part 6: lo suka sama dia?

2K 67 12
                                    


Minggu ini, Naufal tidak berniat melakukan apapun. Rencananya untuk hari ini hanya tidur, makan, lalu tidur lagi. Namun niatnya itu terusik oleh Julian, Kenan, dan Chiko? Yup mereka bertiga sepagi ini memang sudah berada di rumah Naufal, yang tiba-tiba saja menyibakkan selimutnya.

"Lo pada ngapain di kamar gue pagi pagi gini?" tanya Naufal yang masih setengah sadar.

"Kita bosen dirumah, jadi main deh kerumah lo," jawab Chiko polos yang disambut anggukan oleh Julian dan Kenan.

"Lo tuh kalo bosen main kek ke mall, atau kemana kek asal jangan kerumah gue, gangguin gue tidur aja lo pada," kata Naufal sambil menarik kembali selimutnya berniat untuk tidur lagi.

"Yee ni anak malah molor lagi, gak ada makanan gitu dirumah lo fal, laper tau," ucap Kenan merengek.

"Gak bisa gitu ya liat gue senang, ngerepotin aja lo semua," ucap Naufal dari balik selimut yang sudah mulai emosi dengan kelakuan sahabat sahabatnya ini.

"Santai aja kali bang, lo gak lagi PMS kan fal?" tanya Chiko sambil tertawa kecil melihat sahabatnya yang sudah mulai marah, yang dibalas jitakan oleh Naufal.

"Lo beli makanan gitu kek, buat kita kita ya nggak?" ucap Julian yang disambut anggukan dari Chiko dan Kenan.

Kenan mengguncang bahu Naufal, berusaha mengusik tidurnya. Naufal yang merasa tidurnya diganggu langsung bangkit dari tidur dan masuk kedalam kamar mandi. Kalau bukan karena merasa lapar juga, Naufal sangat malas beranjak dari tempat tidurnya untuk memesan beberapa makanan Entah mengapa jika bersama teman teman gilanya ini, Naufal menjadi orang banyak berbicara, karena mereka jika dijawab sepatah dua patah kata, tidak akan mengerti.

Kalo bego ya gimana lagi ye.

.

.

"Gue liat lo makin deket aja sama si Rani?" Ucapan Keenan terdengar sambil lalu. tapi Naufal tahu, dia serius.

Naufal menaikkan sebelah alisnya, "Maksud lo?"

"Lo tau maksud gue." Ucap Keenan, sambil memakan kentang gorengnya.

Julian dan chiko memandang dengan cemas dua orang yang terlihat serius itu.

"Pak Gilang nyuruh gue buat ngajarin dia, udah itu aja." Ucap Naufal santai. Keenan mendengus keras. "Lo gak ada perasaan apapun sama dia?" Keenan terlihat serius, raut santainya menghilang. Tatapannya pun terlihat tajam.

"Gue gak suka cewe bego." Ucapan yang diucapkan dengan santai tersebut sepertinya menyulut sesuatu di diri kenan, Naufal melihat itu.

Tatapan Keenan semakin tajam. Julian dan chiko yang melihat keadaan mulai memanas pun menelan ludahnya.

"Heh, lo berdua apa apaan sih, kita temen bego." Ucapan Chiko memutus hunusan mata mereka.

Naufal mendengus, "Lo suka sama dia?" Ucapan Naufal pelan namun terdengar tajam.

"Bukan urusan lo," Naufal menaikkan sebelah alisnya.

"Lo bener suka sama Rani Nan." Mata Chiko membulat tidak percaya. Keenan terdiam. "Emang dia mau gitu sama lo, mulut lo kan kek cabe, pedes cem sambalado." Naufal melirik jengah pada mereka.

"Kalo lo pada mau ngomongin hal yang gak penting, mendingan pulang deh, eneg gue."

"Kamu kok tega sih sama aku, baru bentar ini." Julian cemberut manja, membuat Keenan melemparnya dengan bantal.

"Najisin lo!" Dan selanjutnya mereka kembali bercanda, membuat ketegangan tadi seolah tidak ada. Itulah sahabat, perselisihan sesaat, jangan buat menjadi ajang untuk saling membenci.

.

.

.

Naufal melajukan mobilnya pelan, karena jalanan yang agak licin dan banyaknya kendaraan yang berkeliaran.

Dia habis mengantarkan Chiko pulang, sebenarnya Naufal malas. Cuma yah kasian, karena Julian dan Keenan rumahnya lumayan jauh jadi mereka pulang lebih dulu, juga rumah mereka searah, jadi mereka pulang bersama.

Di tengah tengah hujan deras yang mendera mobilnya, Naufal menyipikan matanya, seolah untuk memastikan kejelasan penglihatannya.

Disana terlihat gadis memakai baju biru dengan tas yang berisi kucing sedang meneduh di halte bus.

Naufal memelankan laju mobilnya hingga terhenti di hadapan gadis itu. Naufal sebenarnya malas seperti ini, cuman yah. Sisi kemanusiaannya selalu bentindak lebih cepat.

Naufal menurunkan kaca mobilnya, ditatapnya gadis itu malas. "Masuk."

"Hah?" Naufal berdecak, ini cewek kapan gak bolotnya sih. Lihat saja wajah bodohnya dengan mulut menganga itu.

"Gue bilang masuk!" Tanpa diperintah dua kali Rani langsung berlari memutari mobil Naufal dengan tangan yang mendekap kucingnya agar tidak terkena hujan, tapi dia yang basah.

"Lo beneran bego ya!" Ucap Naufal langsung saat Rani telah duduk di sampingnya.

"Hah." Naufal menghela napas lelah, "lo ngelindungin itu kucing dari hujan, tapi lo malah kehujanan. Bego emang." Ucap Naufal sebelum melajukan mobilnya.

"Nanti Kitty sakit kalau kena hujan." Ucap Rani membela.

"Terus lo Wonder women gitu, gak bisa sakit,"

Rani terdiam lalu Naufal melanjutkan, antahlah dia banyak bicara akhir akhir ini. "Lo boleh ngelindungin sesuatu tapi lindungi diri lo lebih dulu, itu kucing udh ketutup topi tas lo dan jacket itu lo buat juga buat nutupin ini kucing, bego emang." Rani menatap Naufal sebal, telinganya panas dikatain bego datitadi.

"Gue gak bego!" Ucap Rani keras sambil melotot, bukannya terlihat seram dia malah semakin lucu dengan raut wajah seperti itu. Naufal merasakan sudut bibirnya berkedut tapi dia menahannya.

"Ya, lo gak bego, tapi bodoh." Ucapan kejam Nuufal membuat Rani menginjak kakinya yang tidak menekan pedal gas.

Raut wajah Naufal terlihat meringis, tapi dia tidak bersuara.

"Cewe jadi jadian lo."

###
Tbc...

Huuu voment yah.. biar dedek cemungut wkwk

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 20, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My cold boyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang