what next?

16.8K 713 15
                                    

Tepat tengah malam aku baru tiba dikerajaan.Ada beberapa pelayan memakai pakaian khusus menyambut kedatanganku dipintu kerajaan. Aku turun dari mobil,terkesima oleh panorama buatan manusia yang sungguh mengagumkan. Kerajaan ini didesain sungguh mengikuti modernisasi namun memberikan unsur budaya didalam tiap ornamen ornamen pada bangunannya. Lantai dari murmer yang bercorak dengan ukiran tipis yang menggambarkan motif ornamen setempat ,ada beberapa pilar-pilar yang besar yang terbuat dari emas dengan ukiran yang berbeda pula, diatas pintu kerajaan pun ada sejenis ventilasi udara menggunakan ornamen dan ukiran terpatri yang dilubangi tiap ruang tertentu. Yang membuat cahaya dari dalam istana menjadi suatu gambar yamg menakjubkan dimalam hari.beberapa lampu lentera klasik terpajang didinding seakan menerangi seluruh teras istana. Ada beberapa pot bunga yang terkenal mahal juga terpajang dibagian sudut dekat pintu megah istana. Dan pintunya bahkan terbuat dari emas dengan ukiran yang tidak kalah menakjubkan dengan ornamen lainnya. Komposisi seni yang menakjubkan,sungguh terlihat bahwa semua ini didesain secara khusus dan tidak ada yang menyamainya.

Lama aku terdiam ditangga teras istana ,Arthur sudah membuyarkan pesonaku dan mengajakku memasuki istana. Para pelayan membungkukkan badannya memberi salam hormat.
"Selamat datang tuan..pangeran sudah menunggu kedatangan anda" salam seorang pelayan pria paruh baya mungkin kepala pelayan dari semua pelayan disini.

"Iya,terimakasih"

"Tak perlu canggung tuan putri,anggaplah rumah sendiri" ucap arthur sambil mengajakku berjalan memasuki istana.
Tidak habis-habis nya aku terpesona dengan sensualitas artistik yang sungguh menggoda mata.
Sekaya apa dia ,sampai istana bak museum seniman seperti ini_
Gumamku

Banyak sekali pelayan yang sibuk menyiapkan sesuatu yang terlihat akan menjadi sesuatu yang besar hingga tidak memperhatikan kedatanganku bersama arthur.
"Sedang apa mereka?" Tanyaku pada arthur.

"Mereka akan menyiapkan penyambutan selamat datang untuk anda besok pagi dihalaman istana. " jelas arthur.
"Oh begitu ya.. oh iya dimana suamiku. Dan juga siapa pangeran yang dimaksud pelayan tadi? Bahkan tidak terlihat kalau ada bangsawan disini. " tanyaku yang sedikit bingung. Arthur malah tertawa mendengar pertanyaanku. Tidak ada jawaban dari pertanyaanku,tidak terasa kami sudah melewati lift dan sudah tiba di kamarku,aku tidak tau kamarku ada dilantai berapa.

"Mari tuan,ini kamar anda." Ucapnya sambil membukakan pintu.
Aku memasuki kamar, kamarku lebih terlihat sederhana dan elegant, tidak ada Hiasan ukiran atau ornamen lain yang mencolok. Hanya ada ornamen dilangit langit yang menghias dengan warna biru laut dan putih yang berpadu,bahkan ornamennya sangat kalem . Dengan ranjang king size yang dihias sprei warna putih dengan motiv bunga yang tidak padat dan sedikit. Dengan selimut warna merah dibagian kaki ranjang hingga menjuntai kelantai. Tepat diatas kepala ranjang terpajang lukisan yang menggambarkan rakyat dengan rajanya ,namun tidak terlihat jelas wajah wajahnya. Dan tunggu,, apa itu??
Aku mendekati ruangan lebih detail dan mendekati ranjang, ada tulisan yang disusun menggunakan kelopak mawar 'selamat datang,sayang!' Itu tulisannya dan setangkai mawar yang kelopaknya lebih lebar dari yang lain. Aku tersenyum.

Ternyata dia romantis sekali.batinku

Aku mengambil mawar itu dan terdapat kertas yang menggantung dengan ucapan :

"maaf aku tidak bisa menyambutmu untuk malam ini,aku sedang ada urusan"

Aku meremas kertas itu dan membuangnya kelantai. Seketika senyum diwajahku berubah menjadi amarah.
"Sialan!! Kau kira aku ini apa? Seenaknya saja kau mempermainkan aku. Tidaj berguna... arghhhh " aku menginjak-injak mawar itu. Aku mengomel tidak karuan.
Tiba-tiba arthur memegang pundak kananku dari belakang aku memalingkan tubuhku,melihat arthur yang wajahnya sedikit cemas.aku lupa kalau arthur masih disini..
"Tuan tenang, anda tidak seharusnya semarah itu. Beliau sedang ada urusan mendadak dan mawar yang dihias diranjang memang beliau lah yang membuatnya. Ini bukan kehendak beliau.beliau memang ada urusan yang harus diselesaikan sekarang." Arthur menenangkanku. Aku menghela nafas panjang dan berat ,mengumpulkan semua energi untuk mengendalikan emosiku. Aku terduduk diujung kanan ranjang,aku menangkup wajahku sendiri dengan kedua tanganku dan menopangnya diatas lututku.
"Huft.."
"Apa saya boleh duduk disini tuan?" Ijin arthur padaku,aku hanya mengangguk lirih.
"Mungkin memang anda terlalu muda untuk menjadi seorang isteri tuan. Tapi perlu anda ketahui beliau tidak seburuk yang anda kira"

Aku menolehkan kepalaku padanya, ada semburat keyakinan yang dipancarkan oleh wajahnya. Mungkin memang benar,tidak seburuk itu. Atau mungkin ini semua efek rasa keterpaksaanku dan juga amarahku karna perlakuannya saat ritual pernikahan tadi siang. Aku menghela nafas.
"Mungkin ucapanmu ada benarnya"
Arthur tersenyum dan vangkit berdiri.
"Tuan ,beristirahatlah.pasti anda sydah kelelahan.saya undur diri dulu" arthur tersenyum dan melangkah ingin keluar kamar.
"Arthur.. panggil aku Aira saja. " ucapku sambil tersenyum. Arthur terhenti sejenak,
"Baik .." ucapnya, lalu berjalan kembali keluar dari kamar.

Aku bangkit dan menutup pintu. Kuhempaskan tubuhku keatas ranjang dan hiasan dari kelopak mawar pun menjadi berantakan. Aku harap esok hari akan menjadi lebih baik,dan aku bisa menerima siapa suamiku itu.

Maaf ya ,ceritanya rada garing.mohon kritik dan sarannya. Terimakasih

Husband's Secret (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang