"Mengapa tidak menyapaku?" Tanya Harry lagi.
"Aku tidak ingin mengganggu momen kalian(?)" Ucapku asal. Sungguh aku ingin mengganti topik pembicaraan. Ia hanya tertawa...terlihat sangat menggemaskan.
"Hello Harry..." Ucap Adisson yang tiba-tiba datang dan menciup pipi Harry di depanku. Oh.
Tidak tahu kenapa kakiku langsung refleks untuk berdiri dan berjalan meninggalkannya. Aku mendengar Harry memanggil namaku tapi ku abaikan, ia juga tidak berniat mengejarku. Well itu hanya harapanku.
Hari ini aku sungguh kacau, tidak ada satu pun materi yang masuk di kepalaku dari awal sang dosen mengajar. Aku juga sangat malas untuk pergi ke cafe, saat ini aku hanya ingin pulang dan berbaring di tempat tidurku ditemani buku journalku. Tapi ku kurungkan niatku, itu hanya akan lebih merugikanku.
"Hey Halia" sapa Kenna saat aku tiba di cafe. Aku hanya membalas sapaannya dengan senyuman.
"What's wrong?" Tanya Kenna padaku, apakah aku terlihat sangat buruk saat ini?
"Nothing." Balasku singkat. Aku berjalan menuju ruang ganti. Tepat setelah aku keluar, Kenna menghalang jalanku.
"You can tell me what's going on, if you want to.." Ucap Kenna, aku sangat ingin bercerita padanya tapi aku masih kurang yakin.
"Baiklah jika kau memaksa." Balasku. Kami berdua duduk diatas kursi panjang.
"Aku tak tahu harus mulai dari mana." Ucapku pelan.
"Apa ini berhubungan dengan seseorang?" Tanya Kenna, mengapa ia seperti bisa membaca pikiranku?.
"Hmmm Harry." Ucapku. Ia terlihat tidak terkejut lagi.
"Pantas ia akhir-akhir ini sudah tidak pernah datang kemari." Ucapnya.
"Kami tidak bertengkar, tapi..." Ucapku menggantung.
"Keep going" Ucap Kenna penasaran.
"Ia berubah belakangan ini, kurasa...." Ucapku.
"Then....." Ucap Kenna yang kali ini ia lebih terlihat kesal, mungkin karena aku yang menggantungkan kalimatku sedari tadi.
"Ia sedang dekat dengan seorang gadis, namanya Addison. Ia berencana akan menembaknya hari ini tepat di hari ulang tahunnya. Aku tidak mengapa kalau Harry menyukai seseorang tapi kupikir Addison bukan perempuan yang baik meskipun ia tidak termasuk dalam kelompok anak-anak terkenal di kampus. Ia terlihat seperti memanfaatkan Harry, aku tau aku tidak pantas berkata seperti itu...aku tidak mengenalnya dan ia pun begitu. Tapi setiap kali aku berada di dekat Harry, ia selalu datang dan merusak suasana. Aku sungguh tak tahan dan berakhir meninggalkan mereka berdua." Ucapku panjang lebar pada Kenna.
"Kau cemburu." Ucapnya dan tersenyum. Mengapa disaat seperti ini ia masih saja tersenyum...
"Apa? Tidak, aku tidak cemburu...aku hanya tak suka saja padanya." Balasku, aku juga tak tahu apa yang baru saja kuucapkan.
"Itu namanya kau cemburu Halia" balasnya lagi.
"Itu berbeda Kenna....cemburu dan tidak suka itu berbeda." Wow, aku sungguh pandai membohongi diriku sendiri.