PART. 2

1.4K 34 0
                                    

"Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya."

-[HR Muslim, 3509]-

•••••

"Mas, bangun, sebentar lagi masuk subuh," bisik Aqilla membangunkan suaminya dengan lembut. Namun suaminya itu tampaknya benar-benar lelah sehingga mengabaikannya. Aqilla tidak menyerah, "Mas, keburu adzan," ucap Aqilla sedikit lebih tegas sambil meremas pelan tangan suaminya.

"Capek, nanti saja mas sholat subuh sendiri," jawab Firaz sambil tetap memejamkan mata dan kemudian berbalik memunggungi Aqilla.

Aqilla sedikit kesal karena diabaikan, "Katanya mau berubah, pengin jadi imam yang baik buat Aqilla, tapi dibangunin buat subuh aja susah," gerutu Aqilla.

Firaz yang mendengar gerutuan isterinya tersebut merasa tertohok dan langsung bangun dari tidurnya, matanya yang masih terpejam membuat Aqilla tersenyum. Gerutuannya ternyata mampu membuat suaminya bangun dari tidur nyenyaknya.

Setelah sekitar satu menit mengumpulkan nyawa, barulah Firaz membuka matanya dan dia benar-benar merasa malu karena di hadapannya sudah tersuguh pemandangan indah, wajah isterinya yang masih berbalut mukenah tanda isterinya selesai beribadah.

"Kamu sudah bangun daritadi ya?" tanya Firaz yang dijawab dengan anggukan dari Aqilla.

"Habis sholat malam?" Aqilla mengangguk lagi menjawab pertanyaan dari suaminya itu.

"Kok kamu nggak bangunin mas?"

"Mas pasti masih capek, jadi..." belum selesai Aqilla menjelaskan, Firaz memotong ucapannya.

"Memangnya kamu nggak capek?"

"Ya capek, tapi karena udah kebiasaan jadi tetep dilakuin. Kalau udah bangun jam segitu susah yang mau tidur lagi."

Firaz mengangguk paham mendengar penjelasan isterinya tersebut dan kemudian duduk di pinggir kasur, "Besok-besok meskipun mas susah melek, tetep bangunin mas ya sayang. Mas juga pengin punya kebiasaan baik seperti isteri mas ini, kita qiyamul lail bareng," Firaz meminta sambil menatap mata isterinya yang teduh itu.

Aqilla tersenyum lebar dan mengangguk semangat mendengar permintaan suaminya itu.

"Makasih, sayang," ucap Firaz sambil mengecup pipi isterinya dan kemudian beranjak dari kasur meninggalkan Aqilla yang wajahnya sudah merah merona. Belum selesai Aqilla meredakan gemuruh bahagia di dadanya, terdengar Firaz memanggilnya dari depan pintu kamar mandi, "Ah iya, lupa. Sayang, sini deh," panggil Firaz sambil menyembunyikan senyum jailnya.

Aqilla menurut dan melangkah mendekat kepada sang suami dengan sedikit menunduk.

Sesampainya di hadapan suaminya, Firaz menyentuh dagu isterinya dengan lembut dan membuat isterinya itu mendongak ke arah wajahnya, "Besok kalau kamu pengin mas cepet bangun, kamu gunakan cara ini saja," Firaz kemudian mendekatkan bibirnya ke bibir isterinya dan melumatnya pelan.

Aqilla yang tidak siap dengan itu semua merasakan kakinya lemas, seketika saja Aqilla meremas lengan suaminya seerat mungkin sebagai penopang agar dirinya tidak merosot terjatuh.

Ta'arufTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang