Part 4: The feeling

1.4K 79 5
                                    

Tett tett tett

Bel tanda istirahat telah berbunyi, Naufal yang barusan dari toilet berjalan menuju kelas dengan tangan yang dimasukkan kedalam saku celananya, banyak tatapan memuja dari siswi-siswi disekitar namun, ia tidak perduli dan terus berjalan dengan aura-nya yang dingin, pandangannya lurus tidak melirik siapapun.

Ketika diambang pintu kelas, Naufal menaikkan sebelah alisnya saat melihat kedua sahabatnya yaitu Kenan dan Julian berjoget joget di depan kelas dengan tertawa tertawa bodoh.

Karena merasa bosan, Naufal pergi ke taman halaman belakang sekolahnya, dan bersandar di bawah pohon besar yang sejuk, yup Naufal memang sering menghabis waktunya disana sambil membaca beberapa buku, tak lupa pula dengan susu vanila kegemarannya.

-0-

"Kantin yuk Ran?" ajak Novi Dini dan Justin.

"Males ah, kalian aja gih"

"Yaelah, lo mah gapernah mau di ajakin kekantin, gak bosen lo dikelas mulu," ucap Novi kesal.

"Gue males aja, tapi kalok kalian maksa yauda deh,"

"Yeee, gitu dong," seru Dini girang.

Rani dan ketiga sahabatnya berjalan menuju kantin, kalau bukan untuk memenuhi permintaan perutnya, ia sungguh malas menginjakkan kakinya dikantin, ia lebih suka membawa bekal dari rumah.

Alasannya karena lebih steril, namun tadi ia lupa membawa bekal karena terburu buru.

Tanpa rasa berdosa ketiga sahabatnya pergi dan segera berlari ke arah tukang siomay, dan memesan 4 porsi mangkuk siomay.

Selagi menunggu ketiga sahabatnya, Rani menopangkan dagunya dengan kedua kepalan tangannya.

"Tuh pesenan lo," ucap Novi sambil meletakkan semangkuk siomay di atas meja kantin.

"Oke, thanks Nov," ucap Rani berterimakasih.

🍁🍁🍁

"Kak Naufal, aku sukak sama kakak udah lama, tapi aku baru bisa bilang sekarang. Kakak mau gak jadi pacar aku?"

Rani menaikkan sebelah alisnya, dan menghentikan kegiatan makannya, melihat seorang siswi yang ia tahu adalah murid kelas sepulu, yah bisa dibilang cantik, karena tubuh langsingnya bagaikan seorang model, saat ini gadis itu berdiri disamping meja yang diduduki oleh Naufal, dengan membawa sekotak coklat mahal digenggamannya.

Kedua mata Rani beralih menatap Naufal yang hanya diam tidak ada reaksi, bahkan raut wajahnya sangat datar, menunjukkan aura dingin dalam dirinya.

"Terima! Terima! Terima!"

Suara gemuruh mutid-murid itu mendominasi area kantin.

Naufal bangkit dari tempatnya, kedua bola matanya menatap dingin gadis itu.

"Gue gak sukak sama lo," jawabnya dengan santai. Namun efeknya sangatlah dahsyat bagi gadis tersebut.

Matanya menatap Naufal tak percaya. Suara gemuruh tadi tergantikan oleh bisikan para murid lainnya. Malu, Gadi itu sangat malu. Matanya bergeming, dan kemudian air matanya pun jatuh.

Seolah tak perduli, Naufal melangkah menjauhi kerumunan. Namun, kedua bola matanya tak sengaja menatap Rani, tanpa menunggu waktu lama ia melenggang pergi.

"FAL FAL!!" teriak kenan, ia berlari bersama julian dan chiko berniat mengejar Naufal.

Sedangkan Rani hanya terdiam menatap kepergian Naufal.

My cold boyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang