Gadis itu menapak tanah yang digenangi dedaunan. Daun-daun kering itu tak membantu meredam suara langkah sepatu bootsnya yang telah diberatkan oleh busur panah serta berbagai perbekalan berburu untuk tiga hari ke depan. Makin jauh ia berjalan, hutan seakan mulai berubah bentuk. Pohon-pohon pinus yang menjulang mulai berpadu dengan jenis-jenis yang lain, penanda bahwa ia sudah masuk cukup dalam. Ia menengok ke belakang. Anak laki-laki berambut merah yang seharusnya menjadi teman setimnya belum lagi terlihat. Beberapa menit yang lalu, sejak mereka dikagetkan seekor kelinci yang tiba-tiba melompat dari rimbun semak, anak laki-laki itu memutuskan untuk tinggal sejenak.
"Jika terlihat satu kelinci, maka ada puluhan lainnya. Aku akan memasang jerat di daerah sekitar sini."
Mendengar kalimat itu, ia tak mampu menyembunyikan ekspresi enggannya. Posisi mereka kini adalah daerah hutan di antara lembah yang melandai. Ia benci tempat ini. Pemanah sepertinya lebih suka tempat tinggi seperti perbukitan. Tempat dimana matanya dapat mengawasi semua dari ketinggian. Gadis itu memutuskan untuk meninggalkan si anak laki-laki setelah membuat kesepakatan untuk bertemu di tempat yang telah mereka tentukan. Hutan ini masih terasa asing, namun menentukan dan menandai titik pertemuan beberapa ratus meter ke depan agaknya masih mampu mereka lakukan.
Sambil menoreh goresan penanda di sepanjang perjalanannya, gadis itu melihat sekeliling. Masih tak ada seorang pun yang masuk dalam jarak pandang. Dalam hutan di antara desa Floran dan Gralling ini, dua puluh satu pemburu muda dan seorang pemburu veteran dilepas dalam rangka melakukan simulasi perburuan nyata; dimana seluruh pemburu muda disebar berpasangan untuk menguji kerja tim dalam situasi demikian. Hutan ini pasti luasnya berkali-kali lipat dari daerah batasan sungai tempat mereka biasa berburu; kurang lebih empat jam mereka berjalan, hanya beberapa tupai dan seekor kelinci yang didapati. Empat jam. Masih tersisa dua hari dua puluh jam hingga ujian ini selesai. Tak baik menghabiskan air minum. Tujuan utama mereka seharusnya adalah mencari sumber air, namun pemikiran seperti itu pastinya tak berbeda dengan pemburu muda lainnya.
Mengukur level tempur timnya, gadis itu tak yakin dapat menang jika bertemu pemburu muda lain. Spesialisasinya adalah memanah, sedang anak laki-laki rekannya ahli memasang jerat dan perangkap. Bersembunyi dalam rimbun hutan dan memanah dari kejauhan adalah situasi ideal. Ditangkap dari jarak dekat oleh pria bertubuh dua kali besar ketika sedang mengambil air di sungai tentunya bukan pilihan. Gadis berambut pirang itu memilih sebuah pohon pinus yang jauh lebih besar dibanding pohon-pohon lainnya. Setelah mengukir beberapa goresan di pohon itu, ia memutuskan untuk duduk sejenak sembari memanjangkan kaki. Sambil terus memperhatikan sekeliling, ia menggenggam kalung logam penanda yang melilit leher jenjangnya. Setidaknya pada hari pertama ini, bertahan 'hidup' jadi prioritas utama.
Pada ujian kali ini, objektif yang harus mereka penuhi, sebagaimana ujian pada umumnya, adalah mendapatkan poin sebanyak mungkin. Poin didapat dengan memburu hewan. Hewan yang dapat diburu beragam, mulai dari kelinci, tupai, berang-berang hingga rusa. Memburu hewan pemangsa seperti serigala dan anjing liar tak akan dinilai; satu cara untuk memberitahu agar menghindari hewan-hewan tersebut jika melihatnya di hutan. Satu buruan hewan kecil bernilai satu poin. Rusa bernilai lima poin. Tiga puluh adalah minimal poin yang diperlukan untuk lulus ujian kali ini. Sebanyak sepuluh poin diberikan pada tiap tim dalam bentuk sebuah kalung logam penanda. Sudah dapat ditebak, setiap tim harus saling 'memburu' kalung logam tim lain untuk mendapat poin yang cukup. Perlu diingat bahwa tidak diperbolehkan menembakkan anak panah dan melempar pisau ke anggota tim lain. Aturan ini jelas dibuat untuk mengurangi kejadian dimana peserta mengalami luka berat karena bertarung satu sama lain. Perburuan kalung logam ini idealnya dilakukan dengan mengintai dan menangkap mangsa ketika mereka lengah. Perkelahian langsung tentunya tak dianjurkan, dan bukan pilihan untuknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Red Eyes
AdventurePertemuan Gray dengan seorang gadis bermata merah mengantarnya pada petualangan mendebarkan yang telah diimpikannya sejak masa kecil. Petualangan yang juga membuatnya harus meninggalkan orang-orang terdekatnya.