Part 3: my baby

1.7K 71 3
                                    

Rani keluar dari rumah dengan terburu buru hingga kakak nya saja menatapnya bingung, dia berencana akan ke rumah pak gilang untuk mengambil ponselnya yang ketinggalan.

Saat pagar terbuka matanya bersibobok lensa bewarna coklat cerah itu, jantungnya rasanya ingin copot.

"Mau kemana?" tanya Naufal sambil menatap Rani intens, hingga membuat Rani salah tingkah.

"I.. Itu, ponsel gue ketinggalan di rumah pak gilang," ucap Rani tanpa mau menatap Naufal.

Sedikit di liriknya wajah Naufal ke atas, terlihat Naufal sedang menaikkan sebelah alisnya.

"Gue mau ngambil handphone gue," ucap Rani cepat.

Dan sebuah tangan menarik sebelah tangannya yang saling menyatu karena gugup itu, dan menaruh sebuah benda pipih bewarna ping, yah itu ponselnya.

"Lain kali kalau ngomong sama orang jangan nunduk, gak baik," ucap Naufal dengan sedikit senyuman dibibirnya, ya walaupun cuman sedikit.

Rani hanya terdiam, melihat ponsel yang kini berada di tangannya, ia tak menyangka kalau Naufal si cowok es bisa senyum juga ternyata, Rani pun mengajak Naufal masuk kedalam rumahnya, dan mereka pun masuk bersama.

"Lo kok bisa tau rumah gue?" tanya Rani memecahkan keheningan diantara mereka.

"Emang penting ya tau rumah lo dari mana" jawab Naufal, sambil sibuk menyiapkan buku buku dan alat tulis untuk memulai pelajaran, yang akan di ajarkannya pada Rani.

"Kan gue cuman tanya doang, lo bisa gak sih gak pernah cuek ke gue, emang gue punya salah ya sama lo," ucap Rani sambil memanyunkan bibirnya.

"Udah ya, lo mau belajar nggak? Kalo gak biar gue pulang aja," sahut Naufal mengancam.

"Eh eh jangan dong, lo mah gitu aja udah ngambek, yaudah yuk belajar," ucap Rani sambil membuka buku buku nya.

Naufal diam diam sedikit menarik sudut bibirnya, membentuk senyuman tipis, lucu pikirnya.

.

.

.

Lagi lagi Naufal menghela napas berat, bagaimana tidak, dari tadi wanita itu tidak mengerti mengerti apa yang diajarkannya.

Sebenarnya Rani tadi sudah mengerti apa yang dijelaskan Naufal, dia sebenarnya tidak bodoh bodoh amat, cuma malas aja.

Kali ini Rani berusaha untuk serius agar Naufal tidak marah dan mengeluarkan suara dinginnya lagi, yah walaupun Naufal sangat menggoda imannya untuk selalu menatapnya.

"Mau kemana?" tanya Rani langsung, saat melihat Naufal beranjak dari tempatnya.

"Toilet, Mau ikut?! Tanyanya galak.

"Mauuuuuu," ucap Rani girang membuat Naufal memelototkan matanya.

Rani nyengir, dalam hati dia tertawa ngakak, melihat ekspresi Naufal.

Dalam hati Rani juga lega mendengar jawaban Naufal, dia kira Naufal memilih pulang, setelah melihat betapa bolotnya dia.

"Lurus aja, sebelah kiri," kata Rani sambil senyum senyum saat tahu pasti Naufal tidak tahu letak Toilet di rumahnya, mendengar jawaban Rani Naufal mengangguk.

"Fal?" panggil Rani membuat langkah Naufal terhenti, dia menatap Rani dengan alis terangkat.

Rani tersenyum menggoda . " yakin, gak Mau gue temenin," ntah salah lihat atau apa. Rani dapat melihat pipi Naufal sedikit bersemu, tapi wajahnya masih datar, yaelah bang.

My cold boyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang