Between Us [우리 사이]

5- Comeback

"Jadi, bagaimana kabarmu Yoo Jung? Kau tak mau menjawab pertanyaanku?" Tanya Chanyeol sambil tersenyum.

"Ah, aku... aku baik-baik saja. Bagaimana denganmu?"

"Syukurlah. Aku pun baik-baik saja." Jawab Chanyeol.

Yoo Jung meremas pelan roknya, ia sangat tak kuat saat ini. Bagaimana rasanya jika seseorang yang kau cintai muncul setelah sekian lama menghilang bagai ditelan bumi?

Sekalipun ia ingin marah mengingat apa yang sudah dikatakan oleh kakaknya, nyatanya saat ini ia hanya ingin memeluk seorang Park Chanyeol.

"Kau tak melanjutkan membaca novelmu?" Tanya Chanyeol.

"Ah ya." Ternyata Yoo Jung sudah terlalu lama menatap Chanyeol hingga ia lupa dengan kegiatannya sendiri.

Setelah mengatakan itu, Yoo Jung kembali membaca novelnya. Sedangkan Chanyeol hanya memperhatikan Yoo Jung dengan seksama.

"Jangan melihatku seperti itu." Ujar Yoo Jung yang matanya masih membaca novel.

"Sudah lama sekali aku tak melihatmu. Aku merindukanmu." Ucap Chanyeol yang terus memandang Yoo Jung.

Walaupun terdengar menggelikan ketika Chanyeol mengatakan itu, tapi itulah kenyataannya. Itu juga berlaku pada Yoo Jung.

"Aku juga Chanyeol."

-

Sepulang sekolah Chanyeol mengajakku untuk pergi kencan bersamanya. Kami berjalan menuju halte bus.

"Sepertinya lebih baik kita pulang dulu untuk mengganti baju. Kau tidak risih memangnya memakai seragam saat kita jalan nanti?" Tanyaku pada Chanyeol.

"Ah ya kau benar. Kalau begitu aku akan mengantar ke rumahmu."

"Kau mau mati muda jika bertemu kakakku?"

"Kalau begitu aku akan mengantarmu sampai depan minimarket."

"Baiklah."

Akhirnya kami masuk bus setelah beberapa menit menunggu di halte. Kami duduk di bangku paling belakang. Posisiku berada di kanan, dekat dengan jendela.

Sebenarnya rumahnya dengan rumahku tidak dekat tapi Chanyeol memaksa untuk mengantarku ke rumah. Walaupun hanya sampai minimarket dekat rumah.

Selama perjalanan, kami tak berbicara apa pun. Diriku hanya melihat ramainya jalan melalui jendela. Ya, dan beberapa ucapan kakakku kembali terngiang.

Akankah hubunganku akan bertahan lama lalu bisakah kakakku berubah pikiran mengenai Chanyeol? Entahlah.

Tiba-tiba sebuah tangan menyentuh punggung tanganku. Aku pun menengok dan Chanyeol menatapku khawatir.

"Kau tak apa?"

"Memangnya aku kenapa?"

"Kau melamun. Sedang ada masalah?"

"Tidak, Chanyeol."

Sekarang tangan itu mulai memainkan jemariku. Sesekali ia mengelusnya.

"Kau berubah ya sekarang."

"Kenapa memangnya?" Tanyanya yang masih memainkan jemariku.