Saat bell pulang sekolah berbunyi, dengan cepat Rani membereskan segala peralatannya, sampai teman temannya pun menatapnya heran.
"Napa lo buru buru gitu, cebong lo belum lo kasih makan emang," kata justin heran.
"Berisik lo ah, gue ada misi penting nih," kata Rani sambil mengancingkan tas nya.
"Yaelah yang jatuh cinta, najis," kata Novi yang dibalas pelototan oleh Rani. Kening justin mengkerut, jatuh cinta?
"Siapa yang jatuh cinta?" tanya Justin.
"Itu tuh temen gesrek lo satu itu," tunjuk Novi pada Rani, Justin langsung menatap Rani dengan pandangan menuduh membuat Rani menundukkan kepalanya takut.
"Siapa?" tanya Justin datar, yah ini sudah biasa, Justin selalu protektive padanya melebihi kakak nya sendiri, tapi Rani tahu itu karena Justin menyayanginya.
"Si anak baru loh, kelas sebelah," lanjut Novi lagi yang membuat Rani menghela napas pasrah, dalam hati Rani mengutuk, mengapa dia mempunyai Teman se ember Novi yang tidak mengerti situasi dan kondisi.
"Gue balik luan ya, dahh," kata Rani dengan wajah malas sambil berlari keluar kelas dan melambaikan tangan kepada Justin dan Novi yang masih berada di dalam kelas.
"Tunggu oi gue belum kelar nanya," teriak Justin kepada Rani, yang diabaikan oleh Rani dan langsung berlari keluar kelas begitu saja.
"Lo ga balik? Gue balik luan ya," lanjut Novi juga sambil menenteng tas dan berjalan keluar kelas.
Sampainya di gerbang sekolah, tampak mobil berwarna silver yang biasa dikendarai oleh marchell sudah menunggu sejak tadi, dan Rani langsung masuk ke mobil marchell, dan marchell langsung melajukan mobilnya.
"Lama amat lo pulang, bosen gue nunggunya," oceh kakak Rani dengan cemberut.
"Biasanya gue juga pulang jam segini kali, oh ya tumben banget lo yang jemput gue? Biasa juga pak ali yang jemput? Emang lo uda selesai ngantor?" tanya Rani pada kakaknya.
yah biasanya Rani memang selalu pulang bareng pak ali yaitu supir pribadi ayahnya yang disuruh untuk menjemput Rani sepulang sekolah, kalau perginya sih Rani selalu diantar marchell karena sekolah Rani dan kantor ayahnya searah..
"Iya gue pulang cepat hari ini, soalnya cuma meeting bentar di luar tadi,"
"Oh, hari ini gue ga langsung pulang, gue disuruh kerumah pak gilang,"
"Ngapain lo kerumah pak gilang?"
"Tau tuh, masa gue disuruh les privat matematika sama tuh guru jelek," adu Rani dengan wajah cemberut.
"Yaelah emang kenapa sampe sampe lo disuruh les privat sama dia?" tanya Marcell heran.
"Karena nilai matematika gue turun, mana lagi tuh guru uda siapin guru privat buat gue lagi, kan ga etis banget," Rani terus mendumel hingga membuat Marcell gemas.
"Haha, bagus juga tuh guru, biar lo belajar, bukannya makan tidur makan tidur aja kerjaan lo dirumah," balas marchell sambil terkikik.
"Serah lo dah, lo mah taunya ngecengi adeknya terus," ucap Rani lelah, dan semakin membuat marcell tidak bisa menahan tawanya.
"Jadi lo mau di antarin kerumah pak gilang nih?"
"Iya, eh tapi tungguin gue ya kak please," ucap Rani sambil memasang puppy eyes andalannya, hingga membuat Marcell menghela napas jengah, jika sudah begini dia tidak akan bisa menolak.
"Lo lama ga?"
"Bentaran doang kok, dia cuma mau ngasi tahu siapa yang bakalan jadi guru privat gue," lanjut Rani lagi masih dengan ekspresi yang sama.

KAMU SEDANG MEMBACA
My cold boy
Teen Fiction'Tampan, genius, dingin'. Tiga kata itulah yang menafsirkan seorang Naufal Ragelano. Begitu banyak julukan dari orang orang disekitarnya mulai dari, 'ice prince, multitalent, sampai si hantu genius', dan banyak lagi. Namun, akankah seorang Rani Mi...