*tok tok tok*
Aku terbangun ketika mendengar ada seseorang yang mengetuk pintu rumahku pagi ini. Tapi siapa? Aku tidak begitu akrap dengan tetangga atau orang - orang sini.
Dengan malas aku turun dari tempat tidurku dan berjalan sempoyongan ke arah pintu depan, aku tidak peduli dengan keadaanku sekarang yang aku mau hanya melihat siapa yang datang dan kembali tidur.
Aku pun membuka pintu depan.
"Astaga Halia" ucapnya.
"Harry?!?!" Balasku
"Mengapa kau terlihat seperti orang gila" ucapnya yang sekarang sedang berjalan masuk.
"Orang gila? Kau yang gila...mengapa kau tiba - tiba datang kemari?" Tanyaku sambil berjalan kearah kamarku.
"Aku menghubungimu semalam, mengapa kau tidak mengangkatnya?" Tanyanya balik
"Jangan mencoba mengalihkan pembicaraan" ucapku
"Just answer my question" ucap Harry
"Aku tertidur." Balasku. Aku lalu berjalan kearah kamar mandi berniat untuk membersihkan mukaku.
Saat aku keluar dari kamar mandi tepat saat itu juga aku melihat Harry sedang memegang buku journalku. Aku membulatkan mataku dan dengan cepat berjalan kearahnya. Aku mengambil buku itu dari genggamanya.
"Mengapa kau memegang buku ini?" Tanyaku padanya, jantungku sudah berdetak tak karuan.
"Bukumu terjatuh saat aku ingin meletakkan kacamataku." Ucapnya, aku tidak bisa membaca raut mukanya saat ini.
"Apa kau....membacanya?" Please jangan secepat ini...aku belum siap kehilangannya.
"Tidak." Balasnya. Hufttttt, aku bisa bernapas lega sekarang.
"Btw kau datang kemari naik apa?" Tanyaku asal.
"Kereta lah, masa jalan kaki." Balasnya.
"Ohhh kupikir kau membawa mobilmu." Ucapku.
"Kau akan ke cafe kan hari ini?" Tanyanya.
"Ya." Balasku
"Kalau begitu ayo balik" ucapnya
"Eh? Ini masih pagi Harry." Balasku, yang benar saja.
"Ya maksudku kita bisa pergi kemana dulu...c'mon memangnya kau tahan dirumah seharian? Lagi pula ini weekend" ucapnya
"Baiklah, aku bersiap dulu." Ucapku dan kembali berjalan kearah kamar mandi. Tidak lama setelah aku masuk, aku mendengar suara pintu kamarku tertutup, Harry sudah keluar.
20 menit berlalu dan aku sudah siap. Aku segera keluar dan melihat Harry yang sedang menungguku di ruang tamu.
"C'mon." Ucapku dan ia pun bangkit. Kami lalu meninggalkan rumahku dan pergi ke stasiun kereta.
---
"2 pancakes, an espresso and a hot chocolate with less sugar."
"Pesanan akan datang 15 meniy lagi, terima kasih." Ucap si pelayan sebelum pergi.
Yup, aku selalu memesan hal yang sama ketika pergi ke cafe. So he knows what i want.
"Mengapa kau berbohong padaku?" Ucap Harry tiba - tiba.
"Berbohong?" Tanyaku.
"Kemarin aku ke cafe tepat setelah kau membalas pesanku, dan kau tidak ada disana." Ucapnya.
"Itu bukan hanya berarti aku berada di cafe tempat kerjaku." Balasku. Oh ternyata ia ke cafe kemarin.
"Lalu?" Tanyanya.
"Ya aku pergi ke suatu cafe." Balasku, aku benci ketika ia mengintrogasiku.
"Sendiri?" Tanyanya lagi.
"Dengan Lucas" balasku.
"Lucas? Sejak kapan kau akrab dengannya?" Tanya Harry.
Aku mengangkat bahuku, lalu berkata "ia awalnya hanya menawarkan tumpangan padaku lalu ia menawariku secangkir kopi dan aku setuju."
"Permisi... 2 pancakes, an espresso and hot chocolate with less sugar." Ucap sang pelayan sambil memindahkan pesanan kami di atas meja.
"Thank you." Ucapku sebelum ia meninggalkan meja kami.
"Btw bagaimana dengan Addison..." ucapku padanya
"Don't talk about her when we are together. And don't try to change the topic, i'm not done with you." Ucap Harry, wait... apa maksudnya dengan jangan membicarakan Addison?
"Aku hanya bertanya, dan sejak kapan kau tak suka kalau aku menanyakan Addison?" Tanyaku.
"Sejak saat ini." Ucapnya.
Kami pun menyelesaikan makanan kami.
"Kau tak apa kan pergi sendiri?" Ucap Harry padaku.
"Iya, lagi pula apa yang bisa kau lakukan kalau kau tidak membawa mobilmu" balasku.
"Ya aku akan tetap membiarkanmu pergi sendiri." Ucapnya dengan sedikit mengejek.
"Ohhh i see i see." Ucapku dan detik selanjutnya ia melingkarkan tanyannya dibahuku dan berkata
"Hahahha of-course not, love." Gosh he's so adorable.
"Sudah, aku harus pergi sebelum terlambat." Ucapku sebelum aku lebih tak tahan lagi dengannya.
"Baiklah. Aku akan menjemputmu nanti, hati-hati." Ucapnya.
"Kay, you too." Balasku dan aku pun berjalan meninggalkannya.
---
"Hey..." ucap seseorang saat aku memasuki cafe.
"Oh hey Lucas..." balasku dan tersenyum.
"Bagaimana kabarmu?" Tanyanya.
"Baik, bagaimana denganmu?" Tanyaku balik.
"Aku juga begitu, well selamat bekerja" ucapnya sebelum meninggalkan ku.
Aku pun selesai dengan pekerjaanku. Aku langsung menelpon Harry untuk memberitahunya bahwa aku telah selesai.
Otp
"Harry, aku telah selesai"
"Hmmm kurasa aku tak bisa menjemputmu saat ini, sorry." Ucapnya.
"Memangnya kenapa?" Tanyaku.
"Ada sedikit urusan yang harus ku selesaikan." Ucapnya.
"Baiklah..." ucapku dan langsung menutup telpon.
End otp
Aku langsung pergi menuju halte, padahal aku berharap ia akan menjemputku. Tapi kurasa urusannya lebih penting, lagi pula aku hanya temannya. And will always be....
Saat aku sedang berada di dalam kereta, aku melihat ada sebuah pesan masuk.
From: Harry
Kabari aku jika kau sudah sampai?
Today, 7:23 pmAku tidak membalasnya, dan mematikan handphoneku.
---
Saat aku tiba di rumah, aku pun membalas pesan Harry.
To: Harry
Aku telah sampai
Today, 9:14 pmTidak lama kemudian, ia membalas pesanku.
From: Harry
Gn.
Today, 9:15 pmIni adalah pesan tersingkat yang pernah ia kirim padaku. Ia lebih memilih untuk tidak membalas pesan seseorang dari pada hanya membalasnya dengan singkat.
Tetapi aku tak pikir panjang akan hal itu, aku terlalu lelah dan memilih untuk cepat cepat tidur.