Chapter 1

776 82 4
                                    

Ketika takdir menggariskan kita untuk berkorban dan tersakiti. Apa kita bisa mengelak?

*****

Teriakan-teriakan heboh begitu membahana di pagi hari itu. Teriakan yang didominasi oleh teriakan para gadis itu, disebabkan karena dia, Si Most Wanted SMA Akasian sedang bermain basket di lapangan bersama dengan para sahabatnya. Dialah Ali Syarief, si tampan berperawakan gagah dengan segudang prestasi.

Siapa yang tidak kenal Ali, mantan ketua OSIS yang terkenal ramah, ganteng, pintar, dan dengan sejuta kelebihan yang ia miliki. Semua gadis pasti ingin menjadi seseorang yang spesial di hatinya. Namun, sayangnya ia telah mempunyai seorang pujaan hati.

Di sisi lain, seorang gadis berperawakan mungil dengan kepribadian lembut, baru saja memasuki gerbang sekolahnya. Yap! Sekolah yang sama dengan Si Most Wanted. Dia Prilly Latuconsina, siswi yang dianggap sebelah mata oleh sebagian besar murid SMA Akasian, padahal nilainya selalu menjadi yang tertinggi pada setiap pembagian hasil pembelajaran. Gadis berkulit putih dengan pipi chubby dan bibir tipis ini, melangkahkan kakinya seirama dengan mulutnya yang bersenandung ria. Hingga sebuah suara menghentikan langkah riangnya dan membuatnya menoleh ke asal suara.

"Lo jalannya cepet banget sih! Capek tau gue ngejarnya." Ujar si pemanggil setelah berhadapan dengan Prilly.

"Maaf Fee, aku gak denger! Lagian aku jalannya gak cepet kok, biasa aja. Kamunya aja yang lebay." Jawab Prilly dengan santai.

"Lebay?! Berkali-kali gue bilang, gue itu bukan lebay, tapi ekspresif! Catet baik-baik, oke!" Protes Feeya kesal. Namanya Safeeya Theresia, gadis cantik keturunan sunda-manado ini merupakan satu-satunya sahabat Prilly selama dua tahun Prilly menuntut ilmu di SMA.

Apabila ditanya mengapa Prilly? Alasannya klise, karena Prilly itu berbeda, entah dari sudut apa yang Feeya maksud berbeda.

"Udah ah, yuk kelas. Pengen cepet-cepet duduk." Lanjut Feeya dan dengan cepat menarik tangan Prilly untuk segera mengikuti langkahnya. Bahkan, Prilly belum sempat menjawab. Akhirnya, Prilly hanya mengikuti langkah Feeya yang menuju ke kelas.

*****

Akhirnya jam pelajaran pun berganti dengan jam istirahat. Tentu saja waktu istirahat yang singkat ini, digunakan murid-murid dengan sebaik-baiknya, ada yang tidur di kelas, pergi ke perpustakaan, ataupun pergi ke kantin seperti yang dilakukan Prilly dan Feeya saat ini.

Mereka sedang berjalan menuju kantin, untuk mengisi perut mereka yang sudah tidak bisa diajak berkompromi lagi. Ulangan matematika mendadak tentunya menguras pikiran mereka, ditambah yang mengajar merupakan guru tergalak membuat batin mereka begitu tertekan. Feeya, gadis itu sangat heboh begitu mendengar ulangan mendadak. Berbeda dengan Prilly yang sangat tenang, mungkin karena dia sudah menguasai materi yang akan diulangkan.

Tepat di pintu masuk, sekaligus pintu keluar kantin yang memang besar, Prilly dan Feeya berpapasan dengan Ali dan para sahabatnya beserta kekasihnya.

Prilly hanya menunduk, sedangkan Feeya, gadis itu hanya menunjukkan muka datarnya. Sama halnya dengan Ali dan rombongan yang hanya menunjukkan wajah datarnya, terlebih lagi Vania Deyvasika, gadis kurus tinggi bak model yang merupakan pacar Ali, hanya saja Vania sedikit sombong. Ralat, memang benar-benar sombong.

Namun, berbeda dengan kedua sahabat perempuan Ali, Jessica Mila dan Gritte Agatha. Mereka yang kerap disapa Mila dan Itte ini, tersenyum kecil menatap Prilly dan Feeya. Namun, mereka segera menunduk saat ditatap tajam oleh pacar masing masing, yang juga adalah sahabat-sahabat Ali, yaitu Kevin Julio yang merupakan pacar Mila dan Arief Hidayat yang merupakan pacar Itte.

Something WrongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang