Chapter 6 : Two Questions

381 22 0
                                    


Sejak sepeninggalan ibu, kali pertama kami melakukannya lagi rasanya sungguh aneh. Benar saja, malam-malam selanjutnya hanya ada aku dan kakakku; seluruhnya kami lalui berdua, hampir tanpa suara. Hari demi hari, mau tak mau jadi terbiasa. Sedih, aneh, namun perlahan kami mulai menikmati. Lagipula, kami hanya dapat bergantung satu sama lain; tak ada gunanya menyesali apa yang tak bisa dihindari. Sesekali Bruno datang bergabung. Jujur saja, kehadiran pria dengan postur mirip beruang dan mulut selebar rahang kudanil ini mungkin setara dengan keramaian lima orang ditumpuk jadi satu. Meski demikian, aku selalu menghargai kedatangannya di sela kesibukan sebagai pemburu veteran. Malam ini tamu ketiga kami adalah seorang gadis cantik berambut hitam.

Ini adalah kali pertama kami bertiga, aku, kakakku dan Scarlet, makan malam bersama. Menu makan malam kami sayur-sayuran dan sup daging berang-berang yang dikeringkan dari hasil buruanku dua hari yang lalu, serta satu keranjang blueberry yang kupetik sore ini di hutan. Makan malam kami tenang, namun tak lagi diiringi kesunyian aneh seperti sarapan pagi ini. Ketika kakakku mencoba memulai perbincangan kecil seperti menanyakan rasa masakan, cuaca hari ini, serta bagaimana kondisi tubuhnya usai demam semalam, gadis berambut hitam itu tak lagi merespon dengan diam. Walau singkat dan suaranya nyaris tak terdengar, setidaknya ia mulai berkata.

Meski awalnya berkeras, kakakku sendiri tampak gembira dengan kehadiran Scarlet. Aku baru sadar bahwa aktingnya membentakiku semalam saat merawat luka-lukaku itu dilakukannya untuk menguji kesiapanku. Aku juga baru ingat bahwa dari dulu kakak semata wayangku ini sangat ingin adik perempuan. Seakan anak kecil baru saja mendapat mainan baru.. ehm, adik perempuan baru. Usai makan malam, dengan ekspresi ceria kakakku beranjak ke kamar sambil memeluk lengan adik barunya itu. Si gadis berambut hitam sukses dibawa pergi begitu saja. Matanya menatap melas padaku, seakan sedang meminta pertolongan. Sayangnya, tidak ada yang bisa kulakukan untuknya malam ini.

*

"Gray, kamu ada di rumah?" Samar-samar, aku bisa mendengar seseorang mengusik suasana pagi. Beberapakali suara itu mengulang panggilannya pada namaku.

Tom tak melanjutkan kalimatnya, ketika kubuka cepat pintu rumahku. Tepat di sebelah anak laki-laki bersuara nyaring itu ada May dengan rambut pirangnya yang diikat di sisi kanan kepalanya. May mengenakan sweater rajut berwarna kuning cerah yang memperlihatkan lekuk tubuhnya. Seperti biasa, aroma bunga yang menyegarkan tak pernah absen darinya.

"Kudengar dari kakakmu, katanya kamu sakit kemarin," tanya May.

Yang dimaksud olehnya pastilah ketika kakakku pergi dari rumah pagi-pagi sekali tanpa membangunkanku. Ia pergi ke tempat pelatihan untuk menyuapi alasan fiktif yang dibuatnya sebagai penutup ketidakhadiranku. Semalam juga, kami sudah membuat beberapa cerita lain untuk digunakan sewaktu-waktu ada yang menanyakan hal yang berkaitan tentang Scarlet, namun ada baiknya menghindari hal tersebut selagi mungkin.

"Begitulah," aku menjawab singkat, tak mau mengarahkan mereka ke topik ini lebih jauh lagi.

Kubiarkan mereka membayangkanku beristirahat seharian di rumah, kemarin. Aku berharap mereka tak tahu kalau aku sebenarnya pergi ke hutan bersama seorang gadis misterius. Tadinya, aku bermaksud membiarkan mereka bertanya tentang hal lain, sampai kutemukan waktu yang tepat untuk menjelaskan keberadaan gadis tersebut di rumahku. Mungkin nanti sore, atau besok, atau lusa. Pastinya tidak sekarang.

Itu.. sampai aku melihat ekspresi terkesima mereka berdua. Aku menoleh ke belakang. Walau tanpa melakukan itu, aku sebenarnya sudah tahu 'apa' yang mereka lihat di sana.

Scarlet, dengan matanya yang masih setengah terbuka, berdiri di ambang pintu dan hanya mengenakan baju terusan yang longgar di tubuhnya.Rasanya aku ingin memukul wajahku sendiri keras-keras. 'Topik' yang tak ingin dibicarakan tiba-tiba muncul di hadapan. Kalau sudah begini, tak mungkin lagi menghindar.

Red EyesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang