"Dunia ini adalah perhiasan dan seindah-indahnya perhiasan dunia adalah wanita sholihah."
-[HR. Muslim]-
"Seindah-indahnya perhiasan dunia adalah wanita sholihah dan semulia-mulianya laki-laki adalah yang memuliakan wanita."
•••••
"Dek Faraz, jadi pulang minggu ini kan mas?" tanya Aqilla sambil menyapukan blush-on tipis ke pipinya.
Adik Firaz itu memang masih kuliah semester empat di salah satu universitas negeri di Jember dan mengambil jurusan ekonomi. Faraz selalu pulang setiap dua minggu sekali, namun jika merasa malas, dia akan pulang ke Banyuwangi satu bulan sekali.
"Nggak tau, iya kali," jawab Firaz sambil lalu dan kemudian memakai pakaian yang sudah disiapkan oleh isterinya yang diletakkan diatas tempat tidur.
"Kok kali sih, mas. Sama adik sendiri cuek banget kamu ini. Ya udahlah, nanti aku hubungi dia sendiri. Kasihan nanti kalau dia pulang pas aku nggak masak makanan kesukaan dia," ucap Aqilla sambil memoleskan lipstick berwarna peach.
Setelah selesai, Aqilla menatap wajahnya di cermin, perfect, riasannya tidak terlalu mencolok, benar-benar minimalis. Hanya bedak, sedikit sapuan blush-on dan polesan tipis lipstick. Setidaknya tujuan Aqilla memakai kosmetik malam ini tidak bertentangan dengan syariat yang menyebabkan tabarruj.
Aqilla berdandan untuk suaminya sendiri, bukan untuk menarik perhatian lawan jenis. Meskipun konteksnya malam ini dia pergi keluar rumah untuk menghadiri resepsi pernikahan yang pastinya banyak orang, Aqilla hanya ingin menyenangkan suaminya ketika memandangnya.
Sudah bukan hal baru di dalam fiqh wanita bahwa tabarruj merupakan salah satu hal yang dilarang oleh agama. Tabarruj menurut Abu 'Ubaidah adalah seorang wanita yang menampakkan kecantikannya, sedangkan menurut al-Zujaj, tabarruj adalah menampakkan perhiasan dan semua hal yang bisa merangsang syahwat laki-laki. Untuk itulah agama memberi batasan kepada para perempuan dalam berhias diri ketika keluar dari rumah.
"Bukan cuek, hanya saja mas memang mendidik dia mandiri. Dia cuma pulang seperti biasanya, kita tidak merasa perlu menyambutnya, bukan?" jawab Firaz sambil mendekat ke arah isterinya dan menyuruh Aqilla untuk menggulung lengan kemejanya.
"Tapi mas--"
"Udah. Faraz datang atau enggak, kamu masak saja seperti biasanya," putus Firaz yang membuat Aqilla tidak mendebat lagi, "Kamu tambah cantik kalau dandan, terima kasih sayang," pujian Firaz membuat pipi Aqilla semakin merona.
"Alisnya nggak dilukis dulu?" tanya Firaz dengan nada menggoda isterinya. Alis Aqilla memang sangat tipis, namun isterinya itu tidak pernah mau membuat alis buatan dengan pensil alis seperti kebanyakan wanita lainnya. Ketika ditanya kenapa, Aqilla hanya berkata bahwa tidak mau mengubah apa yang sudah diciptakan oleh Allah. Sudah untung bukan Aqilla masih mempunyai alis? Ya meskipun tipis sih.
"Krayonnya habis," jawab Aqilla membuat Firaz tertawa dan kemudian mengecup hidung isterinya.
"Gitu aja cemberut, makin cantik loh kamu," goda Firaz sekali lagi, "Ya sudah, ayo berangkat. Mas sudah laper," ucap Firaz yang kemudian meraih pinggang isterinya dan menuntunnya keluar.
•••••
"Semalam saja, mas. Besok pagi Faraz pastiin mas Attar sudah pulang. Kasihan kalau disuruh pulang sekarang, dia kemaleman seperti ini juga karena jemput Faraz. Boleh ya mas?" Faraz masih tetap ngotot meminta ijin agar pacarnya itu diperbolehkan untuk menginap.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ta'aruf
SpiritualDalam Qur'an Surah An-Nur ayat 26 dikatakan bahwa "Good women are for good men". Di sepanjang usianya hingga menginjak seperempat abad, Aqilla Alfathunnisa selalu mempercayai surat tersebut. Namun, Aqilla tiba-tiba mempertanyakan apa maksud Allah ke...