"Ketika aku dan kamu menjadi kita, itu adalah hal yang membahagiakan bagiku"
*****
Sepertinya semalam Prilly benar-benar tidur nyenyak. Sehingga ia tidak mendengar bunyi alarm yang disetelnya sendiri. Jadi seperti inilah dia, terburu-buru memasang seragam, kaos kaki, serta sepatunya.
Setengah berlari ia menuruni tangga. Begitu sampai di lantai bawah, Prilly langsung menuju ke dapur tempat sang mama berada. Seharusnya Prilly sarapan di rumah hari ini, karena jarang sekali mama dan papanya ada di rumah seperti sekarang ini dan siangnya pun mereka harus pergi lagi ke luar kota mengurus bisnis mereka. Entah kapan mama dan papanya akan ada dirumah lagi? Tetapi, Prilly tetap bisa tenang karena mama dan papanya pasti pulang selama seminggu atau paling tidak tiga hari setiap bulannya. Namun, tetap saja Prilly merasa kesepian.
"Prilly berangkat dulu, ma, pa. Assalamualaikum," Pamit Prilly, sembari mencium tangan kedua orang tuanya. Dan setelahnya, Prilly langsung mengambil bekal yang disiapkan sang mama, karena tidak ada waktu untuk sarapan. Dan kemudian berlari (lagi).
"Waalaikumsalam. Hati-hati sayang, yang pinter ya sekolahnya! Jangan lupa dimakan ya bekalnya!" Teriak Mama Ully pada putrinya itu, karena Prilly sudah mencapai pintu depan.
"Siip ma, Mang Ujang ayo berangkat, Prilly udah telat nih!" Prilly memanggil Mang Ujang sekaligus menjawab mamanya dengan sedikit berteriak.
"Tolong cepetan dikit ya, mang! Prilly udah telat banget nih," Prilly memerintah dengan halus, karena bagaimanapun Mang Ujang lebih tua darinya. Jarak rumahnya dengan sekolah terbilang cukup jauh, dan jam tangannya sudah menunjukkan pukul 07.40. Dengan segera Mang Ujang menancap gas. Akhirnya mobil pun melaju menuju sekolah Prilly.
Dilain tempat, diwaktu yang sama. Ali baru saja berangkat dari rumahnya menuju sekolah. Sama seperti Prilly, Ali juga terlambat bangun. Dan sepertinya dua sejoli ini akan dihukum bersama juga.
*****
Tepat seperti dugaan. Kini Ali telah sampai duluan di sekolah. Namun, pintu gerbang sudah tertutup rapat. Apa boleh buat? Akhirnya Ali turun dari mobilnya dan segera memanggil Pak Alif, satpam SMA AKASIAN, pastinya untuk meminta dibukakan gerbang. Tak lama kemudian, Pak Alif pun datang dengan tergopoh-gopoh.
"Pak, bukain gerbangnya dong," Pinta Ali dengan wajah memelasnya.
"Oalah, bel itu udah bunyi 7 menit yang lalu, den. Kayaknya Bapak gak bisa bukain, soalnya kalo ketahuan kepala sekolah bisa Bapak yang kena. Den Ali kenapa? Gak biasanya terlambat," Pak Alif memang mengenal Ali. Siapa sih yang tidak mengenal Si Most Wanted SMA AKASIAN? Namun, ia bingung. Tidak biasanya seorang Aliando Syarief datang terlambat.
Belum sempat Ali menjawab, sebuah mobil berhenti tepat di depan gerbang sekolah. Hal ini membuat perhatian Ali dan Pak Alif teralihkan. Kening mereka mengerut hampir bersamaan, saat melihat seseorang yang turun dari mobil itu.
"Gak biasanya dia terlambat? Dia kenapa?" Batin Ali bertanya.
"Makasih ya, mang. Mamang hati-hati. Prilly berangkat dulu. Assalamualaikum." Yap! Prillylah yang turun dari mobil yang sedari tadi Ali dan Pak Alif perhatikan. Prilly pamit sambil mencium tangan Mang Ujang.
Baginya Mang Ujang tetap saja orang yang lebih tua darinya dan Prilly harus menghormatinya. Lagipula Mang Ujang sudah seperti orangtuanya, ketika mama dan papanya tidak ada dirumah.Ali maupun Pak Alif tertegun melihat Prilly yang menyalimi tangan sopirnya. Ia saja tak pernah seperti itu. Sesopan dan sebaik itukah Prilly? Namun, mengapa ia melakukan hal itu dulu? Ali segera mengalihkan pandangannya dari Prilly, sebelum gadis itu menyadari tatapannya.
![](https://img.wattpad.com/cover/97409499-288-k549594.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Something Wrong
Fanfiction"Ketika cinta menuntunmu ke jalan yang menyakitkan" Ketika Tuhan mengkehendakinya. Kita bisa apa? *** Sebuah kisah tentang persahabatan, cinta, dan keegoisan. Sebuah cerita tentang persahabatan yang hancur karena cinta yang tidak terucap. Persahabat...