Ini nggak bisa di tunda lagi. Gue harus ngomong sama Sam dan Toru. Gue jadi tambah heran, apa jangan-jangan ketakutan gue jadi kenyataan kalau Sam beneran nyantol sama Toru?
Nggak mungkin. Itu nggak mungkin terjadi.
Gue langsung lempar koran pemberian Ashton ke pangkuan Sam yang lagi duduk di sofa. Nggak jauh dari dia, berdiri si ciki Toru.
"Kebetulan lo juga lagi ada di deket sini. Eh tapi, lo kan memang selalu dekat sama Sam, ya?" sarkas gue ke Toru yang mengernyit.
"Mike apaan sih?" Sam menarik bahu gue pelan.
"Apaan? Kamu tuh yang apaan!" kata gue agak keras. "Apaan kamu ternyata udah berani jalan sama dia tanpa bilang dulu ke aku!"
"Jangan kasar dong lo, dia cewek!" Toru membela. Cie di belain.
"Diem aja lo Jepang. Ini semua juga gara-gara lo nggak bisa jaga jarak sama cewek gue!" bentak gue. "Jadi gimana Sam?"
Sam tampak bingung mau mengatakan apa, mulutnya sedikit membuka namun tak ada suara yang keluar dari sana. Tangannya meremas koran yang gue berikan dengan keras.
"Aku... cuma nggak sengaja ketemu dia di jalan Mike," ucapnya pelan dengan air mata yang mulai bermunculan. Gue menatap Toru yang nggak mau mengucapkan apa-apa lagi namun langsung pergi menjauh.
Kalau Sam udah nangis, gue suka bingung harus gimana, apalagi ternyata gue yang menyebabkan dia menangis. Dengan sangat terpaksa akhirnya gue tahan amarah gue, lalu langsung peluk Sam. Walau sebenernya gue masih pengen banget dia menjelaskan semuanya sekarang juga.
"Maaf ya Mike, aku nggak maksud jalan sama Toru di belakang kamu." kata Sam sambil terisak di dada gue. Gue memilih nggak jawab karena sebenernya satu kata maaf nggak cukup buat menutupi rasa sakit hati yang selama ini gue pendem.
"Kamu... maafin aku kan?" Sam mendongak dengan matanya yang sudah sembab. Gue menghela nafas dalam lalu mengangguk pelan.
---
"Aku tuh nggak suka sayur, Sam!" protes gue. Saat ini gue sedang di suapin makan sama Sam. "Aku sukanya kamu!" goda gue.
Reaksi Sam langsung senyum malu-malu kucing gitu. Gemes dah gue jadinya.
"Lihat itu perut kamu udah kaya orang hamil lima bulan, bulet banget. Harus makan sayur buat diet!" Sam memaksakan sesendok sayuran hijau yang sangat nggak menarik itu ke mulut gue.
Yah, nggak apa-apa deh. Meskipun sayurannya nggak ada rasanya, tapi kalau yang suapin pacar mah jadi ada manis-manisnya gitu.
"Cie yang udah balikan," tiba-tiba muncul Luke si tiang listrik entah dari mana. Dia mengedipkan sebelah matanya pada Sam sebelum selonjoran di karpet sambil menonton tv.
"Yakali marahan mulu," kata gue.
"Eh ngomong-ngomong, Arzaylea kemana?" tanya Sam sambil menyuapi gue sesendok sayuran lagi.
Luke mengangkat bahu, "nggak tahu. Males gue sama dia, minta duit mulu. Yakali gue atm berjalan." kata Luke kesal sambil memencet-mencet tombol remot tv dengan kekuatan tak perlu.
"Makanya kalau cari cewek tuh kayak punya gue, nggak matre!"
Luke menengok kebelakang dengan satu alis terangkat, "Iya sih nggak matre, tapi nggak setia." Luke menyeringai lebar.
Seketika Sam membelalakkan matanya, dan kepala Luke langsung gue toyor. "Kalo ngomong yang bener njing!"
"Ngh... sakit bego. Gue bercanda doang kali Sam." kata Luke sambil mengusap-usap kepalanya.
Ttuuuut ttuuut
Ponsel Sam berdering keras. Dia cepat-cepat mengambil ponsel dari sakunya, saat telah melihat siapa si penelepon Sam langsung bangkit dari sofa. "Mike, bentar ya mau angkat telepon dulu."
Gue mengangguk lalu menonton tv bersama Luke. Nggak ada acara yang seru, semuanya tentang update kehidupan para selebriti Hollywood yang sangat nggak penting buat gue.
Entah sudah berapa lama, tapi Sam belum juga kembali dari menelepon. Gue jadi curiga, biasanya dia kalau angkat telepon ya langsung nggak pernah izin segala. Oh, mungkin karena ada Luke?
"Mike, Sam lama banget dah, jangan-jangan teleponan sama Toru!" celetuk Luke tiba-tiba. Ini orang kalau ngomong suka pengen di jejelin kaos kaki seminggu nggak di cuci punya gue. Tapi mungkin Luke benar?
"Gue cek dah," gue bangkit dari sofa lalu berjalan menuju balkon tempat dimana Sam sedang bertelepon ria. Tapi belum juga gue sampai disana, Sam lebih dulu kembali ke dalam.
"Eh, mau kemana Mike?" tanya Sam.
"Mau samperi kamu," gue tersenyum.
"Oh iya, aku mau pergi nih ke rumah temen di sekitar sini." katanya sambil meraih jaket diatas sandaran kursi.
"Oke," jawab gue mantap.
"Ketemu lagi nanti malem ya. Bye." Sam mencium gue sekilas lalu pergi keluar kamar hotel.
Tanpa gue sadari sebelumnya, ada kata-kata yang janggal dalam ucapan Sam. Dia bilang mau ke rumah temennya yang ada di sekitar sini. Sejak kapan dia punya teman orang Amerika?
Maksud gue, dia kan ke Amerika cuma ikut gue tur. Selama ini dia juga cuma gaul sama 5SOS, dan Arzaylea.
Yah sudah lah, mungkin dia memang punya teman orang Amerika. Asal bukan si Arzaylea aja. Karena secara teknis dia kan orang Amerika. Oke, ini nggak nyambung. Karena Arzaylea sedang berada di hotel, ikut 5SOS tur.
***
Happy 21st Birthday sayangku yang kedua Calum Thomas Hood 💕
Gila ya, kamu dah tua Cal :((
KAMU SEDANG MEMBACA
(I'm so) Done ✔
FanfictionMichael tuh cemburu lihat pacarnya lebih suka fangirling ke orang lain. Padahal dia lebih ganteng, dan bandnya lebih terkenal (menurut Michael sih). Fanfiction dedikasi untuk samanthaelsaa copyright © 2017 by pacarmikey