"Mike, gue nggak mau tahu ya, di pesta ulang tahun gue besok lo buang dulu jauh-jauh wajah itu!" Luke menunjuk muka dengan provokatif. Tingginya yang menjulang sama sekali nggak bikin gue yang sedang duduk takut. Dia cuma Luke.
"Dan, karena One Ok Rock juga bakal hadir, gue minta lo jaga sikap oke? Jangan sampai masalah internal ini sampai ke telinga fans!" lanjutnya.
Gue hanya diam karena kata-kata si Luke cuma mampir ke kuping gue, alias masuk telinga kiri keluar telinga kanan. Nggak gue pedulikan.
Diri gue masih berusaha beradaptasi dengan kehampaan yang gue rasakan sejak putus sama Sam. Walau pun dia masih disini, tapi mengetahui fakta kalau dia bukan milik gue lagi, bikin hati ini malah tambah sakit.
Gue merasa lebih baik kalau kami berpisah jauh agar gue mempunyai ruang untuk menyembuhkan diri.
"Lo tahu kan gimana tajemnya telinga fans itu?" sarkas Calum yang sejak tadi hanya memperhatikan Luke ceramah.
Luke berbalik ke arah Calum lalu mengernyit pura-pura nggak ngerti. "Maksud Calum, fans itu bakal selalu tahu apa yang kita sembunyiin. Walau pun mereka cuma menebak-nebak, tapi itu bener." Ashton memperjelas.
"Lo nggak lupa gimana pinternya mereka kan Luke?" bisik Calum, gue juga nggak ngerti kenapa dia harus berbisik.
"Ya gue nggak peduli pokoknya, besok malem gue mohon sama lo Mike lupain dulu kalau lo lagi ada masalah sama One Ok Rock!" tegas Luke sekali lagi.
Gue hanya memutar mata jengkel lalu memilih pergi dari ruangan itu. Lupain dulu kalau lo lagi ada masalah sama One Ok Rock!, iya memang cuma gue yang punya masalah sama mereka. Karena masalah gue, bukan masalah kalian. Bener-bener sahabat yang pengertian.
---
-Pesta Ulang Tahun Luke-
Lampu kelap-kelip dimana-mana, bikin gue pusing dan ngantuk. Kalau cuma diem di sofa nanti malah didatangin grupies, kan males. Jadinya gue duduk di bar. Jujur, gue sebenernya nggak akan datang kalau Luke nggak maksa gue tadi pagi.
Seperti kata Luke kemarin, One Ok Rock pun hadir di pesta ulang tahunnya. Meskipun kalau habis tampil kami sering ketemu di backstage, kami nggak pernah saling tanya dan bahkan menganggap satu sama lain nggak ada. Yang di maksud kami itu hanya gue dan One Ok Rock.
Kalau masalah Toru sama Sam gue nggak tahu lagi, karena gue berusaha nggak peduli walau pun hati ini tetep sakit kalau denger mereka jalan berdua.
"Dia bukannya cewek lo?" kata bartender yang lagi menyiapkan minuman gue, dia bernama Kevin. Gue mengikuti arah pandangnya lalu melihat Sam yang baru memasuki pintu bar.
Dalam hati gue berteriak kalau dia cantik banget malam ini, kalau aja nggak ada Shinchan di sampingnya. Gue mendengus jengkel, sekarang hati gue sangat gondok akibat melihat pemandangan barusan. Terimakasih bartender!
"Dia bukan cewek gue lagi, nggak lihat siapa yang ada di sebelahnya?!" bentak gue ke si Kevin, dia malah ketawa.
Emang cuma gue yang ngenes malem ini, dan hal itu berkat Luke. Alay banget ulang tahun di rayain gede-gedean, kayak remaja labil aja.
Gara-gara tahu kalau Sam udah ada di ruangan ini, mata gue jadi nggak bisa berhenti mencari-cari dimana dia berada, dan berani ambil risiko kalau misalkan dia sedang melakukan sesuatu dengan Toru.
Pertama gue lihat Sam lagi mengobrol asik sama Arzaylea dan nggak ada Toru di sebelahnya. Huft, betapa leganya hati gue, dan tanpa sadar gue ikut tersenyum saat melihat Sam tertawa bersama Arzaylea.
Kedua, mata gue kembali mencari dimana keberadaan Sam. Gue melihat kalau Arzaylea sedang berdansa bareng Luke, sudah jelas Sam nggak sama dia lagi.
Gue berusaha sebisa mungkin agar jangan ada yang lihat kalau gue sedang mencari Sam. Karena bakal gawat kan, nanti orang-orang kira gue gagal move on, padahal Sam sudah. Walau pun belum pasti sih, tapi gue memang belum move on.
Yah gue harus akui kalau usaha gue yang kedua untuk melihat Sam lagi ngapain gagal. Akhirnya gue hanya mengobrol nggak jelas dengan si bartender yang juga sedang kesepian. Kalau sama-sama kesepian, kenapa nggak saling mengisi aja.
Ea.
Gue baru mengobrol sebentar dengan Kevin aja mata gue udah gatel ingin mengetahui dimana Sam berada sekarang. Bola mata gue pelan tapi pasti memerhatikan satu per satu orang yang ada di tempat ini, tapi nihil, nggak ada Sam disana.
Yah, walau pun remang-remang gue masih bisa tahu yang seperti apa bentuk badan Sam itu.
"Cewek yang lo cari ada disana," celetuk si Kevin sambil terkekeh.
Mata gue otomatis langsung tertuju pada pria berambut cepak itu, dan sumpah gue merasa malu setengah mampus ketahuan sedang mencari keberadaan mantan pacar gue.
"Apa sih nyet, gue nggak lagi cari siapa-siapa." kata gue kesel dan langsung minum isi dari gelas di hadapan gue untuk sedikit mengalihkan perhatian dari rasa malu.
"Ya udah sih nggak usah sewot. Tapi kalau lo nyari mantan pacar lo dimana, dia ada di ujung sana tuh." Kevin menyentakkan dagunya ke belakang gue. Dia menyipitkan matanya sedikit lalu lanjut bicara, "Hm... gue lihat dia lagi make out."
Rahang gue mengeras, gue menahan diri supaya nggak termakan omongan Kevin dan berbalik badan. Sam nggak mungkin kaya gitu. She's a good girl.
"Ya udah kalau nggak percaya," Kevin mengangkat bahu lalu pergi.
Setelah Kevin lenyap dari pandangan, baru lah gue berani menengokkan kepala untuk membuktikan apa kata bartender sialan itu. Dan wow, Kevin nggak sepenuhnya salah.
Sam memang nggak sedang make-out sama si Toru, tapi dia sedang ciuman dengan lelaki Jepang itu. Wow, secepat itu ya kamu membuktikan ke semua orang kalau rumor tentang kalian benar.
Di saat gue belum melepas pandangan dari mereka, tiba-tiba mata Sam dan gue bertemu. Dia terlihat kaget dan langsung menunduk malu, gue hanya memberi mantan terindah gue itu senyum miring.
Ada yang harus gue kasih selamat nih kayaknya.
***
1 part lagi yuhuuuuuu~
KAMU SEDANG MEMBACA
(I'm so) Done ✔
FanfictionMichael tuh cemburu lihat pacarnya lebih suka fangirling ke orang lain. Padahal dia lebih ganteng, dan bandnya lebih terkenal (menurut Michael sih). Fanfiction dedikasi untuk samanthaelsaa copyright © 2017 by pacarmikey