sih lo cengar cengir" ucap Kira sambil menyilangkan tangannya di depan dada.

"Elah,sensi amat si.Bilang aja kalo gue cengar cengir lo takut kalo lo bakalan klepek klepek" jawab Raul cengengesan

"Dih, jijik" jawab Kira sambil membuang arah pandangan matanya.

"Hahaha,Kira Kira.lo imut banget sih" ucap Raul sambil mencubit pipi Kira yang menggemaskan.

"Ih,sakit bego" pekik kira mengaduh sambil mengusap pipinya

"Gue pulang dulu ya, kapan kapan gue ngapel sini deh. See you tomorrow,Kirana Adella" pamit Raul lalu memakai helm dan melajukan motornya meninggalkan pekarangan rumah Kira.

Kira menatap punggung Raul yang kian menjauh,terbias angin bertiup. Kira hanya geleng kepala melihat tingkah laku lelaki itu. Dan tak sadar garis bibir Kira, naik. Kira tersenyum. Kira memakirkan motornya, lalu masuk ke dalam rumah.
Hening. Hanya itu yang tergambarkan dalam suasana rumah Kira. Kira masuk ke kamarnya.Mengganti bajunya, dan membaringkan badannya memikirkan apa yang terjadi hari ini.

*****

Kira keluar dari kamar mandi, selesai membersihkan badannya.Kira sangat bosan di rumah, ia akan pergi ke rumah Rina.Kira mengambil tas ransel kecilnya,turun dan mengambil motornya lalu bergegas ke rumah Rina. Tidak sampai 30 menit Kira pun sampai di rumah Rina.
Kira mengetuk pintu rumah Rina, dan tidak lama ibunda Rina yang membuka nya.

"Eh Kira, udah lama gak kesini ya" ucap mamah Sinta, mamahnya Rina.

"Iya tante" jawab Kira sambil mencium tangan Sinta.

"Rina nya ada Tan? " Lanjut Kira

"Ada, kamu langsung masuk aja dikamarnya" ucap Sinta menyuruh Kira masuk.

"Makasih tante, Kira permisi ke Rina dulu ya" pamit Kira lalu berjalan menuju kamar Rina.

Kira memang sudah sering ke rumahnya Rina, hanya saja akhir akhir ini ia jarang ke rumah Rina. Karna kesibukan masing masing. Kira menuju kamar Rina, tanpa mengetuk pintu Kira langsung nylonong masuk ke kamar Rina.

"Eh dugong, kaget gua" pekik Rina yang kaget karna tiba tiba Kira nylonong masuk dan langsung berbaring di kasur empuk Rina.

"Biasa aja kali ah" jawab Kira sambil menatap langit langit atap kamar Rina.

"Tumben lo kesini? " Tanya Rina yang sedang duduk di kursi meja belajarnya.

"Bosen gua dirumah, sendirian" jawab Kira sambil menekankan kata sendirian.

"Lah, lha nyokap lo? Bokap lo? Kemana? " tanya Rina sambil menatap Kira yang tengah berbaring di kasurnya.

"Di luar kota" jawab Kira singkat.

Mendengar jawaban itu Rina hanya ber-ohh ria

"Eh ra, tadi yang buntutin lo sapa sih? Udah kaya anak ayam aja" tanya Rina penasaran

Look at MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang