Hai lagi!
Happy reading yah❤
*****
Di sinilah Ali, berhadapan dengan keempat sahabatnya yang memandangnya penuh selidik.
Ya, Ali baru saja menyampaikan bahwa ia bersedia untuk meminta maaf dan memaafkan. Namun, hal itu justru membuat keempat sahabatnya memandangnya dengan seperti ini.
"Lo serius, Li?" Mila yang bertanya.
"Dua rius malah," Ali menjawab dengan santainya.
"Kenapa? Cepet banget berubah pikirannya? Kepentok dimana lo?" Arief bertanya dengan herannya.
"Lo pada gimana sih? Tadi katanya mau minta maaf, sekarang gue mau minta maaf tapi malah lo tanya-tanyain. Heran deh," Ali memandang keempat sahabatnya sebal.
"Kita yang heran, bego. Lo kenapa sih sebenernya? Kalo lo cuman mau main-main mending ga usah deh," Itte berucap sembari menoyor kepala Ali.
"Eh, apaan sih lo? Difitrahin ini," Ali menunjuk kepalanya yang tadi ditoyor Itte.
"Ya gue sadar aja, kalo gue masih sayang sama dia. Toh Tuhan aja maha memaafkan, masa kita yang cuman makhluk Tuhan aja gak mau maafin sih," Ali melanjutkan ucapannya sembari menatap keempat sahabatnya dengan senyum tulusnya.
"Ahh, Ali kok bisa bijak sih? Jadi tambah sayang," Itte berucap sembari memeluk Ali dari samping, diikuti Mila setelahnya.
"Iya, sayang deh sama Ali," Mila menimpali ucapan Itte.
"Sebagai sahabat tentunya, hehehe," Mila dan Itte secara serentak dan spontan mengucapkannya, kala melihat tatapan tajam dari pujaan hati masing-masing.
"Tenang aja, yang. Kamu tetep the best kok dihati aku," Itte tersenyum dengan centilnya sembari memeluk tangan kanan Arief.
"Please deh, jangan pacaran di depan gue. Berasa nyamuk gue. Oh ya Tte, btw…" Ali sengaja menggantung ucapannya, membuat Itte yang semula mencibirnya menjadi memandangnya penasaran.
"Gue geli dipeluk cewek jadi-jadian kayak lo," Setelahnya Ali berlari menuju belakang Kevin menghindari Itte yang bersiap untuk mengeluarkan jurus andalannya.
"Udah ah berantemnya. Sekarang mending kita jenguk Prilly," Mila melerai pertengkaran keduanya.
"Emang udah boleh ya?" Ali bertanya.
"Ya boleh lah. Dasar lo-nya aja yang kabur tadi, jadi gatau deh kalo Prilly udah selesai diperiksa. Om Hendra-nya aja udah pulang," Itte menjawab dengan dongkol.
"Ehm, guys. Kalian sadar gak sih? Kayaknya tadi ada yang bilang masih sayang sama Prilly deh. Apa kuping gue bermasalah ya?" Itte tersenyum menggoda Ali yang wajahnya berubah merah padam.
"Jangan godain gue atau gue tarik kata-kata gue yang tadi. Dan kita gak jadi minta maaf," Ali berusaha berucap dengan dingin.
"Eh, jangan dong. Tenang Li, cepet ato lambat lo gak bakal jadi jones lagi," Itte langsung memasuki ruang UKS setelah menyelesaikan omongannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Something Wrong
Fanfiction"Ketika cinta menuntunmu ke jalan yang menyakitkan" Ketika Tuhan mengkehendakinya. Kita bisa apa? *** Sebuah kisah tentang persahabatan, cinta, dan keegoisan. Sebuah cerita tentang persahabatan yang hancur karena cinta yang tidak terucap. Persahabat...