Between Us [우리 사이]

2- Our Relationship

Yoo Jung POV

Sudah setahun aku menjalin hubungan dengan Chanyeol. Hari makin hari, kami semakin dekat. Chanyeol selalu mengantarkanku pulang. Diakhir pekan kami pun sering pergi jalan-jalan. Tapi aku tak tahu kenapa, hari ini Chanyeol terlihat aneh. Di tengah waktu pelajaran aku sempat bertanya kepadanya.

"Yeol, kau kenapa? Kau terlihat sangat gelisah."

"Tidak. Aku tidak apa-apa." Jawabnya.

Saat itu juga Chanyeol tidak bisa mengantarkanku pulang. Aneh. Biasanya juga ia selalu cerewet kepadaku tentang hal apa pun. Namun hari ini Chanyeol terlihat sangat diam. Ah sudahlah masa bodoh dengannya. Lagi pula buat apa pusing-pusing memikirkan tentang dirinya. Toh diriku saja tak terurus.Hari ini aku meminta kakakku untuk menjemput. Aku sedang malas menggunakan bus dan kakakku juga sedang berada di rumah. Jadi tak ada salahnya untuk meminta tolongnya kan?

Tak lama mobil kakakku datang. Aku langsung masuk ke dalam mobil. Kakakku melihat diriku sekilas lalu mengendarai mobilnya.

"Biasanya kau pulang sendiri, tumben sekali minta dijemput?"

"Aku sedang malas naik bus, lagian oppa kan sedang berada di rumah seperti penggangguran."

"Enak saja penggangguran. Semua urusan kuliahku 'kan sudah beres hanya menunggu wisuda."

"Terserah."

"Kau mau makan sashimi tidak? Biar aku yang traktir kali ini."

"Call!"

-

Kami sampai di restoran jepang, tumben kakakku mentraktir makan. Kami menempati tempat duduk di pojok ruangan. Tunggu... Ada yang aneh. Sepertinya aku melihat Chanyeol duduk bersama seorang wanita di bangku bagian luar. Wanita itu memegang tangan Chanyeol. Sial. Setelah melihat itu aku merasa tak nafsu makan lagi.

“Oppa habiskan saja ya semuanya, aku kenyang.”
“Oke.” Ucap kakakku santai. Sambil mengunyah makanannya itu kakakku menatapku dengan aneh.
"Kau tak apa-apa?"
"Memangnya aku kenapa?"
"Kau aneh. Tadi saat aku mengajak makan kau terlihat sangat bersemangat tapi kenapa sekarang kau seperti sedang sedih dan marah."
"Karena aku melihat sesuatu yang seharusnya tidak aku lihat."
"Memangnya kau lihat apa?"
"Kau tak perlu tahu. Cepat habiskan makanannya, aku ingin segera pergi dari tempat ini."
“Ah ya ya sebentar.” Ucap Jaeyoung oppa sambil mengunyah dengan terburu-buru. Setelah selesai makan kakakku pergi untuk bayar semua makanannya. Argh aku benar-benar tidak betah diam disini.
“Oppa, berikan aku kunci mobilmu.”
“Untuk apa? Sebentar lagi juga akan selesai bayarnya.”
“Aku ingin ke mobil duluan, aku tak betah disini. Udaranya sangat panas.”
“Ah tidak akan kuberikan. Bisa-bisa kau kabur membawa mobilku. Sudahlah tunggu di luar saja sana.” Ujar oppa sambil mengisyaratkan diriku agar keluar restoran.
Aku pun melangkah keluar restoran. Rasanya aku ingin menangis saja setelah mengingat kejadian beberapa menit yang lalu. Aku menunggu oppa sambil memandang kendaraan yang berlalu lalang. Bisa-bisanya Chanyeol berubah dan dia pergi makan bersama wanita lain. Tiba-tiba ada seseorang yang menepuk pundakku.
“Ayo pulang.” Ujar kakakku. Aku pun hanya mengangguk dan mengikutinya.
Selama di perjalanan aku menjadi diam. Selama dua menit sekali oppa menengok kearahku.
“Hei ada apa? Kau benar-benar aneh daritadi.”
“Tidak ada apa-apa.” Ujarku datar.
“Dasar bohong! Ceritakan padaku kau melihat siapa tadi di restoran sampai membuat dirimu tak nafsu makan.”
“Bukan siapa-siapa! Sudahlah jangan banyak tanya kepalaku jadi pusing.”

                                                                                                         -

Beruntung sekali hari ini para guru sedang melakukan rapat karena sekolahku akan dijadikan tempat olimpiade sains. Jadi sejak pagi aku hanya berada di perpustakaan sekolah untuk menyelesaikan beberapa tugas yang belum selesai. Dan kini sudah saatnya jam pulang, aku pun memutuskan untuk keluar perpustakan. Saat menuju gerbang sekolah aku melihat dari kejauhan Chanyeol sedang mengobrol dengan seorang wanita yang waktu itu aku temui di restoran jepang. Orang ini sudah gila ya? Sudah tua begitu masih saja merayu anak SMA. Aku ingin menghampiri mereka berdua tapi aku masih takut. Segerombolan adik kelasku duduk di dekat diriku.