Hari ini tidak seperti hari hari kemarin, hari ini rasanya aku lebih bersemangat pergi kesekolah, karena aku ingin cepat cepat melihat pria pujaanku.
Sehabis siap siap untuk pergi kesekolah, dengan girangnya aku turun untuk menghampiri kedua orang tuaku juga kakak kandungku, yang berada di meja makan untuk sarapan pagi bersama mereka.
"Haloo semuaa," dengan gembiranya aku menyapa mereka semua sambil mencium pipi mereka satu persatu.
"Tumben banget lo dek bangun cepet, biasanya juga gue masukin ke bak mandi dulu baru lo bangun," celetuk kak marchell hingga membuat mama papa menertawakanku.
"Apaansih lo kak, jahat banget sama adeknya juga," kataku sambil mengambil piring dan roti yg sudah disiapkan oleh mama tadi, dengan buru buru aku menghabiskan sarapanku lalu aku meminta kak marchell untuk mengantarku ke sekolah.
Diperjalanan gue nyanyi nyanyi gajelas, hingga membuat kak marchell kesel dan membekap mulutku.
"Lo kenapa sih dek, kok kakak perhatiin dari tadi kaya nya seneng amat? Pasti ada sesuatu kan, ceritain dong ke kakak,"
"Ntar aja deh kak kalo udah jadi, pasti gue ceritain ke kakak,"
"Serah lo deh dek, susah memang anak ABG jaman sekarang mah," kak marchell cemberut lalu mengalihkan pandangannya ke depan.
"Sabar yah kak, kalo udah jadi mah gue pj in deh," ucapku sembari menepuk nepuk bahunya kuat, hingga membuatnya meringis, dan aku hanya terkikik.
Setelah sampai di sekolah aku turun dari mobil kak Marcell dan mataku langsung menuju pada satu titik yang membuat hatiku berdetak kencang, tanpa aba aba segera aku berlari mengejar sosok itu tanpa mengindahkan panggilan kak Marcell, bodo amat dah yang penting pangeran gue.
Ku sejajarkan langkahku dengannya, jantungku bahkan sudah tidak normal sekarang.
"Hay?" ucapku sambil tersenyum manis, dia hanya menatapku datar, tapi senyumanku tidak luntur, bahkan semakin lebar saat melihat wajah tampannya secara jelas.
"Hmm," terdengar gumaman dari bibirnya.
"Lo kok singkat banget sih jawabnya," ucapku cemberut, ya elah kok bisa sih orang sedingin ini.
"Terus gue harus gimana," ucapnya sambil menghentikan langkahnya dan menatapku. Ucapannya membuat ku tersenyum.
"Ya gimana kek, lo nanya gue kek, nama gue, kesukaan gue, cowok idam..? Ucapanku terhenti kala dia telah membekap mulutku dengan tangan besarnya.
"Berisik," ucapnya dan berlalu begitu saja, sumpah gue yakin sekarang pasti muka gue udah gak banget.
Tapi hati gue berbunga bunga, dia nyentuh gue, bibir gue, aku menyentuh bibirku dengan senyuman yang aku aku tak tahu seperti apa, yang penting sekarang gue bahagia banget.
Akupun diam sejenak, dengan pipiku yang sudah memerah dengan sendirinya, aku tak yakin apakah dia sudah mulai tetarik padaku atau tidak, entahlah yang pasti aku bahagia bisa deket deket si cowok super dingin itu.
.
.Bell sekolah pun berbunyi, menandakan kelas sudah dimulai, akupun berlari menuju kelas.
"Astaga sampe lupa kalo ini pelajaran pak gilang, bisa bisa gue dihukum nih kalau terlambat masuk," gumamku dengan panik dan segera berlari menuju ruang kelas yang biasanya tidak terasa jauh sekarang malah terasa berkilo kilo meter.
Setelah sampai di pintu dengan napas ngos ngosan, kelas ramai sepertinya tidak ada guru, dan ada yang menepuk bahuku, ketika aku menoleh terlihatlah wajah tampan namun konyol itu, yah dia teman sebangku ku Namanya justin, tepatnya dia sahabatku setelah Novi dan Dini, dia tampan dan perhatian juga humoris itulah yang membuatku betah berteman dengannya.
"Baru dateng juga lo, yuk masuk," ucapnya dan dengan seenak udelnya saja menyeretku seperti orang bodoh.
"Untung tuh guru jelek belum dateng, kalo nggak habis kita," ucapnya sambil menaikkan kakinya di atas meja hingga aku mencubit lengannya membuatnya merintih.
"Apa sih Ran, lo hobi banget nyiksa gue,"
"Kaki lo!" ucapku tajam, hingga dia mengangkat tangannya tanda menyerah dan, menurunkan kakinya dengan wajah cemberut.
"Selamat pagi anak anak," tiba tiba pak gilang masuk, sontak membuatku kaget dan langsung duduk manis, lagi asik asik ngobrol juga dah nongol aja tuh pak guru.
"Pagi pak," jawab murid serentak.
"Kumpulkan tugas yang kemaren bapak minta," murid murid yang lain pun mulai menaruh tugas tugas mereka di atas meja satu persatu, dan cuma gue murid yang ga maju kedepan untuk mengumpulkan tugas dari pak gilang.
"Mampus deh gue, gimana nih, gue lupa kalo hari ini ada tugas dari pak gilang, lo sih ga ingetin gue, kan gue jadi lupa," ucapku dengan panik kepada justin, sambil mondar mandir gajelas, gue gasadar kalo ada tugas matematika dari pak gilang, si guru killer itu, karena tadi malam gue keasikan mikirin sii
"Yaelah mana gue tau, gimana sih lo, masa gitu doang harus gue yang ingetin, emang nya tadi malem lo ngapai aja hah?"
"Berisik lo ah!" dengan wajah yang panik dan gue uda macem orang bego yang mondar mandir gajelas dari tadi karena takut dihukum sama pak gilang yang super galak itu.
.
."Semua sudah dikumpul, siapa yang tidak mengerjakan tugas silahkan kedepan, atau bapak yang akan datengi kalian,"
Dengan terpaksa dan memberanikan diri gue maju kedepan, sambil menundukkan wajahku kebawah, sangking takutnya gue sampai ga bisa nelan ludah, oh tuhan selamatkan aku.
"Raniiii, kenapa kamu tidak mengerjakan tugas dari saya? Kamu pikir nilai matematika kamu sudah cukup apa," ucap pak gilang dengan murkanya kepadaku.
"Ma..maafkan saya pak, saya ga bermaksud tidak mengerjakan tugas bapak, tapi saya hanya tidak ingat, please jangan hukum saya dong pak," kataku dengan lembut kepada pak gilang si guru galak, ya tuhan kenapa pikiranku bisa sekacau ini sampai sampai lupa dengan tugasnya pak gilang.
"Baiklah, sekarang kamu boleh duduk, tapi nanti bell istirahat kamu ke meja saya,"
"Yeee.., gitu dong pak, lain kali saya pasti ga akan lupa sama tugas bapak, makasih ya pak," ucapku dengan senyuman gembira dan berjalan menuju tempat dudukku sambil terkikik, sepertinya hari ini memang hari keberuntungan ku deh.
.
.
.Bell istirahat pun berbunyi, dan aku langsung pergi ke kantor guru untuk mendatangi pak gilang, sambil bersenandung kecil aku pun melewati koridor sekolah dengan senyuman mempesonaku, sampainya di meja pak gilang ternyata pak gilang mengomeliku gara gara nilai matematika ku yang merosot, dan bisa bisa nya pak gilang menyuruh ku ikut les tambahan dengan guru privat yang sudah dia siapkan untukku.
"Apa apaansih pak gilang nyuruh gue les matematika, pake disiapin segala lagi guru nya, ga asik banget, semoga aja gurunya ga galak deh kaya pak gilang," omelku sambil cemberut dan keluar dari ruang guru.
"Siapa yah yang bakal jadi guru privat gue...?"
####
Gimana? Bagus ga ceritanya?
Hehe namanya juga baru, ini novel pertama yang aku publikasikan lo ;)Sorry buat typo nya
Vote-nya please..

KAMU SEDANG MEMBACA
My cold boy
Teen Fiction'Tampan, genius, dingin'. Tiga kata itulah yang menafsirkan seorang Naufal Ragelano. Begitu banyak julukan dari orang orang disekitarnya mulai dari, 'ice prince, multitalent, sampai si hantu genius', dan banyak lagi. Namun, akankah seorang Rani Mi...