PART. 1

2.2K 47 5
                                    

Barakallahu laka wa baraka 'alaika wa jama'a bainakuma fil khair.

(Semoga Allah memberi berkah kepadamu & keberkahan atas pernikahan kamu & mengumpulkan kalian berdua dalam kebaikan)

-HR. Tirmidzi No.1011-

•••••

Maka aku tanggung dosa-dosanya si dia dari ayah dan ibunya. Dosa apa saja yang telah di lakukannya, dari tidak menutup aurat hingga dia meninggalkan sholat. Semua yang berhubungan dengan si dia, aku tanggung dan bukan lagi orang tuanya yang menanggung. Serta akan aku tanggung semua dosa calon anak-anakku. Jika aku GAGAL, "Maka aku adalah suami yang fasik, ingkar dan aku rela masuk api neraka. Aku rela malaikat menyiksaku hingga hancur tubuhku." (HR. Muslim)

Itulah perjanjian yang dibuat oleh Firaz Fakhril Hisyham dengan ayah mertuanya di hadapan Allah dan disaksikan para malaikat pada pagi itu ketika dia mengucapkan, "Saya terima nikah dan kawinnya Aqilla Alfathunnisa binti Muhammad Abdullah dengan mas kawin tersebut dibayar tunai," ucapnya dengan jelas dan tegas.

Begitu berat amanat yang diemban oleh seorang suami, bukan? Surgamu terletak padanya.

"Bagaimana para saksi?"

"SAH."

"SAH."

"Alhamdulillah," terdengar ucapan syukur dari para saksi maupun Firaz sendiri. Firaz tidak pernah menyangka bahwa pada akhirnya dirinya akan menjadi seorang suami secepat ini. Wanita berparas ayu nan lemah lembut yang kini sah menjadi isteri Firaz itu baru dikenalnya tiga bulan yang lalu, dalam keadaan Firaz menyedihkan, mabuk dan babak belur. Tetapi mungkin ini sudah jalan hidupnya yang ditentukan Allah, dipertemukan dengan seseorang yang bisa merubah dirinya menjadi orang yang lebih baik.

Ungkapan syukur juga diucapkan Aqilla di dalam kamarnya setelah Firaz lancar mengucapkan Ijab Qobul. Akhirnya Aqilla menjadi seorang isteri dari seseorang yang sebenarnya tidak begitu dia kenal. Bahkan Aqilla pun juga sangsi bahwa suaminya ini orang baik-baik mengingat pertemuan pertamanya dulu. Namun Aqilla berusaha ikhlas, walau bagaimanapun keadaannya, Firaz sudah mengucapkan perjanjiannya dengan ayahnya. Baktinya kini sudah berpindah, surganya pun kini juga sudah berpindah.

Doa-doa sedang dipanjatkan, Aqilla ikut menundukkan kepala dan mengaminkan. Setelah selesai, Aqilla melangkah keluar dari kamarnya dibimbing dengan ibu dan kedua kakak iparnya, Mufia dan Lamia, isteri dari kedua kakakknya.

Mendengar suara langkah kaki, Firaz segera menoleh ke arah belakang dimana istrinya sedang berjalan menuju kearahnya, Firaz menatap takjub "Cantik banget istriku ya Allah," ucapnya dalam hati.

Aqilla tersenyum canggung melihat suaminya yang menatap kagum kearahnya. Sesampainya di hadapan Firaz, Aqilla meraih uluran tangan Firaz dan kemudian mencium punggung tangan suaminya itu dengan takzim.

Aqilla pernah membaca bahwa mencium tangan suami bukan hanya perkara menempelkan hidung semata. Ada doa yang terselip karena dengan tangan itulah suaminya mencari nafkah untuk orang-orang yang dicintai dan disayangi. Lewat mencium tangan suami, seorang istri sedang memohon pada Allah agar menjaga tangan suaminya. Dan melalui mencium tangan suami, seorang istri menitipkan doa agar Allah menjaga tangan suaminya untuk menjaga kasih sayangnya dan tidak mengambil sesuatu yang bukan hakknya untuk dibawa pulang kerumah.

Setelah tangannya dicium oleh isterinya, kini giliran Firaz mengecup kening isterinya. Ciuman pertama oleh Firaz kepada Aqilla selama mengenalnya, padahal hampir semua teman Firaz tahu bahwa Firaz bisa lebih dari sekadar ciuman ketika berhubungan dengan wanita. Namun Firaz tidak mengira ciuman yang diberikannya di kening Aqilla setelah status halal terasa berbeda.

Ta'arufTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang