daging panggang.

3.2K 162 9
                                    

Pov.mask boy

Brak!!

Aku menendang pintu yang setengah terbuka itu.

Aku meregangkan dasiku dan memandang seluruh pelayan yang langsung menoleh kearahku.

"Kumpulkan seluruh pelayan!" Bentakku pada salah satu pelayan dan mulai memanggil beberapa pelayan yang sedang bekerja dirumah ini.

Aku menatap satu persatu dan berhenti disalah satu pelayan yang sangat terlihat tenang itu.

Aku mendekatinya dan berdiri tegap didepannya.

"Siapa yang mematikan penyadapku!" Bentakku didepannya.

Ia terlihat terkejut namun kembali tenang tanpa jawaban.

"Aku menyuruh kalian menjaga rumah ini, tapi kalian tidak tau rekan kalian sendiri seperti apa. Kalian pikir kalian diberi upah hanya untuk bersih-bersih saja? Hah!!" Bentakku lagi.

Aku mengambil seluruh penyadapku yang ternyata sudah pecah semua.

Aku menatap tajam kearah pelayan yang tetap tenang itu.

Aku mendekatinya.

"Apa kau tidak memilih menjadi anak buahnya?" Tanyaku geram.

"Maaf Tuan, maksud anda siapa?"

Heh,dari jawabannya saja sudah bisa ditebak,dia mengerti arah pembicaraanku.

"Aku tau kau menerima tamu setelah seluruh pelayan pergi.!" Ucapku memandangnya tajam. Pelayan lainnya langsung melirik tidak percaya kearahnya.

"Jangan pernah menginjakkan kakimu disini lagi. Kau dipecat!!" Bentakku lagi.

"Maaf, anda siapa? Anda tidak berhak memberhentikan saya. " Ucapnya tersenyum tipis.

Aaaargh, aku sangat ingin menamparnya jika bukan karena dia seorang wanita.

"Aku tangan kanan Pangeran Steward. Aku diperintahkan untuk menghukummu atau memberhentikanmu. Aku ingin memenjarakanmu,tapi aku tau kau memiliki keluarga. Cepat kemasi barangmu dari kerajaan dan pulanglah!" Ucapku dingin sambil menyodorkan dua amplop dengan kasar kearahnya. Ia sangat terkejut saat menerimanya.

"Itu gajimu dan uang pesangonmu. Dan juga surat pemberhentianmu." Ucapku memandangnya kesal.

"Ma-maafkan saya. Saya mohon jangan usir saya dari sini." Ucapnya yang langsung bersimpuh.

"Aku tidak menerima sujudmu,karena aku bukan Tuhan!"  Ucapku yang langsung berjalan menjauhinya.

"Kalian boleh kembali bekerja." Ucapku dan dituruti oleh pelayan lain.

"Cepat angkat kaki dari sini!" Ucapku tanpa menoleh kearahnya.

"Saya mohon Tuan."

"Cepat pergi atau ku penjarakan kau.." ucapku sambil duduk diatas karpet dan memeriksa penyadap milikku.

Aku berharap penyadap ku bisa diperbaiki.

Tapi nihil, alatku rusak! T.T

Dasar perusak ,dia pikir penyadap milikku murah apa? 😂

Aku bangkit dari dudukku dan membuang peyadapku ke tong sampah didepan rumah Robbyn.

Aku melihat semua pelayan masih sibuk, ada juga yang sedang bermain dengan Ellina yang baru bangun akibat teriakanku.

Aku keluar dari halaman rumah Robbyn dan kembali ke istana Steward menggunakan mobilku.

Sesampainya,kulihat anak yang dibawa Aira berjalan bersama Arthur dengan memakai seragam latihan militer.

Astaga... sepertinya ini menjadi surga bagi Ruth dari pada tempat pelatihan menjadi gadis.

**

Author.pov.

"Kau mau ini?" Tanya Steward menusukkan garpu kepotongan daging panggang.

"Emm,Sthew..huluthu henuh" ucap Aira tidak jelas akibat Steward yang terus menyuapi Aira.

"Aku ingin anak kita nanti gendut." Ucap Steward semangat.

Aira hanya menggelengkan kepalanya tidak mengerti dengan Steward.

Sedangkan Steward sangat bahagia,padahal Aira belum mengandung.

Baru semalam,masa ya langsung sebulan😂😂 .

Tiba-tiba rekan Steward duduk disamping Aira dan langsung ingin bersandar  kearah Aira. Namun Aira langsung menghindar dan bangkit berdiri,alhasil ia tekantuk kursi karena gagal mencari sandaran.

"Aduh" keluhnya pelan mengelus kepalanya.

"Kau kenapa?" Tanya Steward melirik rekannya.

"Pasti enak," sanggah Aira yang kini malah duduk dipangkuan Steward sambil memakan daging panggangnya.

"Jahat sekali kau Puteri.." sungutnya yang sudah duduk dimeja makan.

"Wah,ini pasti enak!" Sambungnya yang langsung mengambil daging panggang dan juga salad sayur kepiring didepannya.

"Aku menyesal punya anak buah sepertimu yang tak tau sopan santun."

"Siapa suruh merekrutku jadi rekan bisnismu. "

"Kau saja tak punya bisnis."

"Makan pun bisa jadi bisnis Bos."

"Ah,terserah kau saja." Ucap Steward yang duduk pasrah menjadi sofa untuk Aira.

"Kapan perayaan pernikahan kalian? Aku tidak sabar untuk makan-makan seharian penuh."

"Kau akan kutugaskan keluar negeri"

"Tidak bisa,! Aku tidak akan pergi meskipun kau memecatku."

"Kau akan ditempatkan jadi tukang parkir."

"Ketjham khau Phangerhan." Sahutnya yang penuh dengan daging panggang.

Aira hanya cekikikan mendengarnya.
"Kalian baru keluar dari kamar?tidak biasanya kalian seperti itu." Ucapnya setelah menelan daging dimulutnya.

"Iya. Memang kenapa?" Tanya Steward santai. Sedangkan.Aira menutup pipinya dengan kedua telapak tangan karena pipinya terasa panas dan memerah.

"Oh iya,Pangeran.. ada yang ingin kubicarakan,tapi empat mata denganmu saja dikantor." Ucap pria bermasker sambil menghabiskan sisa saus daging dipiringnya.

"Baiklah, Sayang.. tidak apa kan aku tinggal?" Tanya Steeard pada Aira, rekannya  yang mendengarpun hampir tersedak dan langsung cepat-cepat meminum air putih.

"Pft..sejak kapan kau memanggil puteri dengan kata sayang?"

"Sejak kemarin." Ucap Steward jujur. Aira yang masih berada dipangkuan Steward hanya mengatup mulutnya karena ia terlalu malu dan gugup.

"Emm.. Steward,berhubung aku sudah selesai makan bolehkah aku keluar sebentar?"

"Kemana?"

"Aku ingin ketaman belakang,nanti aku meminta Lisa untuk menemaniku." Ucap Aira sambil bangkit dari pangkuan Steward.

"Baiklah." Ucap Steward mengiyakan Aira.

Aira langsung berlari kecil kearah taman untuk melarikan diri dari wajah merona dan gugupnya.

-bersambung.

Maaf lanjutannya pendek,saya berusaha bangkit dari kemalasan dan kemurungan saya. :v
Selamat datang kembali.. aku merindukan kalian dan aku merindukan untuk melanjutkan cerita ini.
Aku harap masih ada yang mau baca cerita gaje milikku yang masih terkekang masa lalu sehingga episodenya tak pernah berlalu.. :v

Love you 😘

Husband's Secret (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang